15 Nasihat Indah Imam Abdullah bin Mubarak

Kamis, 20 Oktober 2022 - 14:37 WIB
Pengasuh Mahad Subulana Bontang Kalimantan Timur, Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq menceritakan beberapa nasihat berharga Imam Abdullah bin Mubarak. Foto/istimewa
Nasihat Imam Abdullah bin Mubarak atau dikenal dengan Ibnul Mubarak (118-181 H) dapat dijadikan inspirasi dan pelajaran bagi penuntut ilmu. Ulama besar masa Tabi'in ini dikenal sebagai syaikhnya para ulama.

Di antara gelar beliau adalah Al-Hafizh, Syaikhul Islam, Ahli Hadis, Fakhr Al-Mujahidin, Imam Az-Zuhud, As Safar, sang Dermawan dan masih banyak lainnya. Ibnul Mubarak lahir di wilayah Khurasan bernama Maru Tahun 118 H (797 Masehi). Beliau wafat Tahun 181 H pada masa Khalifah Abbasiyah Harun Al-Rasyid.

Ayahnya seorang budak yang dikenal sangat jujur milik seorang pedagang kaya Hamadzan dari kabilah Bani Hanzhalah. Selain dikenal sebagai Ulama yang zuhud, Ibnul Mubarak juga terkenal dengan kedermawanannya. Setiap tahunnya beliau bersedekah untuk fakir miskin sebanyak 100.000 Dirham atau setara Rp7 Miliar.

Berikut 15 nasihat indah Imam Ibnul Mubarak diceritakan Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq, pengasuh Ma'had Subulana Bontang Kalimantan Timur dalam satu kajiannya.

1. Amal yang Kecil

رب ‌عمل ‌صغير ‌تكثره ‌النية، ‌ورب ‌عمل ‌كثير ‌تصغره ‌النية

"Berapa banyak amal yang kecil menjadi besar dengan sebab (bagusnya) niat, dan berapa banyak amal yang besar menjadi bernilai kecil dengan (buruknya) niat."

2. Pentingnya Adab Sebelum Ilmu

نحن إلى قليل من الْأدب أَحوجُ منَّا إلى كثير من العلم

"Kita lebih butuh kepada adab meskipun sedikit, dibanding ilmu yang banyak."

3. Keutamaan Adab

لا ينبل الرّجل بنوع من العلم ما لم يزين علمه بالأدب

كاد الأدب يكون ثلثي الدين

"Seseorang tak akan sempurna pada satu bidang ilmu selama dia tidak menghiasinya dengan adab. Hampir-hampir adab itu menempati porsi sepertiga dari agama."

4. Anjuran Berbagi Ilmu

من بخل بالعلم، ابتلي بثلاث: إما موت يذهب علمه، وإما ينسى، وإما يلزم السلطان، فيذهب علمه

"Siapa yang kikir dengan ilmu akan ditimpa dengan salah satu dari tiga musibah: Dia mati dan hilang ilmunya, atau dia lupa akan ilmunya, atau ia akan hidup membersamai penguasa dan tak akan berguna ilmunya."

5. Keutamaan Menuntut Ilmu

عجبت لمن لم يطلب العلم، كيف تدعوه نفسه إلى مكرمة؟

"Aku sangat heran dengan orang yang tak mau menuntut ilmu, lalu bagaimana dia akan membawa dirinya kepada kemuliaan?"

6. Jangan Berhenti Belajar

لا ‌يزال ‌المرء ‌عالما ‌ما ‌طلب ‌العلم، ‌فإذا ‌ظن ‌أنه ‌قد ‌علم؛ ‌فقد ‌جهل

"Seseorang dikatakan berilmu selama ia masih mau belajar, maka ketika seseorang telah merasa berilmu (hingga berhenti belajar) maka saat itulah ia berubah menjadi orang bodoh."

7. Tiga Tingkatan Ilmu

إن العلم ثلاثة أشبار : من دخل في الشبر الأول، تكبر ومن دخل في الشبر الثانى، تواضع ومن دخل في الشبر الثالث، علم أنه ما يعلم.

