8 Marga Habib Tertua di Dunia

Selasa, 17 Januari 2023 - 10:16 WIB
Marga habib tertua di dunia adalah As-Sajjad. Foto/Ilustrasi: galeri kitab kuning
Marga habib tertua di dunia adalah As-Sajjad. Disebut demikian karena memiliki makna yang banyak sujud. Setidaknya ada 8 marga atau fam habib yang dianggap sebagai pemula. Selain As-Sajjad, ada Al Baqir, Ash-Shadiq, Al Uraidhi, An-Naqib, Ar-Rummi, Al Muhajir, dan Al-Ustadz Al A’dzam.

Sekadar mengingatkan, habib adalah seseorang yang memiliki garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW . Ini sejatinya merupakan gelar yang disematkan para pecinta Rasulullah sebagai bentuk penghormatan kepada para keturunannya. Habib terdiri dari 114 marga dan hanya boleh disandang oleh kaum laki-laki.

Di kalangan Arab-Indonesia sendiri, menurut Rabithah Alawiyah selaku organisasi yang mencatat keturunan Nabi Muhammad di Indonesia, tercatat ada 1,2 juta orang yang berhak menyandang marga tersebut. Mayoritas marga Habib berasal dari Yaman, khususnya Hadramaut. Dari 114 marga, ada lima marga Habib yang paling tinggi atau paling banyak jumlahnya di Indonesia.



Sayyid Idrus Alwi Al-Masyhur dalam bukunya "Sejarah, Silsilah dan Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Singapura, Malaysia, Timur Tengah, India dan Afrika" menjelaskan bahwa keturunan Nabi Muhammad SAW mempunyai beberapa panggilan khusus.

Di setiap negara dan daerah biasanya berbeda-beda dalam penyebutannya.

1. Syarif (biasanya ditujukan untuk keturunan Sayyidina Hasan cucu Rasulullah SAW, contohnya Syarif-Syarif di Mekkah). Pemakaian gelar Syarif di Mekkah kemudian juga dipakai para keturunan Sayyidina Husein yang menjadi Sultan di Nusantara seperti Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadri Pontianak)

2. Sayyid (juga digunakan untuk keturunan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain)

3. Habib, jamaknya Habaib (gelar yang banyak digunakan di Indonesia dan Asia Tenggara)

4. Syed (digunakan di Malaysia)

5. Wan (dulu sering digunakan di Jakarta. Juga banyak ditemukan di wilayah Melayu Nusantara (seperti Kelantan, Patani)

6. Tuanku (digunakan di Sabah dan Sarawak)

7. Sidi (digunakan di Pariaman Sumatera Barat)

8. Yek (digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur).



Dua Fase

Marga atau Fam terbentuk dimulai dari komunitas Habib. Marga, bisa diartikan strata sosial dari kalangan habib yang ditandai dengan sebutan khusus bagi keluarga masing-masing, yang terbagi dalam dua fase besar, yaitu, pertama fase awal dan kedua, fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain.

Nah, 8 marga di atas adalah fase awal. Setekah itu pada fase berkembangnya nasab (jalur Alawiyin) di Hadramaut dan negeri lain menjadi 114 marga.

Berikut 114 marga tersebut:

1. Assadullah Fi Ardhihi (tekun dan semangat membaca Al Quran dan maknanya bagaikan seekor singa)

2. Al A’yun (mempunyai warna hitam yang lebar pada matanya hingga terlihat indah)

3. Al Albar (karena sangat berbakti kepada ibunya dengan sebenar benarnya taat)

4. Al Battah (Lahir di Battah sebuah kota yang terletak di sebelah Barat Sahil, Afrika Timur)

5. Al Bahar (munculnya banyak keramat ketika sering berlayar di laut, juga karena ilmunya yang luas seperti luasnya laut)

6. Al Ibrahim (nisbat kepada nama leluhur)

7. Al Barakat (berharap mendapat berkah dan kebaikan dari Allah)

8. Al Barum (nama dusun di Hadramaut)

9. Al Basri (diambil dari nama kota Basrah Irak)

10. Al Babathinah ( karena mempunyai masjid Babathinah dan kebun yang subur yang bernama Babathinah)



11. Al Baiti (nisbat kepada nama desa yang berjarak 10 km dari Tarim Hadramaut)

12. Al Abiedh (sering menekuni puasa hari hari putih, yaitu puasa hari ke 13 sampai 14 bulan Qomariyah)

13. Al Babarik (berasal dari waliyullah Ahmad Babarik bin Abdurrahmanbin Muhammad bin Abdullah)

14. At-Turobi (karena sangat tawdhu dan mengumpamakan dirinya dengan tanah)

15. Al Bajahdab (karena tinggal di desa Jahadabah, Yaman)

16. Jadid (karena keluarganya yang dipimpin oleh Imam Ahmad Al Muhajir hijrah dari Basrah ke Hadramaut)

17. Al Jufri (bermakna banyak yang diantaranya: anak kecil kesayangan yang berbadan gemuk dan kekar dan setelah dewasa ia menjadi ahli dalam bidang ilmu jafar, suatu rumus yang menggunakan huruf dan angka yang ditulis di klit Jafar (anak kambing)

