Zikir dan Doa Rasulullah SAW Saat Terjadi Bencana Alam
Minggu, 04 Desember 2022 - 12:14 WIB
Ketika sebagian umat Islam tertimpa bencana alam gempa bumi, mereka tetap dianjurkan untuk segera mengintrospeksi diri mereka; bermuhasabah atas dosa dan maksiat yang telah dilakukan lalu kemudian segera bertobat kepada Allah ‘azza wajalla.
Karena bisa jadi, bencana alam berupa gempa bumi yang menimpa mereka adalah bentuk peringatan dan hukuman dari Allah ‘azza wajalla atas tingkah laku penduduk wilayah tersebut atas kemaksiatan dan ketidakpatuhan mereka kepada perintah dan larangan Allah ‘azza wajalla.
Selain bersegera untuk bertobat kepada Allah ‘azza wajalla, umat Islam yang tertimpa bencana gempa bumi juga hendaknya memperbanyak doa dengan doa-doa umum yang bisa dimengerti, dan banyak-banyak berzikir; mengingat Allah ‘azza wajalla, juga bersedekah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah ‘azza wajalla atas segala nikmat-Nya.
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjelaskan,
“Tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi, gerhana matahari, gerhana bulan, angin ribut, banjir bandang, dan gejala alam lainnya adalah bersegera bertobat kepada Allah ‘azza wajalla, bersimpuh di hadapan-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan memperbanyak zikir serta istighfar.”
Syaikh Ibnu Baz mendasarkan anjuran ini pada nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya ketika terjadi fenomena gerhana matahari,
“Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah untuk mengingat Allah, berdoa dan minta ampunan.” (Muttafaq ‘Alaih)
Beliau melanjutkan, “Dianjurkan pula untuk mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta bersedekah untuk mereka, berdasar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Kasihilah, maka engkau akan dikasihi.” (HR. Ahmad)
“Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapa pun yang ada di bumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian.” (HR. At-Tirmizi)
“Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Al-Bukhari)
Diriwayatkan pula dari Umar bin Abdul Aziz, beliau pernah menulis surat kepada istrinya ketika terjadi gempa bumi yang isinya perintah untuk bersedekah.” (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz, 9/150)
Karena tidak ada contoh secara jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang doa gempa bumi, maka sebagian ulama menganjurkan untuk berdoa dengan doa ketika terjadi angin ribut (atau dengan doa umum lainnya yang dapat dipahami tanpa meyakininya sebagai sebuah sunah Rasul) karena keduanya memiliki kesamaan sebagai suatu fenomena bencana alam. Doa tersebut adalah,
ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya, kebaikan apa yang terdapat padanya, kebaikan apa yang dibawanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya.” (HR. Muslim )
Karena bisa jadi, bencana alam berupa gempa bumi yang menimpa mereka adalah bentuk peringatan dan hukuman dari Allah ‘azza wajalla atas tingkah laku penduduk wilayah tersebut atas kemaksiatan dan ketidakpatuhan mereka kepada perintah dan larangan Allah ‘azza wajalla.
Selain bersegera untuk bertobat kepada Allah ‘azza wajalla, umat Islam yang tertimpa bencana gempa bumi juga hendaknya memperbanyak doa dengan doa-doa umum yang bisa dimengerti, dan banyak-banyak berzikir; mengingat Allah ‘azza wajalla, juga bersedekah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah ‘azza wajalla atas segala nikmat-Nya.
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah menjelaskan,
“Tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi gempa bumi, gerhana matahari, gerhana bulan, angin ribut, banjir bandang, dan gejala alam lainnya adalah bersegera bertobat kepada Allah ‘azza wajalla, bersimpuh di hadapan-Nya, memohon ampun kepada-Nya, dan memperbanyak zikir serta istighfar.”
Syaikh Ibnu Baz mendasarkan anjuran ini pada nasehat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para sahabatnya ketika terjadi fenomena gerhana matahari,
فَإِذَا رَأَيْتُمْ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Maka jika kalian melihat sesuatu padanya (gerhana), maka segeralah untuk mengingat Allah, berdoa dan minta ampunan.” (Muttafaq ‘Alaih)
Beliau melanjutkan, “Dianjurkan pula untuk mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta bersedekah untuk mereka, berdasar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ارْحَمُوا تُرْحَمُوا
“Kasihilah, maka engkau akan dikasihi.” (HR. Ahmad)
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمْ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang mengasihi akan dikasihi oleh Ar-Rahman, berkasih sayanglah kepada siapa pun yang ada di bumi, niscaya Yang ada di langit akan mengasihi kalian.” (HR. At-Tirmizi)
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ
“Barangsiapa tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Al-Bukhari)
Diriwayatkan pula dari Umar bin Abdul Aziz, beliau pernah menulis surat kepada istrinya ketika terjadi gempa bumi yang isinya perintah untuk bersedekah.” (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz, 9/150)
Karena tidak ada contoh secara jelas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang doa gempa bumi, maka sebagian ulama menganjurkan untuk berdoa dengan doa ketika terjadi angin ribut (atau dengan doa umum lainnya yang dapat dipahami tanpa meyakininya sebagai sebuah sunah Rasul) karena keduanya memiliki kesamaan sebagai suatu fenomena bencana alam. Doa tersebut adalah,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ ماَ فِيْهَا، وَخَيْرَ ماَ أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيْهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya, kebaikan apa yang terdapat padanya, kebaikan apa yang dibawanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya.” (HR. Muslim )