Benarkah Imam Al-Ghozali Tidak Paham Hadis? Ini Penjelasan Ustaz Ahmad Syahrin
Rabu, 18 Januari 2023 - 07:15 WIB
Sebagian kelompok muslim di masa kini sering melontarkan bahwa Imam Al-Ghozali tidak paham ilmu Hadis. Alasannya karena Kitab Ihya' karangan beliau banyak memuat hadis lemah, bahkan ada yang palsu.
Benarkah Imam Al-Ghozali tidak paham ilmu Hadis ? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Syahrin Thariq, Dai lulusan Al-Azhar Mesir.
Imam Al-Ghozali rahimahullah (wafat 505 Hijriyah atau 1111 M) adalah salah satu ulama besar muslim dengan segudang karya dan jasa untuk umat. Cukuplah gambaran bagaimana sosok beliau ketika para ulama menggelarinya dengan julukan "Hujjatul Islam" sebuah gelar yang tidak banyak ulama lain yang menyandangnya.
Tentu sangat disayangkan ada sebagian pihak dengan polosnya mengatakan bahwa Imam Al-Ghozali adalah ulama yang tidak paham hadis karena adanya pernyataan beliau:
بِضَاعَتِي فِي عِلْمِ الحَدِيثِ مِزْجاَةٌ
"Pengetahuanku tentang ilmu Hadits memanglah sedikit."
Sehingga dari sini sebagian orang menganggap beliau tidak menguasai hadits dengan baik. Mari kita pahami dengan baik duduk permasalahan ini.
"Jika di dalam Kitab Ihya memuat hadits lemah kemudian Imam Al-Ghozali dituduh orang yang tidak paham ilmu hadits, jelas ini tuduhan ngawur," kata Dai pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, dalam satu kajiannya.
Para ulama telah menjelaskan hal ini dengan gamblang, di antaranya apa yang dinyatakan Al-Hafidz Al-Iraqi rahimahullah:
ان ﺍﻛﺜﺮ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻟﻴﺲ ﺑﻤﻮﺿﻮﻉ كما برهن عليه في التخريج وغير الاكثر وهو في غاية القلة رواه عن غيره او تبع فيه غيره متبرئا بنحو صيغة روى عنه واما الاعتراض عليه ان فيما ذكره الضعيف بكثرة فهو اعتراض ساقط لما تقرر انه يعمل به في الفضائل وكتابه في الرقائق فهو من قبيلها
"Sesungguhnya kebanyakan yang disebutkan Al-Ghazali (dalam Ihya) bukanlah hadits palsu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam takhrij-nya. Yang tidak banyak, dan itu sangat sedikit, diriwayatkan dari orang lain atau mengikuti orang lain dengan menggunakan shighat pembebasan diri "Diriwayatkan dari..."
Adapun sanggahan bahawa Kitab Ihya' di dalamnya banyak memuat hadits dha'if (lemah) adalah pernyataan yang gugur, karena hadits dhaif dapat diamalkan dalam masalah fadha'il amal. Dan Ihya' adalah kitab yang bergenre penyucian jiwa dan itu termasuk dari fadhilah amal. (Ta'rif al-Ahya bi Fadhail Ihya)
Demikian juga Syaikh Sa'id Ramadhan Al-Buthi rahimahullah berkata:
أكثر الأحاديث الضعيفة والمنكرة الواردة فى كتاب إحياء علوم الدين للإمام الغزالى تتعلّق بفضائل الأعمال الثابت فضلها بأدلّة ثابتة أخرى. وعلماء الحديث متفقون على أنه لا ضير فى الإستشهاد بالأحاديث الضعيفة لفضائل الأعمال بشرط أن لا يشتدّ ضعفه وأن لا يوهم الراوي أثناء الإستشهاد بها بأنّها صحيحة على أنّ الله قيّض لهذه الأحاديث من أبرزها وميّزها وبيّن ضعفها وهو الحافظ العراقي فما الإشكال الذي يؤرق بالك من هذا الأمر الذي لا إشكال فيه
"Kebanyakan hadits dhaif dan munkar yang ada di dalam Kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Ghazali berhubungan dengan fadhilah amal, yang mana sebenarnya keutamaannya telah tetap dengan beberapa dalil kuat yang lainnya.
Para ulama hadits telah bersepakat bahwa tidak mengapa menjadikan hadits dhaif untuk urusan keutamaaan beramal dengan syarat sifat lemahnya tidak terlalu parah dan tidak menjadikan salah sangka bahwa hadits yang disampaikan adalah hadits shahih.
Selain itu, Allah telah menampakkan kedudukan Hadits-hadits (dalam kitab Ihya) pada seseorang yang menjelaskan kedhaifan hadits-hadits tersebut. Beliau adalah Al-Hafiz al-'Iraqi. Lantas mengapa dipermasalahkan sesuatu yang sebenarnya tidak bermasalah."
Perlu kita ketahui, bahwa Kitab Ihya itu bukanlah kitab hadits, namun di dalamnya terdapat tidak kurang dari 4.800 Hadits, yang ini berarti ia memuat hadits lebih banyak dari beberapa kitab Hadits seperti Al-Muwatha' karya Imam Malik yang hanya 1.720 Hadits. Bahkan lebih tebal dari Sunan Ibnu Majah yang hanya 4341 Hadits.
Sejumlah 5.000-an hadits ini belum lagi ditambah penguasaan Al-Ghozali terhadap hadits-hadits hukum yang beliau gunakan untuk menjelaskan fiqih Mazhab Syafi'i dalam kitab-kitabnya yang lain, yang tentunya jumlahnya lebih banyak.