18. Jamalulail (selama hidupnya selalu mengisi malam malam dengan berbagai macam ibadah)

19. Al Bin Jindan (anak cucu dari Syekh Abu Bakar bin Salim)

20. Al Jannah (terkenal dengan ilmu, kemuliaan, dan ibadahnya, selain itu juga karena sering berdoa dan sangat merindukan surga)

21. Al Junaid (Tabarukan kepada Syekh Junaid bin Muhammad, Seorang Sayyid Atthaillah Al Sufiyah yang terkenal)

22. Al Junaid Al Akhdor (sama seperti di atas)

23. Al Hamid (karena orangtuanya menginginkan anaknya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah SWT dengan memujinya

24. Al Habsyi (karena sering bepergian ke kota Habasyah (Afrika) dan pernah tinggal selama 20 tahun untuk dakwah)

25. Al Haddad (sering bergaul dengan pandai besi dan sering berada di tempat penempaan besi)



26. Al Banahsan/Al Bahasan ( terdiri dari keluarga Bahasan Al Sakran, Bahasan Faqis, Bahasan At Thowil, Bahasan Jamalullail)

27. Al Bahusein (keturunan Ahmad bin Husein bin Abdurrahman Assegaf)

28. Al Hiyyid (sebuah tempat yang berada di lerang gunung di Inat Hadramaut)

29. Al Khirrid (sering beribadah di gua Khirrid di pegunungan Aqram Tarim)

30. Al Khamenan (berasal dari kota Khanam, ada juga yang menisbatkan dengan buah kurma)

31. Al Khamur (karena bermukim di Khamur sebelah barat Kota Sibam Hadramaut)

32. Al Mulakhela (karena bermukim di pegunungan Khaillah di sebelah barat Kota Tarim, juga karena sanggup memelihara ibadahnya)

33. Al Khuun (karena tinggal di desa Khun sebelah timur Hadramaut)

34. Mauladawilah (Pemimpin Dusun Dawilah yang berada dekat dengan makam Nabi Hud as d ibagian Timur Hadramaut)

35. Al Dzi’bu (pernah berkelahi dan berhasil menangkap seekor serigala karena menyerang sekumpulan kambing)

36. Al Baraqbah (suatu tempat yang terdapat sumur dan pohon korma dekat kota Tarim)

37. Al Rukhailah (karena tidak memiliki apa-apa, hanya mempunyai seekor anak kambing)

38. Al Zahir (karena cahaya wajahnya indah berseri, jernih saat sedang memberikan nasihat)

39. Al Basakutah (seorang laki-laki yang banyak diam, sedikit bicara dan jika bicara hanya kata kata yang baik saja)



40. Al Saqqaf/As-Saggaf /Assegaf (pengayom para Wali, tinggi derajatnya dari para wali lainnya bagaikan kedudukan atap bagi rumah)

41. Al Sakran ( karena mabuk cintanya kepada Allah SWT)

42. Al Bin Sumait/Smith (karena masa kecilnya dipakaikan sebuah kalung dari benang yang biasa dipakai oleh anak kecil dan biasa disebut Sumaith)

43. Al Bin Sumaithan (karena giat, mempunyai tumbuh kecil dan bertempat tinggal di suatu desa Badiyah Hadromiyah yang penduduknya merupakan orang-orang yang giat bekerja)

44. Al Siry (tabaruk kepada waliyullah Syekh Al Sirri Al Saqthi)

45. Al Bin Sahal (tabaruk kepada Sayyid Sahal Al Tastari)

46. Al Syathri (selalu membagi dua harta yang dimilikinya kepada saudara kandungnya, membagi dua dalam bahasa Arab adalah Syatara, seperti Habib Salim bin Abdullah Asyatiri)

47. Al Syabsyabah (nama dari jenis pohon kurma yang istimewa dan masyarakat lebih suka kalau kurma itu dalam keadaan mengkal (setengah matang)

48. Al Syili (sebagai Fiil amer dengan makna bawalah atau ambillah)

49. Al Basyumailaj (terjadinya sebuah keramat dengan menggunakan selimut yang membawa seorang wali ke Mekkah untuk ibadah haji setelah kapal yang akan dia naiki sudah terlebih dahulu berangkat, Syamilah artinya selimut)

