Zikir dan Doa Rasulullah SAW Saat Terjadi Bencana Alam
Minggu, 04 Desember 2022 - 12:14 WIB
Dalam pandangan Islam bencana alam , seperti gempa bumi, banjir dan musibah lainnya merupakan bagian dari tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala di alam semesta ini. Dan, bagi kaum mukmin bencana ini adalah tazkirah; peringatan agar para hamba Allah senantiasa memperkuat keimanan dan ketakwaan. Bagi hamba-hamba-Nya yang bermaksiat, terjadinya bencana alam seperti gempa bumi adalah azab dan hukuman atas kemaksiatan yang mereka perbuat.
Oleh sebab itu, setiap muslim hendaknya selalu terjaga untuk senantiasa mengingat Allah ‘azza wa jalla, melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya. Dengan harapan, segala bentuk peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, atau yang menimpa dirinya, seluruhnya menjadi kebaikan bagi dirinya dan muslim yang lain. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak doa dan zikir ketika peristiwa tersebut terjadi.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.”
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syetan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.”
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 42-44)
Para ulama fikih menganjurkan kepada kaum muslimin untuk memperbanyak zikir dan doa ketika terjadi gempa bumi. Selain doa dan zikir, para ulama fikih juga menganjurkan bagi saudara-saudara muslim yang terkena musibah gempa bumi untuk memperbanyak sedekah, istighfar, dan mengintrospeksi diri atas dosa-dosa yang telah diperbuat untuk kemudian memohon ampun kepada Allah ‘azza wa jalla dengan sebenar-benarnya tobat.
Syaikh Zakariya al-Anshari menjelaskan dalam kitab 'Asna al-Mathalib Syarh Raudhuth Thalib (1/288)', “Dianjurkan bagi setiap muslim untuk merendahkan diri di hadapan Allah ‘azza wa jalla dengan memperbanyak doa dan semisalnya ketika terjadi gempa bumi, petir atau halilintar, angin kencang, atau bencana alam lainnya. Selain itu, hendaknya ia juga melaksanakan salat sendiri-sendiri di rumahnya agar tidak lalai (dari mengingat Allah ‘azza wa jalla).
Ketika terjadi bencana angin ribut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya, kebaikan apa yang terdapat padanya, kebaikan apa yang dibawanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya.” (HR. Muslim)
Gempa Bumi, Adakah Doa Khusus?
Pendapat Syaikh muhammad Shalih al-Munajjid seperti dikutipdari materi khutbah dakwah.id, menjelaskan bahwa sebenarnya memang tidak dijumpai bacaan atau doa tertentu yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi gempa bumi. Apa alasannya? Karena semasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup baik di Makkah atau pun di Madinah Rasulullah belum pernah menemui adanya fenomena alam berupa gempa bumi.
Memang dijumpai beberapa riwayat yang menginformasikan terjadinya gempa bumi di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sanad dan riwayat informasi ini dinilai lemah oleh banyak ulama hadis.
Meski tidak ada lafal zikir atau doa khusus yang disunahkan untuk dibaca karena ada sebab bencana gempa bumi, bukan berarti umat Islam yang tertimpa atau menyaksikan adanya kejadian alam tersebut lantas tidak berdoa.
Oleh sebab itu, setiap muslim hendaknya selalu terjaga untuk senantiasa mengingat Allah ‘azza wa jalla, melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya. Dengan harapan, segala bentuk peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, atau yang menimpa dirinya, seluruhnya menjadi kebaikan bagi dirinya dan muslim yang lain. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak doa dan zikir ketika peristiwa tersebut terjadi.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.”
فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَٰكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syetan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.”
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّىٰ إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am: 42-44)
Para ulama fikih menganjurkan kepada kaum muslimin untuk memperbanyak zikir dan doa ketika terjadi gempa bumi. Selain doa dan zikir, para ulama fikih juga menganjurkan bagi saudara-saudara muslim yang terkena musibah gempa bumi untuk memperbanyak sedekah, istighfar, dan mengintrospeksi diri atas dosa-dosa yang telah diperbuat untuk kemudian memohon ampun kepada Allah ‘azza wa jalla dengan sebenar-benarnya tobat.
Syaikh Zakariya al-Anshari menjelaskan dalam kitab 'Asna al-Mathalib Syarh Raudhuth Thalib (1/288)', “Dianjurkan bagi setiap muslim untuk merendahkan diri di hadapan Allah ‘azza wa jalla dengan memperbanyak doa dan semisalnya ketika terjadi gempa bumi, petir atau halilintar, angin kencang, atau bencana alam lainnya. Selain itu, hendaknya ia juga melaksanakan salat sendiri-sendiri di rumahnya agar tidak lalai (dari mengingat Allah ‘azza wa jalla).
Ketika terjadi bencana angin ribut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا، وَخَيْرَ ماَ فِيْهَا، وَخَيْرَ ماَ أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا، وَشَرِّ مَا فِيْهَا، وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ
ALLAHUMMA INNII ASALUKA KHAIRAHAA WA KHAIRA MAA FIIHAA WA KHAIRA MAA URSILAT BIHI WA A’UUDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA FIIHAA WA SYARRI MAA URSILAT BIHI
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya, kebaikan apa yang terdapat padanya, kebaikan apa yang dibawanya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya.” (HR. Muslim)
Gempa Bumi, Adakah Doa Khusus?
Pendapat Syaikh muhammad Shalih al-Munajjid seperti dikutipdari materi khutbah dakwah.id, menjelaskan bahwa sebenarnya memang tidak dijumpai bacaan atau doa tertentu yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika terjadi gempa bumi. Apa alasannya? Karena semasa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup baik di Makkah atau pun di Madinah Rasulullah belum pernah menemui adanya fenomena alam berupa gempa bumi.
Memang dijumpai beberapa riwayat yang menginformasikan terjadinya gempa bumi di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sanad dan riwayat informasi ini dinilai lemah oleh banyak ulama hadis.
Meski tidak ada lafal zikir atau doa khusus yang disunahkan untuk dibaca karena ada sebab bencana gempa bumi, bukan berarti umat Islam yang tertimpa atau menyaksikan adanya kejadian alam tersebut lantas tidak berdoa.