Benarkah Imam Al-Ghozali tidak paham ilmu Hadis ? Berikut penjelasan Ustaz Ahmad Syahrin Thariq, Dai lulusan Al-Azhar Mesir.
Imam Al-Ghozali rahimahullah (wafat 505 Hijriyah atau 1111 M) adalah salah satu ulama besar muslim dengan segudang karya dan jasa untuk umat. Cukuplah gambaran bagaimana sosok beliau ketika para ulama menggelarinya dengan julukan "Hujjatul Islam" sebuah gelar yang tidak banyak ulama lain yang menyandangnya.
Tentu sangat disayangkan ada sebagian pihak dengan polosnya mengatakan bahwa Imam Al-Ghozali adalah ulama yang tidak paham hadis karena adanya pernyataan beliau:
بِضَاعَتِي فِي عِلْمِ الحَدِيثِ مِزْجاَةٌ
"Pengetahuanku tentang ilmu Hadits memanglah sedikit."
Sehingga dari sini sebagian orang menganggap beliau tidak menguasai hadits dengan baik. Mari kita pahami dengan baik duduk permasalahan ini.
"Jika di dalam Kitab Ihya memuat hadits lemah kemudian Imam Al-Ghozali dituduh orang yang tidak paham ilmu hadits, jelas ini tuduhan ngawur," kata Dai pengasuh Ma'had Subuluna Bontang Kalimantan Timur, dalam satu kajiannya.
Para ulama telah menjelaskan hal ini dengan gamblang, di antaranya apa yang dinyatakan Al-Hafidz Al-Iraqi rahimahullah:
ان ﺍﻛﺜﺮ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﻐﺰﺍﻟﻲ ﻟﻴﺲ ﺑﻤﻮﺿﻮﻉ كما برهن عليه في التخريج وغير الاكثر وهو في غاية القلة رواه عن غيره او تبع فيه غيره متبرئا بنحو صيغة روى عنه واما الاعتراض عليه ان فيما ذكره الضعيف بكثرة فهو اعتراض ساقط لما تقرر انه يعمل به في الفضائل وكتابه في الرقائق فهو من قبيلها
"Sesungguhnya kebanyakan yang disebutkan Al-Ghazali (dalam Ihya) bukanlah hadits palsu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam takhrij-nya. Yang tidak banyak, dan itu sangat sedikit, diriwayatkan dari orang lain atau mengikuti orang lain dengan menggunakan shighat pembebasan diri "Diriwayatkan dari..."
Adapun sanggahan bahawa Kitab Ihya' di dalamnya banyak memuat hadits dha'if (lemah) adalah pernyataan yang gugur, karena hadits dhaif dapat diamalkan dalam masalah fadha'il amal. Dan Ihya' adalah kitab yang bergenre penyucian jiwa dan itu termasuk dari fadhilah amal. (Ta'rif al-Ahya bi Fadhail Ihya)
Demikian juga Syaikh Sa'id Ramadhan Al-Buthi rahimahullah berkata:
أكثر الأحاديث الضعيفة والمنكرة الواردة فى كتاب إحياء علوم الدين للإمام الغزالى تتعلّق بفضائل الأعمال الثابت فضلها بأدلّة ثابتة أخرى. وعلماء الحديث متفقون على أنه لا ضير فى الإستشهاد بالأحاديث الضعيفة لفضائل الأعمال بشرط أن لا يشتدّ ضعفه وأن لا يوهم الراوي أثناء الإستشهاد بها بأنّها صحيحة على أنّ الله قيّض لهذه الأحاديث من أبرزها وميّزها وبيّن ضعفها وهو الحافظ العراقي فما الإشكال الذي يؤرق بالك من هذا الأمر الذي لا إشكال فيه
"Kebanyakan hadits dhaif dan munkar yang ada di dalam Kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Ghazali berhubungan dengan fadhilah amal, yang mana sebenarnya keutamaannya telah tetap dengan beberapa dalil kuat yang lainnya.
Para ulama hadits telah bersepakat bahwa tidak mengapa menjadikan hadits dhaif untuk urusan keutamaaan beramal dengan syarat sifat lemahnya tidak terlalu parah dan tidak menjadikan salah sangka bahwa hadits yang disampaikan adalah hadits shahih.
Selain itu, Allah telah menampakkan kedudukan Hadits-hadits (dalam kitab Ihya) pada seseorang yang menjelaskan kedhaifan hadits-hadits tersebut. Beliau adalah Al-Hafiz al-'Iraqi. Lantas mengapa dipermasalahkan sesuatu yang sebenarnya tidak bermasalah."
Perlu kita ketahui, bahwa Kitab Ihya itu bukanlah kitab hadits, namun di dalamnya terdapat tidak kurang dari 4.800 Hadits, yang ini berarti ia memuat hadits lebih banyak dari beberapa kitab Hadits seperti Al-Muwatha' karya Imam Malik yang hanya 1.720 Hadits. Bahkan lebih tebal dari Sunan Ibnu Majah yang hanya 4341 Hadits.
Sejumlah 5.000-an hadits ini belum lagi ditambah penguasaan Al-Ghozali terhadap hadits-hadits hukum yang beliau gunakan untuk menjelaskan fiqih Mazhab Syafi'i dalam kitab-kitabnya yang lain, yang tentunya jumlahnya lebih banyak.