Anjuran Membaca Doa Qunut dalam Sholat Witir Bulan Ramadan

Rabu, 15 Maret 2023 - 23:11 WIB
loading...
Anjuran Membaca Doa Qunut dalam Sholat Witir Bulan Ramadan
Ulama Syafiiyah berpendapat bahwa doa Qunut dibaca setelah Ruku pada akhir sholat Witir mulai pertengahan bulan Ramadan. Foto/ist
A A A
Membaca doa Qunut Witir pada bulan Ramadan adalah sesuatu disyariatkan menurut jumhur ulama. Hanya saja para ulama berbeda pendapat dalam bacaan dan tata caranya.

Di Indonesia yang mayoritas bermazhab Syafi'i, membaca doa Qunut dalam sholat Witir dilakukan pada pertengahan bulan Ramadan (mulai malam 16 Ramadan). Kata Qunut memliki banyak makna di antaranya berdiri, diam, berkesinambungan dalam ibadah, doa, tasbih, dan khusyu'.

Menurut istilah, Qunut adalah nama doa yang dibaca pada tempat yang khusus ketika berdiri (dalam sholat). [Futuhah ar Rabbaniyah 'ala al Adzkar an nawawiyah (2/286)]

Berikut pendapat masing-masing mazhab terkait doa Qunut sholat Witir :

1. Mazhab Hanafi
Kalangan Hanafiyah berpendapat bahwa doa Qunut dalam sholat witir dibaca sepanjang tahun, tidak hanya pada waktu bulan ramadhan saja. Ini pula pendapat Abdullah bin Mas'ud, Sufyaan Ats-Tsauriy, Ibnul-Mubaarak, Ishaaq, dan penduduk Kuufah.

Doa Qunut dibaca pada rakaat ketiga sebelum Ruku'. Tata caranya dengan membaca Takbir sambil mengangkat kedua tangan, lalu membaca doa Qunut. Hal ini didasarkan kepada pendapat Imam Ali yang melihat Nabi apabila hendak membaca doa Qunut memulainya dengan bertakbir terlebih dahulu. Pendapat ini sama dengan pendapat Malikiyah, namun bukan pada shalat witir, melainkan untuk Sholat Shubuh (karena Mazhab Maliki termasuk yang berpendapat Qunut hanya ada pada shalat shubuh dan nazilah).

2. Mazhab Maliki
Mazhab ini menganggap bahwa Qunut di waktu sholat witir tidak disyariatkan dan hukumnya makruh dikerjakan. Ini didasarkan kepada riwayat Ibnu Umar yang tidak membaca Qunut pada semua sholat sunnah. Yang diketahui berpendapat semisal ini adalah Thawwus.

3. Mazhab Syafi'i
Ulama Syafi'iyah berpendapat bahwa Qunut itu dibaca setelah Ruku pada akhir sholat Witir pertengahan bulan Ramadan. Imam Rafi'i mengatakan: "Membaca Qunut pada shalat witir dimakruhkan menurut perkataan yang kuat dari imam Syafi'i sebelum masa akhir-akhir Ramadhan. Pendapat ini bersumber dari riwayat Abu Dawud dan Baihaqi bahwa Ubay bin Ka'ab dan juga riwayat lain dari para Sahabat dan Tabi'in.

Dari 'Amr bin Hasan, bahwasanya Umar menyuruh Ubay bin Ka'ab mengimami sholat (Tarawih) pada bulan Ramadan, dan beliau menyuruh Ubay bin Ka'ab untuk melakukan Qunut pada pertengahan Ramadan yang dimulai pada malam 16 Ramadan. Namun dalam Kitab Al-Mausu'ah Fiqhiyah al-Kuwaitiyah jilid ke-34 pada halaman 64 disebutkan adanya pendapat sebagian ulama Syafi'iyah bahwa Qunut witir dilakukan awal bulan Ramadan.

Mengenai tata caranya, menurut Mazhab Syafi'i, Qunut witir sebagaimana Qunut Subuh, dibaca pada waktu setelah bangkit dari ruku' pada rakaat terakhir. Pendapat Syafi'iyah ini diketahui sebagaimana yang dipegang oleh sahabat Ali, Ibnu Umar menurut suatu riwayat, Uyainah, Nafi dan lainnya.

4. Mazhab Hanbali
Ulama Hanabilah -sebagaimana ulama Hanafiyah- berpendapat bahwa doa Qunut dalam sholat witir dibaca sepanjang tahun, tidak hanya pada waktu bulan ramadhan saja. Hanya saja mengenai waktu membacanya, Mazhab ini sama dengan dengan Syafi'i yakni sesudah bangkit dari Ruku. Namun bila dibaca sebelum ruku menurut mazhab ini juga dibolehkan.

Bacaan Qunut dalam Witir
Para ulama berbeda pendapat mengenai bacaan Qunut dalam sholat witir. Hal ini karena memang ditemukan adanya beberapa riwayat dalam hadits-hadits mengenai lafaznya. Berikut di antaranya :

اللَّهُمَّ اهْدِنَا فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لاَ يَذِل مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ , فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ ,اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ ,وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ, وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allahummahdina fiiman hadait, wa 'aafina fiiman 'aafait, wa tawallana fiimantawallait, wa baariklana fiimaa aktoit, wa qina syarramaa qadhait, Fainnakataqdhi walayuqdha alaik, wa innahu layadzillu mawwalait, wa la ya idzuman aadait, Tabarakta Robbanaa wata 'aalait, Falakal hamdu alamaa qadhait, Astagfiruka wa atuubu ilaik, Wa shallalloohu ala Sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi wa 'ala Aalihi wa shahbihi wasallam.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1456 seconds (0.1#10.140)