Indahnya Akhlak Rasulullah SAW Terhadap Non Muslim
Selasa, 14 Juli 2020 - 05:05 WIB
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) tidak hanya teladan dalam hal ibadah , Beliau juga panutan dalam urusan muamalah (pergaulan antar-manusia). Rasulullah SAW adalah orang yang paling baik dalam bertetangga, sehingga menjadi tokoh yang dicintai tetangga.
Ini bukan hanya terhadap muslim, orang-orang non-muslim juga diperlakukan baik oleh Rasulullah SAW . Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia" menerangkan bahwa tidak ada larangan bagi kaum muslimin untuk berbuat baik kepada non-muslim, bertetangga, bergaul dan bersahabat, selama non-muslim itu tidak mengajak kepada kemaksiatan. ( )
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:
لَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُقَاتِلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوۡكُمۡ مِّنۡ .دِيَارِكُمۡ اَنۡ تَبَرُّوۡهُمۡ وَ تُقۡسِطُوۡۤا اِلَيۡهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِيۡنَ
اِنَّمَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ قَاتَلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَاَخۡرَجُوۡكُمۡ مِّنۡ دِيَارِكُمۡ وَظَاهَرُوۡا عَلٰٓى اِخۡرَاجِكُمۡ اَنۡ تَوَلَّوۡهُمۡۚ وَمَنۡ يَّتَوَلَّهُمۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
[8]. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. [9]. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Kata Ustaz Ahmad Zarkasih , Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat baik kepada yang bukan muslim. Tentu beliau jauh lebih baik lagi kepada muslim. Dalam riwayat Imam Turmudzi, Rasulullah SAW berpesan: "Bertaqwalah dimanapun kalian berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus keburukan tersebut. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik ". ( )
Nabi dalam hadis ini tidak mengatakan "pergaulilah saudara muslim". Justru beliau mengatakan "Khaliqi-Naas" (pergaulilah manusia). Artinya berbuat baik itu tidak hanya kepada sesama muslim, tapi seluruh umat manusia. Siapapun dia, selama statusnya masih manusia, seorang muslim wajib berbuat baik kepadanya. Kalau manusia yang tidak seakidah saja kita wajib berbuat baik, apalagi kepada sesama muslim. Tentu lebih wajib lagi karena ada kesamaan tujuan, yakni Allah Ta'ala. Kita diikat dengan kalimat yang tidak mungkin terlepas sampai hari kiamat, yakni kalimat Tauhid. ( )
Bukti Keindahan Akhlak Nabi kepada Non Muslim
1. Nabi Muhammad SAW Diundang Makan oleh Yahudi.
Dari Anas bin Malik RA, "seorang Yahudi mengundang Nabi untuk bersantap roti gandum dengan acar hangat, dan Nabi SAW pun memenuhi undangan tersebut". (HR Imam Ahmad)
2. Berwudhu dengan Air dan Bejana Orang Musyrik.
Dalam riwayat imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan: Dari Imron bin Hushain RA, beliau berkata: " Rasulullah SAW bersama para sahabatnya berwudhu dengan air dari bejana wanita musyrik".(Muttafaq 'alaih).
3. Pembantu Nabi Seorang Anak Yahudi.
Dulu Nabi punya ART (Asisten Rumah Tangga) seorang anak laki-laki Yahudi, bukan muslim. Suatu saat anak Yahudi ini sakit dan tidak masuk kerja, akhirnya Nabi menjenguknya ke rumah anak Yahudi itu. Sampai di rumahnya, ada ayah anak itu yang juga sama-sama penganut Yahudi sedang menunggu sang anak. Setelah meminta izin kepada sang ayah, Rasulullah SAW mendekati anak itu lalu mengajaknya untuk bersyahadat, masuk Islam. Diajak masuk Islam, anak itu bingung karena ada sang ayah di dekatnya. Sesekali melirik ayahnya, sesekali melirik Nabi SAW , sampai akhirnya sang ayah berbicara: "Anakku! Taati Abu Qasim ( Muhammad )!". Mendengar perkataan ayahnya, sang anak itu pun bersyahadat. Kemudian Nabi keluar dari rumah anak itu sembari mengucapkan: "Alhamdulillah, Allah telah menyelamatkan anak itu dari neraka dengan wasilahku".