50. Al Syahabudin (nisbat kepada para ulama yang agung dan terkenal akan keluasan ilmu mereka dan mempunyai banyak karya tulis pada zamannya)

51. Al Basyaiban (berasal dari Syaibu yang artinya beruban, dinamakan Al Syaiban karena berusia lanjut dan mempunyai rambut putih yang menambah kewibawaan dan kewibawaan sang pemilik nama)

52. Al Syekh Abu Bakar bin Salim (karena seorang guru besar dalam ilmu agama dan seorang pemimpin, juga seorang sufi yang bergelar Wali Quthub), seperti Habib Umar bin Hafidz.

53. Al Syaikho dan Aal Bin Syaikhon (ada 5 orang yang memakai gelar ini)

54. Shahib Al Hamra’ (karena tinggal di Hamra nama kota yang terkenal di Yaman)

55. Shahib Al Huthoh (karena tingga di Huthoh daerah yang terletak di sebelah Barat kota Tarim, Hadramaut)



56. Shahib Al Syi’ib (karena dimakamkan di Syi’ib tempat dimakamkan kakeknya yang bernama Imam Al Muhajir bin Isa, daerah tersebut terletak di antara kota Tarim dan Sewun)

57. Shahib Qasam (karena pindah dari Tarim ke Qasam)

58. Shahib Mirbath (karena tinggal di Marbath Zhufar)

59. Shahib Maryamah (karena tinggal di Maryamah suatu kota yang terletak dekat Sewun)

60. Al Basuroh (karena memiliki sebuah bungkusan (Surrah) yang selalu dijaga dan dibawa kemana saja beliau pergi dan isinya ternyata kitab-kitab agama).

61. Al Shulaibiyah (berasal dari kata Al Sholabu yang berarti teguh dalam menjalankan ajaran agama Islam).

62. Al Shafi Al Jufri (karena melekat yang suci (Safail Qalbu)

63. Al Shafi Assaqqaf/Assaggaf (karena beliau mempunyai kejernihan hati dan pikiran, kebersihan perasaan, kelembutan tabiat)

64. Al Thoha (bertabaruk kepada salah satu nama Rasulullah SAW)

65. Al Thahir (berasal dari nama Waliyullah bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim bin Abdurrahman)

66. Al Adeni (karena hijrah dari kota Tarim ke kota Aden)

67. Al Azhamat Khan (Keluarga yang mulia dan terhormat yang saat itu berada di India kemudian hijrah ke Asia Tenggara)

68. Al Aqil/Agil ( diberikan kepada 4 orang)

69. Al Ba’aqil/Ba’agil (keturunan dari waliyullah Aqil bin Imam Abdurrahman Assegaf)

70. Al Ba’alawi (setiap yang bernasab kepada kepada Imam Alwi bin 68. Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Jafar Shodiq sampai akhir nasab yang mulia disebut Ba’alawi)



71. Al Ali Lala (dalam bahasa urdu artinya hartawan, jadi Ali lala adalah Saudagar Ali)

72. Al Attas (terjadinya sebuah keramat ketika seorang bayi bersin dalam perut dan mengucapkan Alhamdulillah dan itu didengar oleh ibunya)

73. Al Aidarus (bersifat seperti Macan dan Singa, dimana saat itu beliau merupakan pemimpin para wali dan nama yang agung untuk seorang sufi)

74. Al Aidid (karena bermukim di suatu dusun yang tidak berpenduduk disebut Wali Aidid sebelah barat daya kota Tarim)

75. Al Ba’umar (datuk dari Ali bin Umar seorang wali yang mempunyai derajat tinggi)

76. Al Auhaj (karena bermukim di dusun yang disebut Auhaj Yaman)

77. Al Ba’bud (sifat uuntuk orang yang banyak melakukan ibadah dan kadang dipakai sebagai gelar untukorang yang bernama Abdullah)

78. Al Ghazali (berharap putranya seperti Imam Al Ghazali)

79. Al Ghusnu (seorang yang lembut dan rendah hati terhadap masyarakat sekitarnya dan selalu berbaik hati kepada keluarganya)

80. Al Ghamri (air yang banyak, perumpamaan orang yang dermawan dan lapang dada, juga karena terlihat keramatnya yang sempurna)

81. Al Balghaits (tabaruk kepada waliyullah yang terkenal Abul Ghaits bin Jamil

82. Al Ghaidi (karena bertempat tinggal di suatu daerah Al Ghaidoh di pantai timur Hadramaut yang banyak ditumbuhi pepohonan)

