Deretan Ulama yang Mengkritik Penguasa Secara Terbuka
Selasa, 18 Oktober 2022 - 15:42 WIB
7. Demo Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Riwayat yang sangat masyhur, yakni ketika Gubernur Damaskus berbuat licik dengan membuat kebijakan yang menguntungkan musuh Islam. Ibnu Taimiyah mengumpulkan masyarakat khususnya para pemuda untuk beramai-ramai mendatangi istana gubernut menyuarakan penolakan atas keputusan dzalim penguasa tersebut.
8. Imam Izz Abdus Salam Mendamprat Sultan Soal Khamr
Imam Izz Abdus Salam pernah menemui Sultan Najmudin yang sedang berbaris dengan pasukannya. Sang imam berteriak ke arah Sultan: "Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia nanti menanyaimu, "Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kenapa kamu memperbolehkan khamr!" Sultan Najmuddin Ayyub terkejut lalu menjawab: "Apakah ini terjadi?"
Sang imam menjawab: "Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini."
9. Imam an-Nawawi Mengkritik Penguasa yang Akan Memungut Pajak
Imam Nawawi berkata kepada Malik Dzahir yang hendak memungut pajak dari rakyat: "Kamu dahulu itu cuma budak yang tidak memiliki apa pun. Dan sekarang kamu jadi raja yang di sekelilingmu saat ini banyak pelayan laki-laki dan perempuan serta istana-istana, dan ladang yang luas. Kamu boleh memungkut pajak dari rakyat, asalkan engkau lucuti dulu kekayaan dirimu dan keluargamu."
Ustaz Ahmad Syahri mengatakan, masih banyak riwayat ulama terdahulu yang menyampaikan nasihat secara terang-terangan kepada penguasa.
"Apakah mereka tidak tahu Hadis tentang perintah menasehati penguasa diam-diam? Tentu mereka tahu dan pasti lebih paham tentang hadits itu dari pada kita. Karena hadits tentang masalah ini bukan cuma satu," kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Karenanya Imam An-Nawawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat anjuran bersikap sopan dan lemah lembut kepada para pemimpin. Serta anjuran untuk menasehati mereka secara diam-diam, termasuk juga menyampaikan aspirasi rakyat agar para pemimpin sadar dari kesalahan."
"Tapi semua ini dilakukan secara diam-diam bila memang memungkinkan. Tapi jika nasihat dan kritik tidak bisa disampaikan kepada mereka dengan cara itu, maka sampaikanlah dengan terang-terangan agar kebenaran tidak tersia-siakan". (Syarah Shahih Muslim 18/18)
Wallahu A'lam
Riwayat yang sangat masyhur, yakni ketika Gubernur Damaskus berbuat licik dengan membuat kebijakan yang menguntungkan musuh Islam. Ibnu Taimiyah mengumpulkan masyarakat khususnya para pemuda untuk beramai-ramai mendatangi istana gubernut menyuarakan penolakan atas keputusan dzalim penguasa tersebut.
8. Imam Izz Abdus Salam Mendamprat Sultan Soal Khamr
Imam Izz Abdus Salam pernah menemui Sultan Najmudin yang sedang berbaris dengan pasukannya. Sang imam berteriak ke arah Sultan: "Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia nanti menanyaimu, "Aku telah berikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kenapa kamu memperbolehkan khamr!" Sultan Najmuddin Ayyub terkejut lalu menjawab: "Apakah ini terjadi?"
Sang imam menjawab: "Ya, di toko seorang perempuan telah dijual minuman khamr dan hal-hal lain yang munkar, sementara kamu bergelimang dalam kenikmatan kerajaan ini."
9. Imam an-Nawawi Mengkritik Penguasa yang Akan Memungut Pajak
Imam Nawawi berkata kepada Malik Dzahir yang hendak memungut pajak dari rakyat: "Kamu dahulu itu cuma budak yang tidak memiliki apa pun. Dan sekarang kamu jadi raja yang di sekelilingmu saat ini banyak pelayan laki-laki dan perempuan serta istana-istana, dan ladang yang luas. Kamu boleh memungkut pajak dari rakyat, asalkan engkau lucuti dulu kekayaan dirimu dan keluargamu."
Ustaz Ahmad Syahri mengatakan, masih banyak riwayat ulama terdahulu yang menyampaikan nasihat secara terang-terangan kepada penguasa.
"Apakah mereka tidak tahu Hadis tentang perintah menasehati penguasa diam-diam? Tentu mereka tahu dan pasti lebih paham tentang hadits itu dari pada kita. Karena hadits tentang masalah ini bukan cuma satu," kata Ustaz Ahmad Syahrin.
Karenanya Imam An-Nawawi berkata: "Dalam hadits ini terdapat anjuran bersikap sopan dan lemah lembut kepada para pemimpin. Serta anjuran untuk menasehati mereka secara diam-diam, termasuk juga menyampaikan aspirasi rakyat agar para pemimpin sadar dari kesalahan."
"Tapi semua ini dilakukan secara diam-diam bila memang memungkinkan. Tapi jika nasihat dan kritik tidak bisa disampaikan kepada mereka dengan cara itu, maka sampaikanlah dengan terang-terangan agar kebenaran tidak tersia-siakan". (Syarah Shahih Muslim 18/18)
Wallahu A'lam
(rhs)