Doa dan Jampi Saat Membezuk Orang Sakit Menurut Sunnah Nabi SAW
Kamis, 15 Desember 2022 - 17:40 WIB
Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengatakan cara seorang muslim menjenguk saudaranya yang sakit berbeda dengan cara yang dilakukan orang lain (selain Islam), karena disertai dengan jampi dan doa . Maka di antara sunnahnya ialah si penjenguk mendoakan si sakit dan menjampinya (membacakan bacaan-bacaan tertentu) yang ada riwayatnya dari Rasulullah SAW .
Imam Bukhari menulis "Bab Du'a al-'Aa'id lil-Maridh" (Bab Doa Pengunjung untuk Orang Sakit), dan menyebutkan hadis Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW apabila menjenguk orang sakit atau si sakit yang dibawa kepada beliau, beliau mengucapkan:
"Hilangkanlah penyakit ini, wahai Tuhan bagi manusia, sembuhkanlah, Engkau adalah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (Al-Bukhari dalam Fathul-Bari, hadits nomor 5675).
Dan Nabi SAW pernah menjenguk Sa'ad bin Abi Waqash kemudian mendoakannya: "Ya Allah sembuhkanlah Sa'ad, dan sempurnakanlah hijrahnya." (HR Bukhari)
Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fatwa-Fatwa Kontemporer" menyebut ada suatu keanehan sebagaimana dikemukakan dalam al-Fath (Fathul-Bari), yaitu adanya sebagian orang yang menganggap musykil mendoakan kesembuhan si sakit.
Mereka beralasan bahwa sakit dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan pahala, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Maka terhadap kemusykilan ini al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan jawaban demikian:
"Sesungguhnya doa itu adalah ibadah, dan tidaklah saling meniadakan antara pahala dan kafarat, sebab keduanya diperoleh pada permulaan sakit dan dengan sikap sabar terhadapnya. Adapun orang yang mendoakan akan mendapat dua macam kebaikan, yaitu mungkin berhasil apa yang dimaksud --atau diganti dengan mendapatkan kemanfaatan lain-- atau ditolaknya suatu bahaya, dan semua itu merupakan karunia Allah Ta'ala."
Memang, kata al-Qardhawi, seorang muslim harus bersabar ketika menderita sakit atau ditimpa musibah, tetapi hendaklah ia meminta keselamatan kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh, dan mintalah keselamatan kepada Allah. Tetapi apabila kamu bertemu musuh, maka bersabarlah, dan ketahuilah bahwasanya surga itu di bawah bayang-bayang pedang." (Muttafaq 'alaih dari hadits Abdullah bin Abi Aufa)
Di dalam hadis lain beliau bersabda:
"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sebab tidaklah seseorang diberi sesuatu setelah keyakinan, yang lebih baik daripada keselamatan." (HR Ahmad dan Tirmidzi dari hadits Abu Bakar, sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, hadits nomor 3632).
Juga dalam hadis Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda: "Perbanyaklah berdoa memohon keselamatan." (Ath-Thabrani dan adh-Dhiya', dan dihasankan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, nomor 1198).
Salah satu doa beliau SAW adalah: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu penjagaan dari yang terlarang dan keselamatan dalam urusan dunia dan agamaku, keluarga dan hartaku." (HR al-Bazzar dari Ibnu Abbas, sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, hadits nomor 1274).
Di antara doa yang ma'tsur lainnya ialah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila seseorang menjenguk orang sakit, maka hendaklah ia mendoakannya dengan mengucapkan, "Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu, agar dia dapat membunuh musuh-Mu, atau berjalan kepada-Mu untuk melakukan shalat." [HR Abu Daud dalam al-Jana'iz (2107), Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Beliau mengesahkannya menurut syarat Muslim, dan adz-Dzahabi menyetujuinya (1: 344)].
Al-Qardhawi menjelaskan, artinya, dalam kesembuhan orang mukmin itu terdapat kebaikan untuk dirinya dengan dapatnya ia melaksanakan sholat, atau kebaikan untuk umatnya karena mampu menunaikan jihad.
Sedangkan yang dimaksud dengan "musuh" di sini mungkin orang-orang kafir yang memerangi umat Islam, atau iblis dan tentaranya. Maka dengan kesehatannya seorang muslim dapat menumpas mereka dengan serangan-serangannya, dan dapat mematahkan argumentasi mereka dengan hujjah yang dapat dipercaya.
Selain itu, ada lagi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini di sampingnya sebanyak tujuh kali: (Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan bagi 'arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut." [HR Abu Daud dalam al-Jana'iz (hadits nomor 3106), at-Tirmidzi dalam ath-Thibb (hadits nomor 2083) dan beliau berkata, "Hasan gharib." Juga dihasankan oleh al-Hafizh dalam Syarah al-Adzkar karya Ibnu 'Allan, juz 4, hlm. 61-62, dan diriwayatkan oleh al-Hakim serta disahkan olehnya menurut syarat Bukhari, dan disetujui oleh adz-Dzahabi dalam juz 1, hlm. 342]
Imam Bukhari menulis "Bab Du'a al-'Aa'id lil-Maridh" (Bab Doa Pengunjung untuk Orang Sakit), dan menyebutkan hadis Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW apabila menjenguk orang sakit atau si sakit yang dibawa kepada beliau, beliau mengucapkan:
"Hilangkanlah penyakit ini, wahai Tuhan bagi manusia, sembuhkanlah, Engkau adalah Maha Penyembuh. Tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (Al-Bukhari dalam Fathul-Bari, hadits nomor 5675).