83. Al Fad’aq (sejenis harimau, karena mempunyai sifat kuat dan berani seperti Harimau saat berdakwah)

84. Al Bafaqih (alim dan menguasai ilmu fiqih)

85. Al Bilfaqih (dikenal sebagai seorang ahli fiqih dan mengikuti jejak ayahnya)

86. Al Faqih Al Muqaddam (seorang faqih yang menguasai ilmu fiqih dan karena beliau negeri Hadramaut menjadi negeri yang aman, juga karena beliau merupakan seorang yang terkemuka/panutan)

87. Al Bafaraj (yang berarti senang atau berkah, dengan tujuan agar anaknya menjadi orang yang saleh dan penuh dengan kesenangan dan keberkahan dari Allah SWT

88. Al Abu Futhaim ( karena mempunyai anak perempuan yang bernama Fatimah yang berasal dari kata Fatama)

89. Al Fardy (terkenal sebagai ahli ilmu Faraid di zamannya)

90. Al Qadri (berasal dari kata Qadratullah yaitu takdir Allah SWT. Adapun sebab diberi gelar Al Qadri karena beliau selalu menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT yang terlihat dari perkataan dan perbuatannya).

91. Al Quthban (karena gagah berani dalam mengalahkan musuh-musuh)

92. Al Qori’ (karena qari yang terkenal)

93. Al Kaf (karena mempunyai kekuatan luar biasa, dalam bahasa Hadramaut kekuatan itu disebut Kaf, selain karena adanya seorang waliyullah yang menuliskan kode pada suatu pengadilan, kode tersebut adalah huruf KAF)

94. Al Muhdar (karena ingin mendapatkan berkah dari leluhurnya yang bernama Umar Muhdar bin Abdurrahman Assegaf)

95. Al Mahjud (karena sering beruzlah, mendekatkan diri kepada Allah untuk memohon petunjuk mengatasi kerusakan zaman).

96. Al Maknun (karena tinggal di Maknun, nama sebuah tempat yang dikenal di Hadramaut)

97. Al Masyhur (karena terkenal ke penjuru negeri, dimana kewalian tersebut diperoleh dari Allah SWT dengan Jadzab (kewaliannya tanpa didahului oleh amalan)

98. Al Marzaq (berasal dari Syekh bin Alwi bin Abdullah bin Alwi bin Syekh Marzaq)

99. Al Maqaddi (karena tinggal di suatu tempat terkenal yang terletak dekat kota Al Hami Al Sahiliah di Hadramaut).

100. Al Muqaibil (karena bersifat tawadhu, gelarini diberikan karena apabila beliau datang beliau selalu mendapatkan penghormatan dari seseorang, selalu membalasnya dengan senang hati dan menghadapkan wajahnya)

101. Al Musyayyakh (berasal dari keturunan Waliyullah Musyayyah bin Abdullah bin Syekh Ali bin Abi Bakar Asy Sakran)

102. Al Musawa (tabaruk kepada seorang guru besar yang tinggal di Yaman bernama Al Musawa)

103. Al Munawar (karena seorang yang baik dan tekun dalam beribadah kepada Allah SWT sehingga cahaya Allah SWT tampak pada wajahnya yang berseri seri )

104. Al Mudaihij (karena membiasakan diri untuk sholat berjamaah di amsjid Madihij)

105. Al Muthahar (keturunan waliyullah Muthahar bin Abdullah bin Alwi bin Mubarak)

106. Al Nahwi (seorang yang sangat mahir dalam ilmu nahwu)

107. Al Nadhir (seorang yang gagah perkasa dan bagus)

108. Abu Numay (keturunan dari waliyullah Abu Numay bin Abdullah bin Syekh bin Ali)

109. Al Haddar (karena berdakwah dengan suara yang keras bagai suara Guntur, suara semacam itu disebut Haddar)

110. Al Hadi (bertabaruk kepada Rasul al-Hidayah dengan harapan agar anaknya mendapat hidayah)

111. Al Hinduan ( karena badan dan iman beliau sangat kuat bagaikan pedang yang tajam terbuat dari besi baja berasal dari India).

112. Al Baharun (berharap anaknya mempunyai sifat seperti Nabiyullah Harun AS), di Indonesia contohnya al-Habib Hasan Baharun, Pendiri Pesantren Dalwa)

113. Al Bahasyim (diambil dari nama Hasyim bin Abdullah bin Ahmad).

114. Bin Yahya (berharap anaknya mendapat keberkahan seperti Nabi Yahya AS yang dapat menerangi hati yang gersang).

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.  Ada seorang sahabat bertanya: bagaimana maksud amanat disia-siakan?  Nabi menjawab: Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.

(HR. Bukhari No. 6015)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More