5 Sultan Turki Utsmani Paling Populer, Nomor 2 Sebaik-baik Pemimpin

Selasa, 17 Januari 2023 - 07:15 WIB
Sultan Mehmed II berhasil mewujudkan cita-citanya menaklukkan Konstantinopel yang merupakan benteng terkuat di dunia kala itu. Al-Fatih adalah sebaik-baik pemimpin yang sejak kecil sudah dididik dengan agama dan ilmu pengetahuan.

3. Sultan Selim I (1512-1520 M)



Selim I merupakan salah satu sultan yang memiliki masa jabatan cukup singkat, yakni 8 tahun. Meskipun menjabat dalam waktu yang singkat, kepemimpinan Selim I cukup berpengaruh dalam sejarah Islam.

Di antaranya berhasil mengatasi ancaman militer Safawi Mamluk, Mesir. Sultan Selim juga memperluas Kekaisaran Ottoman sekitar 70%, sehingga total wilayah kekuasaanya mencapai 576.900 mil persegi.

Sultan Selim I juga berhasil memperkuat strategi peperangan, terutama menggunakan angkatan lautnya. Sehingga saat putranya Sultan Sulaiman berperang, dengan mudah mengalahkan musuhnya.

Penaklukannya atas Kesultanan Mamluk menjadikan wilayah Utsmani meluas lantaran kawasan Syam, Mesir, dan Hijaz menjadi dalam kekuasaannya. Jatuhnya Mamluk menjadikan Mekkah dan Madinah beralih ke tangan Utsmani, sehingga Selim I menyandang gelar Hadimul Haromain (pelayan dua Tanah Haram) dan gelar ini diturunkan kepada para penerusnya.

4. Sultan Sulaiman I (1520-1566 M)



Sulaiman I merupakan Sultan paling lama berkuasa dalam sejarah Kekaisaran Turki Utsmani. Beliau menjadi sultan Turki Utsmaniyah ke-10 yang berkuasa dari tahun 1520 hingga 1566. Ia dikenal sebagai Suleiman yang luar biasa di Barat dan pemberi hukum atau dijuluki Sulaiman Al-Qanuni.

Selama masa pemerintahannya, Sultan Sulaiman I memimpin 13 kampanye militer melawan musuh Ottoman. Ia mengalami peristiwa sangat sulit karena negara Eropa pernah bergabung untuk menaklukkannya.

Beliau merupakan tokoh penting pada abad ke-16. Sulaiman I memimpin pasukan Utsmaniyah menaklukkan Belgrade, Rhodes, dan sebagian besar Hongaria sebelum berhasil dipukul mundur dalam Pengepungan Wina tahun 1529. Ia menganeksasi sebagian besar Timur Tengah dan Afrika Utara (hingga sejauh Aljazair di barat). Di bawah kekuasaannya, armada Utsmaniyah menguasai Laut Tengah, Merah, dan Teluk Persia

Dengan capaian ini Sultan Sulaiman I berhasil menjadikan Turki Utsmani semakin kokoh dengan membawahi negara-negara Eropa.

5. Sultan Abdul Hamid II (1876-1909 M)



Sultan Abdul Hamid II memimpin Dinasti Turki Utsmani dari Tahun 1876 hingga 1909. Sultan ke-34 Kekaisaran Turki Utsmani ini lahir di Istanbul, 21 September 1842.

Selama 34 tahun masa pemerintahannya, ia mengalami periode disintegrasi Kesultanan Utsmaniyah dan Balkan. Pemberontakan di berbagai wilayah Utsmaniyah, dan kegagalan perang melawan Kekaisaran Rusia.

Namun, upaya menuju modernisasi Kesultanan Utsmaniyah dilanjutkan oleh Abdul Hamid. Selain reformasi birokrasi, proyek-proyek pembangunan terus dilakukannya. Seperti pengembangan jalur kereta api Rumelia, jalur kereta api Anatolia, jalur kereta api Baghdad dan jalur kereta api Hejaz, serta pembangunan berbagai jembatan dan kabel telegraf.

Kisah Sultan Abdul Hamid II pernah diangkat dalam serial televisi berjudul Payitaht: Abdulhamid yang tayang di stasiun televisi nasional Turki, TRT 1. Ada satu kisah bersejarah di masa Sultan Hamid II. Beliau pernah menerima surat pengaduan dari Aceh.

Isi surat itu menceritakan muslim di Aceh tidak bisa menunaikan ibadah haji lantaran dilarang pemerintah kolonial Belanda. Kemudian Sultan Abdul Hamid II langsung menghubungi Kedutaan Besar Belanda untuk menyelesaikan hal tersebut.
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari 'Urwah bahwa Aisyah telah mengabarkan kepadanya bahwa dalam shalatnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sering berdoa: ALLAHUMMA INNI 'AUUDZUBIKA MIN 'ADZAABIL QABRI WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAL WA A'UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMAATI, ALLAHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL MA'TSMI WAL MAGHRAMI (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung dari fitnah Dajjal, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan lilitan hutang). Maka seseorang bertanya kepada beliau, Alangkah seringnya anda memohon perlindungan diri dari lilitan hutang. Beliau bersabda: Sesungguhnya apabila seseorang sudah sering berhutang, maka dia akan berbicara dan berbohong, dan apabila berjanji, maka dia akan mengingkari.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 746)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More