Benarkah Imam Al-Ghozali Tidak Paham Hadis? Ini Penjelasan Ustaz Ahmad Syahrin

Rabu, 18 Januari 2023 - 07:15 WIB
Sejumlah 5.000-an hadits ini belum lagi ditambah penguasaan Al-Ghozali terhadap hadits-hadits hukum yang beliau gunakan untuk menjelaskan fiqih Mazhab Syafi'i dalam kitab-kitabnya yang lain, yang tentunya jumlahnya lebih banyak.

"Dan kita perlu tahu, ulama pada masa itu tidaklah mencantumkan hadits kecuali yang dihafalnya dengan baik. Berbeda dengan orang hari ini yang menulis karya kadang cukup hanya bermodal copypaste dari artikel," terang Ustaz Ahmad Syahrin.

Selanjutnya, Imam Al-Ghazali selain mengarang kitab bertema aqidah, tasawuf, adab dan juga fiqih, juga memiliki karya yang memberi perhatian terhadap ilmu hadits. Seperti karyanya berjudul Al-Mankhul min Ta’liqaat al Ushul dan al Mustashfaa min Ilmil Ushul.

Beliau juga mempunyai guru-guru terkemuka dalam ilmu Hadits sebagaiman perkataan Imam Suyuthi rahimahullah berikut:

وسمع صحيح البخاري وصحيح مسلم على عمر بن أبي الحسن الرواسي الحافظ الطوسي وسمع صحيح البخاري من أبي سهل محمد بن عبد الله الحفصي، وسمع سنن أبي داود السجستاني من الحاكم أبي الفتح الحاكمي الطوسي

"Beliau telah mempelajari Shahih Al Bukhari dan Muslim dari Umar bin Hasan ar-Rawasi dan dari Hafidz ath-Thusi. Beliau juga mempelajari Shahih Bukhari dari Abi Sahl Muhammad bin Abdullah Al-Hafshi. Juga mempelajari Sunan Abu Daud dari Al-Hakim Abu Fath Al-Hakimi ath Thusi." [Ath Thabaqat (4/111)]

Lalu bagaimana memahami perkataan Al-Ghazali di atas yang mengaku bahwa beliau tidak banyak menguasai hadits? Jawabannya adalah: pertama ungkapan ketawadhuan. Jika pengakuan merendah ulama dipahami secara zahir alias apa adanya, maka kita bisa salah menyimpulkan banyak hal.

Seperti contohnya pernyataan Imam Syafi'i: "Aku mencintai orang shalih meskipun aku bukan termasuk dari mereka." Itu adalah ungkapan ketawadhu'an. Amat keliru jika kita menyimpulkan bahwa Imam Syafi'i bukan orang shalih karena berangkat dari pengakuan beliau sendiri.

Kedua, kemampuan beliau dalam ilmu hadits memang tidak se-ekspert tokoh-tokoh besar ilmu hadits seperti Ibnu Hajar, Imam an-Nawawi dan lainnya. Yang mereka memiliki karya-karya yang berkaitan langsung dengan ilmu hadits yang tidak dimiliki oleh Imam Al-Ghozali karena memang berbeda spesialisasi.

"Cobalah baca kitab beliau seperti Jawahir Qur'an dan Mundziq min al Dzalal, maka kita akan mengetahui bahwa Imam Al-Ghozali bahkan jauh lebih menguasai hadits dari kebanyakan doktor jurusan ilmu hadits hari ini," kata Ustaz Ahmad Syahrin.

Selanjutnya, jika karena alasan Kitab Ihya Ulumuddin memuat hadits lemah lalu Al-Ghazali dituduh tidak paham hadits, seharusnya standar yang sama juga digunakan untuk menilai ulama lainnya yang tersandung kasus yang sama.

Seperti Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah dengan karyanya "ar-Ruh" juga banyak memuat Hadits-hadits lemah dan bermasalah di dalamnya. Tapi tidak ada kritikan menyebut Ibnul Qayim tidak paham hadits sebab kitabnya tersebut.

"Tapi begitulah orang-orang zaman sekarang begitu mudah menguliti kesalahan ulama yang dianggap dari luar kelompoknya. Namun berlagak pilon (pura-pura tidak tahu) jika itu ada pada ulama yang mereka ikuti," terang Ustaz Ahmad Syahrin.

Semoga Allah mencurahkan taufik-Nya agar kita tidak mudah menghukumi sesuatu yang kita sendiri tidak tahu hakikatnya. Wallahu A'lam.

Referensi:

1. Siyar A'lam Nubala (19/322)

2. Ta'rif al Ahya bi Fadhail Ihya Hal 32

3. Masyurat Ijtima'iyyat Hal 149

4. Ath-Thabaqat (4/111).

Baca Juga: Imam Al-Ghazali: Pelihara Lidah dari 8 Perkara Ini
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More