"Ilmu itu terdiri dari tiga tingkat. Jika seseorang baru menapaki tingkat pertama, maka dia menjadi tinggi hati. Apabila dia telah menapaki tingkat kedua, maka dia pun menjadi rendah hati (tawadhu). Dan bilamana dia telah menapaki tingkat ketiga, maka dia akan merasa tidak tahu apa-apa."

8. Kebaikan Mengalahkan Keburukan

إذا غلبت محاسن الرجل على مساوئه؛ لم تذكر المساوئ، وإذا غلبت المساوئ على المحاسن؛ لم تذكر المحاسن

"Jika seseorang kebaikannya lebih banyak dari keburukannya, maka tidak disebut keburukannya. Dan jika seseorang keburukannya mengalahkan kebaikannya, maka tidak disebut kebaikannya."

9. Riwayat Ilmu bagian dari Agama

الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء

"Riwayat dalam ilmu itu bagian dari agama, seandainya bukan karena adanya riwayat, maka siapapun akan berbicara (dalam masalah agama) semaunya."

10. Ciri Orang yang Hina

وسئل عبد الله بن المبارك رحمة الله عليه: من الناس ؟ فقال: العلماء، قيل له: فمن الملوك ؟ قال: الزهاد، قيل له: فمن الغوغاء ؟قيل: فمن السفلة ؟قال: الذين يعيشون بدينهم

"Abdullah bin Mubarak ditanya: 'Siapakah manusia yang sebenarnya?' Ia menjawab: "Ulama". Ditanyakan lagi: 'Siapakah raja yang sebenarnya?' Ia menjawab: "Orang yang zuhud". Ditanyakan lagi: 'Siapakah orang yang hina?' Ia menjwab: "Orang yang hidup dari menjual agamanya."

11. Musibah Terbesar

‌من ‌أعظم ‌المصائب ‌للرجل ‌أن ‌يعلم ‌من ‌نفسه ‌تقصيرا، ‌ثمّ ‌لا ‌يبالي ‌ولا ‌يحزن ‌عليه

"Termasuk musibah terbesar yang menimpa seseorang adalah: Ia mengetahui sebuah kekurangan dan kesalahan yang ada pada dirinya, lalu ia tidak peduli dan tidak bersedih atasnya."

12. Larangan Ghibah

لو كنت مغتابًا أحدًا لاغتبت والدَيّ لأنهما أحقُّ بحسناتي

"Seandainya aku boleh mengghibah seseorang, maka yang akan aku ghibahi adalah orang tuaku, karena keduanya yang paling berhak mendapatkan kebaikan dariku."

13. Zuhud Terhadap Dunia

الزاهد هو الذي إن اصاب الدنيا لم يفرح وإن فاتته لم يحزن

"Orang yang zuhud terhadap dunia itu adalah, ketika ia mendapatkannya tidak bergembira ria, sebagaimana saat kehilangannya tidak akan bersedih."

14. Jangan Berlebihan dalam Bicara dan Memandang

اترك فضول الكلام توفق للحكمة. اترك فضول النظر توفق للخشوع

"Tinggalkan berlebihan dalam berbicara, maka engkau akan diberikan kebijaksanaan. Tinggalkan berlebihan dalam melihat, maka engkau akan diberikan kekhusyukan."

15. Keutamaan Mencari Nafkah

لا يقع موقع الكسب على العيال شيء، ولا الجهاد في سبيل الله

"Tidak ada satu amalan pun yang setara dengan amalan mencari nafkah untuk keluarga, walau dibandingkan dengan jihad fi sabilillah."

Referensi:

Hayat at Tabi'in hal 2051-2056, Ulumuddin (2/186), Siyar A'lam an Nubala (7/370-380)



Wallahu A'lam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَلَقَدۡ مَكَّـنّٰكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ وَجَعَلۡنَا لَـكُمۡ فِيۡهَا مَعَايِشَ ؕ قَلِيۡلًا مَّا تَشۡكُرُوۡنَ
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan sumber penghidupan untukmu. Tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.

(QS. Al-A'raf Ayat 10)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More