Adab Makan yang Diajarkan Rasulullah SAW dan Dalil Hadisnya

Minggu, 08 Januari 2023 - 13:43 WIB
Hadis Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang meniup (dalam gelas) ketika minum.” (HR. Tirmidzi hadis hasan menurut Syaikh al-Albani)

5. Tidak mencela makanan.

Setiap muslim dilarang untuk mencela makanan. Ini adab makan yang dicontohkan shallallahu ‘alaihi wa sallam.

مَا عَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعاَماً قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَ إِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ


“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan. Apabila beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berselera, (menyukai makanan yang telah dihidangkan) beliau memakannya. Jika kalau tidak suka (tidak berselera), maka beliau meninggalkannya.” (HR. Al-Bukhari & Muslim)

6. Tidak berlebihan menyantap hidangan

Termasuk adab makan yang dipraktikkan shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tidak berlebihan dalam menyantap hidangan. Beliau bersabda :

“Tidak ada yang lebih jahat dari pada orang yang memadati perutnya dengan makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minuman), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas).” (HR. At-Tirmidzi)

7. Mengakhiri makan dengan pujian kepada Allah

Mengakhiri makan dengan berdoa. Doa selesai makan dapat kita jumpai dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنَ أَكَلَ طَعَاماً وَقَالَ: اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ، غُفِرَ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


“Barang siapa sesudah selesai makan berdo’a:

‘Alhamdulillaahilladzi ath‘amani hadza wa razaqqaniihi min ghairi haulin minni walaa quwwatin (Segala puji bagi Allah yang telah memberi makanan ini kepadaku dan yang telah memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku),’ niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Abu Dawud)

8. Jika makanan telah dihidangkan, dahulukan makan daripada sholat.

Hal ini termasuk dalam dab makan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Baginda Nabi SAW selalu mendahulukan makan dari pada shalat, jika makan telah dihidangkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Apabila makan malam telah dihidangkan dan shalat telah ditegakkan, maka mulailah dengan makan malam dan janganlah tergesa-gesa (pergi shalat) sampai makanmu selesai.” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Mengapa Rasulullah menganjurkan demikian? Salah satu maksud syariatnya adalah agar supaya hati terasa tenang, khusyuk, dan tidak memikirkan makanan saat menegakkan shalat. Sedangkan pertimbangannya adalah tingkat rasa lapar yang dirasakan. Jika rasa lapar sangat terasa dan makanan telah dihidangkan hendaknya mendahulukan makan.

Akan tetapi, jika lapar tidak begitu terasa, maka lebih utama untuk sholat, lalu setelah itu menyantap makanan yang telah dihidangkan.

Halaman :
Follow
cover top ayah
لَـقَدۡ كَفَرَ الَّذِيۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰهَ ثَالِثُ ثَلٰثَةٍ‌ ۘ وَمَا مِنۡ اِلٰهٍ اِلَّاۤ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ  ؕ وَاِنۡ لَّمۡ يَنۡتَهُوۡا عَمَّا يَقُوۡلُوۡنَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
Sungguh, telah kafir orang-orang yang mengatakan, bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, padahal tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih.

(QS. Al-Maidah Ayat 73)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More