Titik Temu Modern Islam dan Kristen Menurut William Montgomery Watt

Kamis, 19 Januari 2023 - 18:33 WIB
loading...
A A A
Untuk tujuan-tujuannya lebih lanjut, Ahmad Khan mendirikan Perguruan Islam Anglo-Oriental, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Aligarh. Dia begitu dahsyat ditentang oleh ulama dan golongan konservatif di India, dituduh sebagai bid'ah dan kufur bahkan dihukum mati oleh Mufti Madinah.

Di samping oposisi sejumlah besar umat Islam ini dilancarkan untuk pendidikan Inggris bagi anak-anak mereka, dinyatakan bahwa hanya dengan cara inilah umat Islam mempunyai tempat di masa depan India.

Pengikut Sir Sayyid Ahmad Khan adalah Ameer Ali, yang menulis buku yang dalam edisi kemudian diberi judul The Spint of Islam.

Dengan cara ini dia mencoba menunjukkan bahwa Islam itu tidak terbelakang, melainkan sesuai dengan semua nilai Kemenangan liberalisme. Dia menjangkau sejarah yang hampir menciptakan titik-titik akhirnya, namun dia memampukan pembaratan umat Islam agar merasa bahwa agama Islam itu tidak rendah mutunya dibandingkan dengan agama Kristen.

Orang dapat memenuhi isi yang menjelaskan semua nilai-nilai yang berbeda tentang baratisasi yang dipegangi oleh umat Islam pada abad sekarang. Kiranya tepat untuk menggunakan istilah golongan "liberal" untuk orang-orang yang menerima tingkat westernisasi intelektual atau pendidikan, namun mereka begitu amat berbeda pada tingkatan westernisasi yang mereka terima. Kebanyakan peduli untuk mempertahankan sesuatu yang Islami secara distinktif.



Dalam buku yang berjudul Islamic Foundamentalism and Modernity (halaman 65-70) (lihat Bab 3, catatan 26) saya memberikan keterangan ringkas tentang pemikiran mutakhir umat Islam liberal di berbagai negeri, secara khusus menjelaskan Mohammad Arkoun yang orang Algeria dan Fazlur Rahman yang orang Pakistan itu, yang belakangan telah meninggal dunia.

Kedua orang pemikir ini bergerak begitu mudah di percaturan intelektual barat dan mengakui prinsip-prinsip sejarah dan kritisme literer, sungguhpun keprofesorannya di Chicago dan Paris telah memberi mereka kebebasan yang lebih besar untuk menerbitkan pemikiran dari para pemikir di negeri-negeri Islam.

Keduanya bersiteguh dengan pendapat bahwa tempat sentral harus diberikan untuk telaah yang segar Al-Qur'an dari pandangan modern dan harus mengindikasikan garis-garis yang mereka pikirkan untuk yang akan datang. Maka kemajuan-kemajuan akan menciptakan arah formasi self image Islam lebih sahih bagi hari ini, namun masih tetap ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan.

Semua gerakan ke arah westernisasi itu sangat ditentang oleh golongan fundamentalis dan mereka terkadang memberi kesan ingin menghilangkan kultur barat sama sekali. Namun demikian, di sisi lain mereka masih tetap ingin memperoleh keuntungan dari produk-produk teknologi barat; dan pada akhirnya mereka juga agaknya menghendaki negeri-negeri mereka itu mampu menghasilkan barang-barang tersebut.

Apa yang mereka rasa gagal memahami adalah, meskipun manufaktur televisi dan komputer itu menjadi hal yang teknis semata tidak berkaitan dengan agama, hanyalah mungkin dihasilkan bila ada kerja keras dengan dibukanya pikiran manusia berasosiasi dengan pandangan barat yang modern; dan pembukaan pikiran manusia ini agaknya adalah yang diawasi keras oleh ulama.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2712 seconds (0.1#10.140)