Jauhi Pesta Malam Tahun Baru, Saatnya Muhasabah dan Perbaiki Diri
Sabtu, 31 Desember 2022 - 14:58 WIB
Pesta malam tahun baru bukanlah tradisi Islam. Seorang muslim hendaknya menyikapi pergantian tahun baru dengan cara yang bijak yaitu memperbanyak muhasabah dan memperbaiki diri.
Muhasabah artinya mengoreksi perbuatan dan amalan pada masa lalu dan masa kini, apakah sudah baik atau justru menyia-nyiakan nikmat waktu yang diberikan Allah. Apalagi zaman terasa begitu singkat. Perputaran waktu terasa cepat seakan-akan kita kehilangan keberkahan waktu.
Hal ini pernah disabdakan Nabi Muhammad SAW satu Hadis beliau:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونُ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونُ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونُ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ بِالنَّارِ
Artinya: "Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata." (HR Ahmad)
Maka barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Sudah seharusnya seorang muslim mengisi waktu-waktunya dengan ketaatan.
Pesta Tahun Baru untuk Apa?
Berpesta pora pada malam tahun baru merupakan musibah bagi umat muslim. Ikut dalam suasana gegap gempita untuk satu perayaan yang kita sendiri tidak tahu apa alasannya.
"Hidup masih serba sulit, ekonomi morat-marit, kian hari semakin terjepit, sukses dunia masih jauh panggang dari api, bekal akhirat apalagi. Lalu sempat-sempatnya kita menghambur-hamburkan harta secara bersama-sama. Mubazir jelas terjadi, tasyabuh dengan kaum musyrik sudah pasti, bahkan maksiat pun dilakoni," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Esok harinya, kita masih mengadu mengeluh atas tumpukan masalah dan kenyataan hidup yang kian semakin susah. Lalu berharap di tahun baru ini rezeki melimpah, umur berkah, urusan bisa mudah, lalu nanti matinya khusnul Khatimah.
"Subhanallah, jangan-jangan kita sedang mengolok-ngolok Allah," kata Dai lulusan Al-Azhar Mesir itu dalam satu kajiannya.
Karena itu, umat muslim hendaknya memanfaatkan nikmat waktu dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim Ayat 7)
Muhasabah artinya mengoreksi perbuatan dan amalan pada masa lalu dan masa kini, apakah sudah baik atau justru menyia-nyiakan nikmat waktu yang diberikan Allah. Apalagi zaman terasa begitu singkat. Perputaran waktu terasa cepat seakan-akan kita kehilangan keberkahan waktu.
Hal ini pernah disabdakan Nabi Muhammad SAW satu Hadis beliau:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونُ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَالشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونُ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونُ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونُ السَّاعَةُ كَالضَّرَمَةِ بِالنَّارِ
Artinya: "Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata." (HR Ahmad)
Maka barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia termasuk orang yang beruntung. Sudah seharusnya seorang muslim mengisi waktu-waktunya dengan ketaatan.
Pesta Tahun Baru untuk Apa?
Berpesta pora pada malam tahun baru merupakan musibah bagi umat muslim. Ikut dalam suasana gegap gempita untuk satu perayaan yang kita sendiri tidak tahu apa alasannya.
"Hidup masih serba sulit, ekonomi morat-marit, kian hari semakin terjepit, sukses dunia masih jauh panggang dari api, bekal akhirat apalagi. Lalu sempat-sempatnya kita menghambur-hamburkan harta secara bersama-sama. Mubazir jelas terjadi, tasyabuh dengan kaum musyrik sudah pasti, bahkan maksiat pun dilakoni," kata Ustaz Ahmad Syahrin Thoriq.
Esok harinya, kita masih mengadu mengeluh atas tumpukan masalah dan kenyataan hidup yang kian semakin susah. Lalu berharap di tahun baru ini rezeki melimpah, umur berkah, urusan bisa mudah, lalu nanti matinya khusnul Khatimah.
"Subhanallah, jangan-jangan kita sedang mengolok-ngolok Allah," kata Dai lulusan Al-Azhar Mesir itu dalam satu kajiannya.
Karena itu, umat muslim hendaknya memanfaatkan nikmat waktu dengan hal-hal baik dan bermanfaat. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan hamba-Nya untuk senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang telah dilimpahkan-Nya.
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (QS Ibrahim Ayat 7)
(rhs)