Kisah Wafatnya Al-Fatih Disambut Pesta di Roma dan Sembahyang Khusus di Gereja

Selasa, 07 Maret 2023 - 05:15 WIB
loading...
A A A


Kesedihan Umat Islam

Kaum muslimin di seluruh dunia sangat terpukul dengan kematian Sultan Muhammad Al-Fatih. Mereka merasakan kesedihan mendalam. Kaum muslimin merasa sangat berduka atas kematian ini. Kemenangan-kemenangan yang telah dicapai oleh Sultan, hal itu menumbuhkan kebanggaan dalam diri mereka, sekaligus mengingatkan mereka akan jejak perjuangan para salafus saleh.

Abdul Hayy bin Al 'lmad Al-Hanbali mengatakan dalam bab orang-orang yang meninggal pada tahun 886 H: Dia merupakan Sultan yang paling agung dari kalangan Bani Utsmani. Dia adalah raja utama yang memiliki sifat-sifat mulia. Raja terbesar yang selalu melakukan jihad.

Dia adalah raja yang paling mampu melakukan ijtihad dan paling kokoh memegang pendirian. Dia raja yang paling bertawakkal kepada Allah. Dialah yang menegakkan Kerajaan Bani Utsman dan membuat undang-undang yang menjadi pengikat di perjalanan waktu. Dia memiliki riwayat dan perjalanan hidup yang indah, memukau, serta memiliki banyak kelebihan.

Dia memiliki peninggalan di lipatan siang dan malam, yang akan senantiasa dicatat dalam perputaran waktu dan zaman. Dia telah melancarkan perang yang menghancurkan salib-salib dan berhala-berhala.

Pekerjaan paling besar yang dia capai adalah penaklukan Kota Konstantinopel. Dia telah mampu menyerang kota itu dari darat dan laut dengan mengggunakan kapal-kapal. Tentaranya telah mampu menyerang kota itu dengan kuda-kudanya, dan pasukan-pasukan yang penuh kesatria. Selama 50 hari, dia mengepung kota itu dengan pengepungan ketat.



Dia telah menyempitkan ruang gerak orang-orang kafir dan jahat yang berada di dalam Kota Konstantinopel. Dia telah menghunus pedangnya di kota itu. Dalam kancah perang itu, dia berlindung di bawah perlindungan Allah yang tidak tertembus.

Dia telah mengetuk dan berusaha menembus pintu kemenangan berkali-kali. Hingga akhirnya, berkat kesabarannya, Allah menurunkan malaikat Raqib; dan dengan pertolongan Allah, takluklah Kota Istambul pada hari ke-51 dari awal pengepungan. Itu terjadi tepat pada ‘tanggal 24 Iumadil Akhir tahun 857 H.

Dia melakukan salat Jumat pertama di sebuah masjid, bekas gereja terbesar, Ayya Sofia yang memiliki kubah menjulang ke langit, menyerupai kubah-kubah piramid yang tidak lapuk. Dia telah membangun tradisi keilmuan di Istambul yang tidak khawatir matahari keilmuan akan tenggelam di tempat itu. Dia membangun sekolah-sekolah laksana mangkuk besar yang memiliki 8 buah pintu yang demikian gampang untuk dimasuki.

Dia membuat undang-undang yang sesuai dengan akal dan naql.

Semoga Allah melimpahkan pahala-Nya atas perhatiannya kepada para penuntut ilmu dan manhaj hidup yang dilaluinya. Sebab dia telah menutupi semua kebutuhan, tatkala mereka membutuhkan.

Dia telah menutupi semua kefakiran sehingga mereka memiliki jiwa yang sadar. Setelah itu dia memberikan kedudukan-kedudukan yang bisa mereka naiki dengan cara yang kokoh, sehingga mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan dengannya mencapai kemuliaan akhirat.



Sesungguhnya dia telah merekrut para ulama dari berbagai negeri yang dia berikan perhatian besar kepada mereka lewat tindakan-tindakan yang mulia.

Di antara ulama itu adalah, Maulana Ali Al-Qawsyaji, yang mulia At-Thusi, Al-Alim Al-Kurani dan lainnya dari kalangan ulama yang mulia.

Dengan demikian, maka Istambul menjadi “Pusat Dunia," sumber kebanggaan dan kemuliaan. Di sekelilingnya berkumpul orang-orang yang memiliki sifat baik dan kokoh dari semua disiplin ilmu pengetahuan.

Ulama-ulama Istambul hingga kini adalah ulama-ulama yang mulia. Para pekerja mereka adalah orang-orang cerdas, para penguasanya adalah orang-orang yang sangat bahagia. Dan bagi Sultan rahimahullah, begitu banyak kebaikan yang telah dia sumbangkan kepada kaum muslimin, khususnya kepada para ulama yang mulia.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2420 seconds (0.1#10.140)