Sultan Selim I, Penguasa Turki Utsmani yang Dijuluki Pelayan Dua Tanah Suci
loading...
A
A
A
Sosok Sultan Selim I mungkin terdengar asing di telinga masyarakat awam. Padahal, beliau termasuk salah satu penguasa Dinasti Turki Utsmani yang sangat berpengaruh di zamannya.
Selim I merupakan Sultan Dinasti Turki Utsmani ke-9 yang berkuasa pada Tahun 1512-1520 M. Watak dan kepribadiannya yang keras dan berapi-api membuatnya dijuluki Yavuz Sultan Selim. Yavuz dimaknai dengan keras, teguh, atau tegas.
Meski masa jabatannya terbilang singkat, namun kepemimpinannya memberi pengaruh besar dalam sejarah peradaban Islam. Kemenangannya dalam pertempuran Chaldiran berhasil membendung gerakan Syiah yang bangkit seiring menguatnya Wangsa Safawiyah di kawasan Iran sekitarnya.
Kemudian penaklukan Dinasti Mamluk (Mesir) menjadikan kekuasaan Turki Utsmani meluas hingga ke kawasan Syam, Mesir, dan Hijaz (Arab Saudi). Jatuhnya Mamluk menjadikan kepemimpinan di Dua Tanah Suci, Mekkah dan Madinah yang berada di wilayah Hijaz beralih ke tangan Turki Utsmani.
Sultan Selim I kemudian menyandang gelar Ḫadimul Haromain (ادم الحرمين الشريفين) atau pelayan/penjaga Dua Tanah Suci/Haram". Gelar ini diturunkan kepada para penerusnya.
Memilik Watak Keras dan Berapi-api
Mengutip informasi dari Skripsi "Kebijakan Pemerintahan Sultan Salim I" karya Sobari, dari sekian banyak penguasa Turki Utsmani yang pernah memimpin, salah satu yang cukup berpengaruh adalah Selim I.
Beliau merupakan putra dari Bayazid II dan Kul-Bahar Khatun. Sultan Selim I memerintah sejak Tahun 918 H atau sekitar Tahun 1512 M. Dalam riwayat kepemimpinannya, Selim I memiliki julukan Yavuz (bahasa Turki) yang berarti keras. Hal ini didasarkan karena dia tidak segan menyingkirkan orang terdekatnya demi kelangsungan Dinasti Utsmaniyah.
Selain itu, dia juga dijuluki "Selim the Grim" karena sifat temperamen yang tinggi. Akan tetapi, di samping itu Selim I juga banyak dikenal sebagai penyair dan penulis dengan menggunakan nama "Mahlas Selim". Dia diketahui sangat menyukai sastra dan sejarah.
Selim I naik tahta pada 1512 M. Dari sekian banyak kebijakan yang dibuatnya, dia melakukan perubahan dalam pandangan pemerintah terkait masalah jihad. Dalam hal ini, Selim I mengurangi gerakan jihad tentara Utsmani ke barat. Sebaliknya, dia justru memerintahkan pasukannya untuk menuju wilayah Timur yang banyak dihuni negara-negara Islam.
Saat memerintah, Sultan Selim I dikenal sangat tegas dan tidak mengenal ampun terhadap musuh-musuhnya. Atas kemampuan inilah wilayah Utsmani bertambah luas hingga menembus Afrika Utara, Syria, hingga Mesir.
Jasanya dalam membentangkan wilayah sampai Afrika Utara ini menjadikannya menyandang gelar Khalifah yang sebelumnya disemat Al-Mutawakkil 'ala Allah, seorang keturunan Bani Abbas yang selamat dari serangan bangsa Mongol 1235 M.
Lebih lanjut, Sultan Selim I juga berhasil memperluas kekuasaan Turki Utsmani ke Kota Suci Makkah dan Madinah. Saat merebut wilayah Mesir dan provinsi Arabnya, beliau diujuluki "Pelayan dari Kedua Kota Suci".
Perluasan kekuasaan Turki Utsmani ini bukan tanpa alasan. Mereka didukung oleh persenjataan maritim, angkatan laut, dan lain sebagainya. Menariknya, perluasan yang dilakukan Selim I ini belum pernah dilakukan para pendahulunya.
