Aqidah Ahlus Sunnah tentang Alam Kubur

Kamis, 27 Oktober 2022 - 13:13 WIB
Maka Neraka diperlihatkan kepadanya, lalu dia melihat di dalamnya satu sama lain saling menghantam dan dikatakan kepadanya, “Ini adalah tempatmu, dahulu kamu ada di dalam keraguan, mati dalam keadaannya, dan dibangkitkan dalam keadaannya, insya Allah. Kemudian dia diazab.” (HR Ahmad)

Dia berkata:

رَبِّ لاَ تُقِمِ السَّاعَةَ.

“Ya Allah! Jangan Engkau datangkan hari Kiamat.”

Dia mengatakan seperti itu, karena tahu akan segala siksa yang akan didapatkannya di alam berikutnya sebagaimana yang Allah SWT telah janjikan.

Adapun seorang muslim yang melakukan kemaksiatan, jika dia selamat dan dirinya dibersihkan dengan azab kubur, maka kehidupan yang akan dialami selanjutnya akan lebih mudah. Sebab jika dia memiliki dosa, maka dosanya itu akan dihapus dengan siksa kubur.

Dan jika dia tidak selamat dengan tidak dibersihkan dirinya dari dosa dengan terlepas dari siksa kubur, maka sesungguhnya di dalam dirinya ada dosa tersisa yang menjadikan sebab dia akan mendapatkan siksa pada alam selanjutnya.

Sesungguhnya alam yang akan datang kepadanya akan lebih berat, karena neraka adalah siksa yang paling pedih sedangkan kubur adalah satu lubang dari lubang-lubang neraka.



Keempat, Ahlus Sunnah mengimani malaikat maut yang ditugaskan untuk mencabut semua ruh di alam ini. Hal ini sebagaimana diungkap dalam firman Allah Ta’ala:

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَ

“Katakanlah, ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Rabb-mulah kamu akan dikembalikan.” ( QS As-Sajdah/32 : 11)

Dalam kitab Ahkaamul Janaa-iz wa Bida’uha karya al-Albani dijelaskan nama ini adalah nama baginya (Malaikat Maut) sesuai dengan ayat tersebut.

Dan sesungguhnya Malaikat Maut memiliki rekan (para pembantu) yang membantunya di dalam mencabut ruh. Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Ta’ala:

الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُوْنَ

“… Ia diwafatkan oleh Malaikat-Malaikat Kami, dan Malaikat-Malaikat Kami itu tidak melalaikankewajibannya.” ( QS Al-An’aam/6 : 61).

(mhy)
Halaman :
Follow
cover top ayah
هَلۡ اَتٰى عَلَى الۡاِنۡسَانِ حِيۡنٌ مِّنَ الدَّهۡرِ لَمۡ يَكُنۡ شَيۡـٴً۬ـا مَّذۡكُوۡرًا (١) اِنَّا خَلَقۡنَا الۡاِنۡسَانَ مِنۡ نُّطۡفَةٍ اَمۡشَاجٍۖ نَّبۡتَلِيۡهِ فَجَعَلۡنٰهُ سَمِيۡعًۢا بَصِيۡرًا (٢) اِنَّا هَدَيۡنٰهُ السَّبِيۡلَ اِمَّا شَاكِرًا وَّاِمَّا كَفُوۡرًا‏ (٣)
Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.

(QS. Al-Insan Ayat 1-3)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More