Sekalipun kebenaran ada pada pihaknya, Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan kebenaran itu dengan menyakiti perasaan orang yang diajaknya atau dibimbingnya. Inilah yang mestinya diteladani oleh para pendakwah atau setidaknya penyampai kebenaran. Tak ada kata-kata kotor menyertai, tak ada kemarahan yang menyakiti. Bahkan menyindir pun selalu Nabi jauhi, sehingga tak satupun manusia tersakiti oleh Nabi Muhammad SAW . Demikian keagungan akhlak Rasulullah SAW , semoga kita bisa mengambil ibrah dan diberi taufik untuk meneladaninya. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Ini bukan hanya terhadap muslim, orang-orang non-muslim juga diperlakukan baik oleh Rasulullah SAW . Ustaz Ahmad Zarkasih Lc (pengajar Rumah Fiqih Indonesia) dalam bukunya "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia" menerangkan bahwa tidak ada larangan bagi kaum muslimin untuk berbuat baik kepada non-muslim, bertetangga, bergaul dan bersahabat, selama non-muslim itu tidak mengajak kepada kemaksiatan. ( )
Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:
لَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يُقَاتِلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوۡكُمۡ مِّنۡ .دِيَارِكُمۡ اَنۡ تَبَرُّوۡهُمۡ وَ تُقۡسِطُوۡۤا اِلَيۡهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُقۡسِطِيۡنَ
اِنَّمَا يَنۡهٰٮكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيۡنَ قَاتَلُوۡكُمۡ فِى الدِّيۡنِ وَاَخۡرَجُوۡكُمۡ مِّنۡ دِيَارِكُمۡ وَظَاهَرُوۡا عَلٰٓى اِخۡرَاجِكُمۡ اَنۡ تَوَلَّوۡهُمۡۚ وَمَنۡ يَّتَوَلَّهُمۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
[8]. Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. [9]. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
Kata Ustaz Ahmad Zarkasih , Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat baik kepada yang bukan muslim. Tentu beliau jauh lebih baik lagi kepada muslim. Dalam riwayat Imam Turmudzi, Rasulullah SAW berpesan: "Bertaqwalah dimanapun kalian berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapus keburukan tersebut. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik ". ( )
Nabi dalam hadis ini tidak mengatakan "pergaulilah saudara muslim". Justru beliau mengatakan "Khaliqi-Naas" (pergaulilah manusia). Artinya berbuat baik itu tidak hanya kepada sesama muslim, tapi seluruh umat manusia. Siapapun dia, selama statusnya masih manusia, seorang muslim wajib berbuat baik kepadanya. Kalau manusia yang tidak seakidah saja kita wajib berbuat baik, apalagi kepada sesama muslim. Tentu lebih wajib lagi karena ada kesamaan tujuan, yakni Allah Ta'ala. Kita diikat dengan kalimat yang tidak mungkin terlepas sampai hari kiamat, yakni kalimat Tauhid. ( )
Bukti Keindahan Akhlak Nabi kepada Non Muslim
1. Nabi Muhammad SAW Diundang Makan oleh Yahudi.
Dari Anas bin Malik RA, "seorang Yahudi mengundang Nabi untuk bersantap roti gandum dengan acar hangat, dan Nabi SAW pun memenuhi undangan tersebut". (HR Imam Ahmad)
2. Berwudhu dengan Air dan Bejana Orang Musyrik.
Dalam riwayat imam Al-Bukhari dan Muslim disebutkan: Dari Imron bin Hushain RA, beliau berkata: " Rasulullah SAW bersama para sahabatnya berwudhu dengan air dari bejana wanita musyrik".(Muttafaq 'alaih).
3. Pembantu Nabi Seorang Anak Yahudi.
Dulu Nabi punya ART (Asisten Rumah Tangga) seorang anak laki-laki Yahudi, bukan muslim. Suatu saat anak Yahudi ini sakit dan tidak masuk kerja, akhirnya Nabi menjenguknya ke rumah anak Yahudi itu. Sampai di rumahnya, ada ayah anak itu yang juga sama-sama penganut Yahudi sedang menunggu sang anak. Setelah meminta izin kepada sang ayah, Rasulullah SAW mendekati anak itu lalu mengajaknya untuk bersyahadat, masuk Islam. Diajak masuk Islam, anak itu bingung karena ada sang ayah di dekatnya. Sesekali melirik ayahnya, sesekali melirik Nabi SAW , sampai akhirnya sang ayah berbicara: "Anakku! Taati Abu Qasim ( Muhammad )!". Mendengar perkataan ayahnya, sang anak itu pun bersyahadat. Kemudian Nabi keluar dari rumah anak itu sembari mengucapkan: "Alhamdulillah, Allah telah menyelamatkan anak itu dari neraka dengan wasilahku".
Sekalipun kebenaran ada pada pihaknya, Rasulullah SAW tidak pernah menyampaikan kebenaran itu dengan menyakiti perasaan orang yang diajaknya atau dibimbingnya. Inilah yang mestinya diteladani oleh para pendakwah atau setidaknya penyampai kebenaran. Tak ada kata-kata kotor menyertai, tak ada kemarahan yang menyakiti. Bahkan menyindir pun selalu Nabi jauhi, sehingga tak satupun manusia tersakiti oleh Nabi Muhammad SAW . Demikian keagungan akhlak Rasulullah SAW , semoga kita bisa mengambil ibrah dan diberi taufik untuk meneladaninya. ( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Lihat Juga :