Pencapaian ini membuatnya menjadi salah satu penguasa Turki Utsmani yang disegani dalam sejarah Islam. Satu hal lagi, semua dilakukan dalam periode kekuasaan yang relatif singkat, yakni 8 tahun.
Selim I merupakan Sultan Dinasti Turki Utsmani ke-9 yang berkuasa pada Tahun 1512-1520 M. Watak dan kepribadiannya yang keras dan berapi-api membuatnya dijuluki Yavuz Sultan Selim. Yavuz dimaknai dengan keras, teguh, atau tegas.
Meski masa jabatannya terbilang singkat, namun kepemimpinannya memberi pengaruh besar dalam sejarah peradaban Islam. Kemenangannya dalam pertempuran Chaldiran berhasil membendung gerakan Syiah yang bangkit seiring menguatnya Wangsa Safawiyah di kawasan Iran sekitarnya.
Kemudian penaklukan Dinasti Mamluk (Mesir) menjadikan kekuasaan Turki Utsmani meluas hingga ke kawasan Syam, Mesir, dan Hijaz (Arab Saudi). Jatuhnya Mamluk menjadikan kepemimpinan di Dua Tanah Suci, Mekkah dan Madinah yang berada di wilayah Hijaz beralih ke tangan Turki Utsmani.
Sultan Selim I kemudian menyandang gelar Ḫadimul Haromain (ادم الحرمين الشريفين) atau pelayan/penjaga Dua Tanah Suci/Haram". Gelar ini diturunkan kepada para penerusnya.
Memilik Watak Keras dan Berapi-api
Mengutip informasi dari Skripsi "Kebijakan Pemerintahan Sultan Salim I" karya Sobari, dari sekian banyak penguasa Turki Utsmani yang pernah memimpin, salah satu yang cukup berpengaruh adalah Selim I.
Beliau merupakan putra dari Bayazid II dan Kul-Bahar Khatun. Sultan Selim I memerintah sejak Tahun 918 H atau sekitar Tahun 1512 M. Dalam riwayat kepemimpinannya, Selim I memiliki julukan Yavuz (bahasa Turki) yang berarti keras. Hal ini didasarkan karena dia tidak segan menyingkirkan orang terdekatnya demi kelangsungan Dinasti Utsmaniyah.
Selain itu, dia juga dijuluki "Selim the Grim" karena sifat temperamen yang tinggi. Akan tetapi, di samping itu Selim I juga banyak dikenal sebagai penyair dan penulis dengan menggunakan nama "Mahlas Selim". Dia diketahui sangat menyukai sastra dan sejarah.
Selim I naik tahta pada 1512 M. Dari sekian banyak kebijakan yang dibuatnya, dia melakukan perubahan dalam pandangan pemerintah terkait masalah jihad. Dalam hal ini, Selim I mengurangi gerakan jihad tentara Utsmani ke barat. Sebaliknya, dia justru memerintahkan pasukannya untuk menuju wilayah Timur yang banyak dihuni negara-negara Islam.
Saat memerintah, Sultan Selim I dikenal sangat tegas dan tidak mengenal ampun terhadap musuh-musuhnya. Atas kemampuan inilah wilayah Utsmani bertambah luas hingga menembus Afrika Utara, Syria, hingga Mesir.
Jasanya dalam membentangkan wilayah sampai Afrika Utara ini menjadikannya menyandang gelar Khalifah yang sebelumnya disemat Al-Mutawakkil 'ala Allah, seorang keturunan Bani Abbas yang selamat dari serangan bangsa Mongol 1235 M.
Lebih lanjut, Sultan Selim I juga berhasil memperluas kekuasaan Turki Utsmani ke Kota Suci Makkah dan Madinah. Saat merebut wilayah Mesir dan provinsi Arabnya, beliau diujuluki "Pelayan dari Kedua Kota Suci".
Perluasan kekuasaan Turki Utsmani ini bukan tanpa alasan. Mereka didukung oleh persenjataan maritim, angkatan laut, dan lain sebagainya. Menariknya, perluasan yang dilakukan Selim I ini belum pernah dilakukan para pendahulunya.
Pencapaian ini membuatnya menjadi salah satu penguasa Turki Utsmani yang disegani dalam sejarah Islam. Satu hal lagi, semua dilakukan dalam periode kekuasaan yang relatif singkat, yakni 8 tahun.
(rhs)