10 Prestasi Muawiyah, Salah Satunya Membangun Armada Laut Pertama dalam Islam

Senin, 05 Desember 2022 - 21:19 WIB
Muawiyah bin Abu Sofyan dikenal sebagai salah satu Sahabat Nabi yang memiliki banyak prestasi, salah satunya membangun armada laut pertama dalam sejarah peradaban Islam. Foto/ist
Muawiyah bin Abu Sufyan radhiyallahu 'anhuma (wafat 60 H atau 680 M di Damaskus) dikenal sebagai tokoh sentral yang juga pendiri Dinasti Umayyah. Sebelum menjadi khalifah, Muawiyah kerap dipuji oleh Umar bin Khattab karena memiliki banyak prestasi.

Ada beberapa prestasi Muawiyah sebelum menjabat Khalifah pertama Dinasti Umayyah. Berikut penjelasan Pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur Ustaz Ahmad Syahrin Thoriqdalam satu kajiannya.

1. Memiliki Kecakapan dalam Memimpin

Muawiyah radhihallahu 'anhu memulai kiprah pengabdiannya sejak masa kekhalifahan Abu Bakar Shiddiq radhiyallahu 'anhu, yakni saat ia mendampingi kakaknya Yazid bin Abu Sufyan menjadi gubernur di negeri Syam. Karier Mu'awiyah mulai merangkak naik saat khalifah Umar menugaskannya dalam sebuah misi pembebasan negeri Kaisaria, di mana Mu'awiyah berhasil menuntaskan tugasnya itu dengan gemilang dan penuh kesuksesan.

Sejak saat itu berturut-turut ia melakukan berbagai operasi pembukaan negeri lainnya. Bahkan Yazid, yang semula sering turun sendiri dalam menuntaskan misi rumit dan berbahaya, mulai mempercayakannya kepada adiknya ini.



2. Diangkat Menjadi Gubernur Syam

Ketika Yazid wafat karena musibah tha'un yang mewabah di Syam, khalifah Umar bin Khattab mengangkat Mu'awiyah menjadi gubernur pengganti pada tahun 18 H. Keputusan Umar mengangkat Muawiyah ini sempat ditentang oleh sebagian sahabat karena usianya yang masih belia dan masih banyak sahabat senior yang lebih baik darinya.

Namun ketika mereka menyaksikan bagaimana kepemimpinan Mu'awiyah, akhirnya orang-orang pun melihat ketepatan pilihan khalifah atas keputusannya.

3. Memimpin Syam Seperti Raja yang Penuh Tanggung Jawab

Ketika memimpin Syam, Muawiyah memang menempuh mazhab politik yang berbeda, bahkan sangat kontras dengan sang khalifah Umar bin Khattab. Muawiyah menjalankan pemerintahan sebagaimana para raja. Ia menampakkan kemewahan, kemegahan dan pengawalan yang ketat sebagai seorang pemimpin pemerintahan.

Ia berpendapat hal itu tidak mengapa karena syariat tidak pernah melarang hal mubah selama bisa dipertanggungjawabkan. Seorang pemimpin baru dicela oleh agama ketika ia berlaku zalim dan melakukan kebatilan dengan memperturutkan hawa nafsunya.

4. Menjaga Wibawa Islam dengan Gaya Politiknya

Mu'awiyah pernah melakukan pawai kenegaraan untuk menyambut kunjungan khalifah ke Syam. Tentu Umar tidak berkenan, lalu menegur gaya politiknya yang dianggapnya glamour. Kala itu Mu'awiyah menjawab:

يا أمر المؤمنين، انا بارض الجزاسيس والعدو فيها كثيرة، فيجب ان تظهر من عز السلطان ما يكون فيه عز الإسلام و اهله ويرهبهم

"Wahai Amirul mukminin, saya berada di wilayah yang banyak spionise musuh. Itulah sebabnya kita perlu berpenampilan layaknya raja dan menampakkan wibawa Islam agar mereka segan dan merasa takut untuk berbuat macam-macam."

5. Dipuji oleh Umar bin Khattab

Meski Umar tidak menyukai gaya kepemimpinan ala Mu'awiyah, namun beliau memaklumi dan menyetujuinya.Pernah Muawiyah disebut-sebut di hadapannya dengan perkataan yang kurang sedap, maka Sayidina Umar berkata:

دعوا فتى قريش واب سيدها. وأنه لمن يضحك فى الغضب ولا ينال الا على الرضا ولا يأخد من فوق رأسه الا من تحت قدميه.

"Sudah, biarkan saja pemuda Quraisy dan anak dari tokoh besar ini. Sungguh ia adalah orang yang tetap bisa tersenyum dalam kemarahannya dan tidak didapatkan dari dirinya kecuali kerelaan. Dan siapapun tidak akan bisa menundukkannya kecuali dengan cara yang juga menunduk kepadanya."
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اِنَّ الۡمُجۡرِمِيۡنَ فِىۡ عَذَابِ جَهَنَّمَ خٰلِدُوۡنَ (٧٤) لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيۡهِ مُبۡلِسُوۡنَ‌ۚ‏ (٧٥) وَمَا ظَلَمۡنٰهُمۡ وَ لٰـكِنۡ كَانُوۡا هُمُ الظّٰلِمِيۡنَ (٧٦) وَنَادَوۡا يٰمٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَ‌ؕ قَالَ اِنَّكُمۡ مّٰكِثُوۡنَ (٧٧) لَقَدۡ جِئۡنٰكُمۡ بِالۡحَـقِّ وَلٰـكِنَّ اَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كٰرِهُوۡنَ (٧٨)
Sungguh, orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam azab neraka Jahanam. Tidak diringankan (azab) itu dari mereka, dan mereka berputus asa di dalamnya. Dan tidaklah Kami menzhalimi mereka, tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri. Dan mereka berseru, Wahai Malaikat Malik! Biarlah Tuhanmu mematikan kami saja. Dia menjawab, Sungguh, kamu akan tetap tinggal di neraka ini. Sungguh, Kami telah datang membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.

(QS. Az-Zukhruf Ayat 74-78)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More