Hadis yang Membahas Isra Miraj, Salah Satunya dari Anas Bin Malik

Rabu, 15 Februari 2023 - 14:42 WIB
loading...
A A A
Rasulullah SAW bersabda, "Hai Musa, sesungguhnya —demi Allah— saya malu kepada Tuhanku, karena terlalu sering bolak-balik kepada-Nya."

Musa berkata, "Kalau begitu, turunlah engkau dengan menyebut nama Allah." Perawi melanjutkan kisahnya, "Lalu Nabi SAW terbangun, dan dia berada di Masjidil Haram."

Demikianlah menurut lafaz yang diketengah­kan oleh Imam Bukhari di dalam Kitabut Tauhid, bagian dari kitab sahih­nya.

Imam Bukhari meriwayatkannya di dalam Sifatun Nabi SAW, dari Ismail ibnu Abu Uwais, dari saudaranya (yaitu Abu Bakar Abdul Hamid), dari Sulaiman ibnu Bilal.

Imam Muslim meriwayatkannya dari Harun ibnu Sa'id dari Ibnu Wahb dari Sulaiman, yang di dalam riwayatnya Sulaiman memberikan tambahan, ada pula yang dikuranginya, serta ada yang didahulukan dan yang dibelakangkan.



Pada kenyataannya memang seperti apa yang dikatakan oleh Imam Muslim, karena sesungguhnya Syarik ibnu Abdullah ibnu Abu Namir kacau dalam hadis ini dan hafalannya buruk, ia tidak dapat menyusunnya dengan baik; seperti yang akan dijelaskan kemudian dalam hadis-hadis lain, insya Allah.

Di antara perawi ada yang menganggap peristiwa ini terjadi di saat Nabi SAW sedang tidur, karena menyelaraskannya dengan apa yang terjadi sesudah itu.

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Baihaqi mengatakan di dalam hadis syarik adanya suatu tambahan yang hanya ada pada riwayatnya, sesuai dengan pendapat orang yang menduga bahwa Nabi SAW melihat Allah SWT dalam peristiwa ini. Yang dimaksudkan ialah apa yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya,

"ثُمَّ دَنَا الْجَبَّارُ رَبُّ الْعِزَّةِ فَتَدَلَّى، فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى"

"Kemudian Dia mendekat," yakni Tuhan Yang Mahaperkasa mendekat kepadanya (Nabi SAW), "lalu bertambah mendekat lagi, maka jadilah Dia dekat kepadanya (Muhammad SAW) sejarak dua ujung busur panah atau lebih dekat lagi."

Selanjutnya Imam Baihaqi mengatakan bahwa pendapat Aisyah dan Ibnu Mas'ud serta Abu Hurairah yang menakwilkan ayat-ayat ini —bahwa Nabi SAW melihat Malaikat Jibril dalam bentuk aslinya— merupakan pendapat yang paling sahih.

Menurut Ibnu Katsir, pendapat yang dikatakan oleh Imam Baihaqi dalam masalah ini adalah pendapat yang benar, karena sesungguhnya Abu Zar ra pernah bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau melihat Tuhanmu?" Rasulullah SAW menjawab:

"نُورٌ أَنَّى أَرَاهُ". وَفِي رِوَايَةٍ "رَأَيْتُ نُورًا"

Nur, mana mungkin aku dapat melihatnya. Menurut riwayat yang lain disebutkan: Saya hanya melihat nur (cahaya). (Diketengahkan oleh Imam Muslim)

Firman Allah SWT:

{ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى}

Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi. ( QS An-Najm : 8)

Sesungguhnya yang dimaksudkan hanyalah Malaikat Jibril as, seperti yang ditetapkan di dalam kitab Sahihain melalui Siti Aisyah Ummul Muminin dan Ibnu Mas'ud.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1692 seconds (0.1#10.140)