Nabi Palsu yang Muncul Pada Masa Rasulullah SAW Masih Hidup
Senin, 31 Oktober 2022 - 16:44 WIB
Musailamah
Sejarawan berbeda pendapat tentang nama Musailamah. Ada yang mengatakan ia adalah Musailamah bin Hubaib al-Hanafi. Yang lain mengatakan Musailamah bin Tsamamah bin Katsir bin Hubaib al-Hanafi. Ada yang mengatakan kunyahnya adalah Abu Tsamamah. Ada pula yang menyebutnya Abu Harun.
Usia Musailamah lebih tua dan lebih panjang dibanding Rasulullah. Ada yang menyebutkan ia terbunuh pada usia 150 tahun saat Perang Yamamah. Ia adalah seorang tokoh agama di Yamamah dan telah memiliki pengikut sebelum wahyu kerasulan datang kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebelum mengaku sebagai nabi, Musailamah sering menyusuri jalan-jalan. Masuk ke pasar-pasar yang ramai oleh masyarakat Arab maupun non-Arab. Berjumpa dengan orang-orang berbagai macam profesi di sana. Pasar yang ia kunjungi semisal pasar di wilayah al-Anbar dan Hirah.
Musailamah berkepribadian kuat (strong personality). Pandai bicara. Memiliki pengaruh di tengah bani Hanifah dan kabilah-kabilah tetangga. Tutur katanya lembut. Pandai menarik simpati, bagi laki-laki maupun wanita. Ia menyebut dirinya Rahman al-Yamamah.
Musailamah adalah laki-laki bersosok kecil, kerdil, tampangnya tidak menarik selain tutur katanya yang manis, tidak banyak tertarik pada perempuan atau pada kecantikannya.
Oleh karena itu, salah satu ketentuan yang diterapkan pada kaumnya ialah barang siapa mempunyai anak laki-laki tak boleh ia mendekati istrinya kecuali jika anak itu mati. Kalau anaknya meninggal, ia boleh mencampuri istrinya untuk memperoleh anak lagi. Maka barang siapa sudah mempunyai anak laki-laki, semua perempuan diharamkan buat dia!
Musailamah dan pengikut-pengikutnya di Yamamah, tak mau mengakui Muhammad sebagai Rasulullah atas mereka. Sebagaimana Quraisy, mereka berpendapat juga berhak punya nabi dan rasul sendiri.
Jumlah prajurit-prajurit pemberani di kalangan mereka lebih banyak daripada di kalangan Quraisy. Di samping itu kelompok mereka merupakan satu kesatuan, tak ada perselisihan dan persaingan yang akan membuat mereka jadi lemah.
Tipu Tukang Sulap
Bagaimana Musailamah jadi makin kuat? Pada Tahun Perutusan ia pergi kepada Nabi bersama-sama delegasi Banu Hanifah. Sesudah sampai di Madinah delegasi itu tak mengajaknya bersama-sama menemui Nabi, tapi ia ditinggalkan di kendaraan.
Setelah memberi salam Nabi memberikan bingkisan kepada mereka. Mereka menyebut juga ada Musailamah. Lalu dimintanya supaya mereka memberikan juga bingkisan itu kepadanya, seraya katanya ramah: "Sebenarnya dia bukan orang paling jahat di antara kamu", yakni karena ia ditinggalkan di kendaraan teman-temannya.
Anehnya, Musailamah tiba-tiba menjadi sangat kuat dengan ribuan pengikut. Konon, kisah ini bermula dari seorang laki-laki bernama Nahar ar-Rajjal — atau ar-Rahhal bin Unfuwah.
Ia ke Madinah mengikuti Rasulullah. Ia belajar membaca Qur'an, mendalami hukum fikih dan menguasai ajaran-ajaran Islam, karena ia memang pandai dan cerdas. Oleh Rasulullah ia dikirim ke Yamamah untuk mengajarkan Islam di sana.
Di antara mereka terdapat juga Musailamah. Ia memperkuat Muslimin dan bersama-sama mereka mau mengacaukan nabi palsu itu. Tetapi sebenarnya Nahar ini lebih berbahaya bagi Banu Hanifah daripada Musailamah sendiri. Ketika dilihatnya Musailamah banyak pengikutnya, serta merta ia mengakui kenabiannya dan menjadi saksi bahwa Muhammad mengatakan Musailamah adalah sekutunya dalam kenabian.
Apa gerangan kata penduduk Yamamah mengenai ini! Ya, ada pengikut Muhammad yang sudah memberikan kesaksiannya, mengakui kenabian Musailamah, dan yang memberikan kesaksian ini orang yang mengerti, ahli fikih, mengajarkan Qur'an Muhammad kepada mereka, mengajarkan kisah-kisahnya, memperdalam ajaran agamanya dan ia menjadi saksi kenabian Musailamah.
Tak ada jalan sekarang untuk menolak kebenarannya. Karenanya, orang datang kepada Musailamah berbondong-bondong, percaya bahwa dia utusan Allah kepada Banu Hanifah. Dengan begitu jalan buat dia terbuka dan apa pun yang dikehendakinya tersedia di hadapannya.
Muhammad Husain Haekal mengatakan kepercayaan sepenuhnya dapat diberikan oleh Musailamah kepada Nahar ar-Rajjal ini, dan segala yang ingin ditiru dari Muhammad dapat terlaksana. Untuk itu, Nahar pun dapat memperoleh segala kesenangan dunia yang diinginkannya.