Dan Nabi SAW pernah menjenguk Sa'ad bin Abi Waqash kemudian mendoakannya: "Ya Allah sembuhkanlah Sa'ad, dan sempurnakanlah hijrahnya." (HR Bukhari)
Al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Fatwa-Fatwa Kontemporer" menyebut ada suatu keanehan sebagaimana dikemukakan dalam al-Fath (Fathul-Bari), yaitu adanya sebagian orang yang menganggap musykil mendoakan kesembuhan si sakit.
Mereka beralasan bahwa sakit dapat menghapuskan dosa dan mendatangkan pahala, sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadis. Maka terhadap kemusykilan ini al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan jawaban demikian:
"Sesungguhnya doa itu adalah ibadah, dan tidaklah saling meniadakan antara pahala dan kafarat, sebab keduanya diperoleh pada permulaan sakit dan dengan sikap sabar terhadapnya. Adapun orang yang mendoakan akan mendapat dua macam kebaikan, yaitu mungkin berhasil apa yang dimaksud --atau diganti dengan mendapatkan kemanfaatan lain-- atau ditolaknya suatu bahaya, dan semua itu merupakan karunia Allah Ta'ala."
Memang, kata al-Qardhawi, seorang muslim harus bersabar ketika menderita sakit atau ditimpa musibah, tetapi hendaklah ia meminta keselamatan kepada Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Janganlah kamu mengharapkan bertemu musuh, dan mintalah keselamatan kepada Allah. Tetapi apabila kamu bertemu musuh, maka bersabarlah, dan ketahuilah bahwasanya surga itu di bawah bayang-bayang pedang." (Muttafaq 'alaih dari hadits Abdullah bin Abi Aufa)
Baca Juga
Di dalam hadis lain beliau bersabda:
"Mintalah ampunan dan keselamatan kepada Allah, sebab tidaklah seseorang diberi sesuatu setelah keyakinan, yang lebih baik daripada keselamatan." (HR Ahmad dan Tirmidzi dari hadits Abu Bakar, sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, hadits nomor 3632).
Juga dalam hadis Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda: "Perbanyaklah berdoa memohon keselamatan." (Ath-Thabrani dan adh-Dhiya', dan dihasankan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, nomor 1198).
Salah satu doa beliau SAW adalah: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu penjagaan dari yang terlarang dan keselamatan dalam urusan dunia dan agamaku, keluarga dan hartaku." (HR al-Bazzar dari Ibnu Abbas, sebagaimana disebutkan dalam Shahih al-Jami'ush-Shaghir, hadits nomor 1274).
Di antara doa yang ma'tsur lainnya ialah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila seseorang menjenguk orang sakit, maka hendaklah ia mendoakannya dengan mengucapkan, "Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu, agar dia dapat membunuh musuh-Mu, atau berjalan kepada-Mu untuk melakukan shalat." [HR Abu Daud dalam al-Jana'iz (2107), Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Beliau mengesahkannya menurut syarat Muslim, dan adz-Dzahabi menyetujuinya (1: 344)].
Al-Qardhawi menjelaskan, artinya, dalam kesembuhan orang mukmin itu terdapat kebaikan untuk dirinya dengan dapatnya ia melaksanakan sholat, atau kebaikan untuk umatnya karena mampu menunaikan jihad.
Sedangkan yang dimaksud dengan "musuh" di sini mungkin orang-orang kafir yang memerangi umat Islam, atau iblis dan tentaranya. Maka dengan kesehatannya seorang muslim dapat menumpas mereka dengan serangan-serangannya, dan dapat mematahkan argumentasi mereka dengan hujjah yang dapat dipercaya.
Selain itu, ada lagi hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit yang belum tiba ajalnya, lalu ia mengucapkan doa ini di sampingnya sebanyak tujuh kali: (Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung Tuhan bagi 'arsy yang agung, semoga la berkenan menyembuhkanmu), niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut." [HR Abu Daud dalam al-Jana'iz (hadits nomor 3106), at-Tirmidzi dalam ath-Thibb (hadits nomor 2083) dan beliau berkata, "Hasan gharib." Juga dihasankan oleh al-Hafizh dalam Syarah al-Adzkar karya Ibnu 'Allan, juz 4, hlm. 61-62, dan diriwayatkan oleh al-Hakim serta disahkan olehnya menurut syarat Bukhari, dan disetujui oleh adz-Dzahabi dalam juz 1, hlm. 342]
(mhy)