9 Pelajaran dan Hikmah dari Perang Uhud
loading...
A
A
A
Setidaknya ada 9 pelajaran dan hikmah dari Perang Uhud . Pertempuran Uhud adalah pertempuran yang pecah antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy pada tanggal 22 Maret 625 M (7 Syawal 3 H). Pertempuran ini terjadi kurang lebih setahun lebih seminggu setelah Pertempuran Badar .
Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.
Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Peperangan Uhud terkenal dalam sejarah sebagai peperangan yang amat gawat. Jumlah pasukan muslim tidak ada seperempatnya dibanding pasukan kafir Quraish. Pasukan kafir Quraisy juga dipersiapkan dengan perbekalan dan persenjataan serba lengkap. Kecuali itu diperkuat pula dengan pasukan wanita di bawah pimpinan Hindun binti 'Utbah, isteri Abu Sufyan bin Harb, guna memberikan dorongan moril, agar orang-orang kafir Quraisy jangan sampai lari meninggalkan medan tempur.
Sejarah Perang Uhud merupakan pertempuran paling menyakitkan bagi pasukan muslim dan membuat Nabi Muhammad SAW menangis. Selain menderita kekalahan, sebanyak 70 sahabat mulia gugur sebagai syahid.
Pada Perang Uhud ini, paman yang sangat dicintai Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu syahid. Rasulullah SAW sendiri nyaris menjadi sasaran pedang pasukan kafir Quraisy. Beliau ikut terluka, gigi gerahamnya tanggal.
Janji Allah Taala
Penyebab kekalahan pasukan muslim pada perang ini lantaran pasukan pemanah yang ditempatkan di atas bukit meninggalkan tempatnya karena tergiur harta rampasan perang. Allah telah mengampuni mereka setelah mereka menyesali kesalahan itu. Berikut keterangan Allah dalam Al-Qur'an:
وَلَقَدۡ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعۡدَهٗۤ اِذۡ تَحُسُّوۡنَهُمۡ بِاِذۡنِهٖۚ حَتّٰۤی اِذَا فَشِلۡتُمۡ وَتَـنَازَعۡتُمۡ فِى الۡاَمۡرِ وَعَصَيۡتُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَاۤ اَرٰٮكُمۡ مَّا تُحِبُّوۡنَؕ مِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرِيۡدُ الدُّنۡيَا وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرِيۡدُ الۡاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمۡ عَنۡهُمۡ لِيَبۡتَلِيَكُمۡۚ وَلَقَدۡ عَفَا عَنۡكُمۡؕ وَ اللّٰهُ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Artinya: "Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin." (QS Ali Imran ayat 152)
Sebagian pasukan muslim terutama regu pemanah kurang sabar dan tidak disiplin. Mereka lupa telah mengabaikan perintah (komando) dari Nabi Muhammad untuk tidak meninggalkan tempatnya masing-masing. Tetapi di antara mereka ada yang melanggarnya. Bahkan mereka berselisih karena menghendaki harta dunia yaitu rampasan perang. Maka saat itu musuh kembali menjadi kuat karena berhasil merebut tempat-tempat strategis yang membuat pasukan muslim menjadi lemah.
Para ahli tafsir menerangkan maksud janji Allah pada ayat ini sebagai berikut:
1. Janji Allah akan menolong kaum mukminin dalam Perang Uhud dengan mengirimkan bala bantuan sebanyak lima ribu Malaikat jika mereka bersabar dan bertakwa.
2. Janji Allah memberi kemenangan yang disampaikan oleh Nabi kepada regu pemanah selama mereka tidak meninggalkan tempatnya. Tetapi rupanya banyak yang meninggalkan tempatnya.
3. Janji Allah akan menolong setiap orang mukmin yang bersabar dan bertakwa yang banyak disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an.
Dalam Surat Ali Imran, Allah juga berfirman yang artinya:
"Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kalian dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, pada¬hal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Sesungguhnya kalian mengharapkan mati (syahid) sebelum kalian menghadapinya; (sekarang) sungguh kalian telah melihatnya dan kalian menyaksikannya." ( QS Ali Imran ayat 140-143)
Pelajaran dan Hikmah
Perang Uhud menyisakan berbagai pelajaran dan hikmah bagi Umar Islam.
1. Perang ini kita bisa menyaksikan betapa besar kecintaan para Sahabat kepada Rasulullah SAW. Bagaimana tidak, tatkala perang memanas kaum muslimin bersegera menuju Rasulullah SAW dan mengitari beliau.
Mereka melindungi Rasulullah SAW dengan badan dan senjata mereka. Salah seorang sahabat, Abu Thalhah, memasang badannya di hadapan Rasulullah SAW dan menegapkan dadanya demi melindungi beliau dari panah-panah musuh, sambil berkata: “Biarkan dadaku yang terkena, asal bukan dadamu.”
Abu Dujanah melindungi punggung Rasulullah SAW sementara beberapa panah menancap di tubuhnya namun ia tetap bergeming.
Seorang wanita dari Bani Dinar telah ditinggal gugur oleh suami, saudara dan ayahnya di Uhud. Ketika orang-orang menyampaikan bela sungkawa kepadanya, dia justru bertanya: “Bagaimana dengan Rasulullah?”
Orang-orang menjawab: “Beliau baik-baik saja. Alhamdulillah beliau seperti yang engkau harapkan.” Dia berkata: “Perlihatkan kepadaku. Aku ingin melihat beliau.” Ketika orang-orang menunjukinya dan dia telah melihat beliau SAW dia berkata: “Segala musibah tidak ada artinya dibandingkan dengan dirimu.”
2. Dari sejarah Perang Uhud tampak jelas bagi kita bahwa menyelisihi pemimpin secara umum dan menyelisihi Rasulullah SAW secara khusus merupakan salah satu perkara terpenting yang menyebabkan kekalahan.
Sesungguhnya maksiat merupakan sebab segala kesusahan dan jalan setiap kesengsaraan.
3. Bahaya mengutamakan dunia atas akhirat. Hal tersebut membuat umat kehilangan pertolongan dari Allah.
4. Di antara hikmahnya adalah Allah memuliakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan mati syahid yang merupakan salah satu kedudukan dan derajat tertinggi.
5. Pertempuran antara kebenaran dan kebatilan merupakan sebuah sunah kauniyah (ketetapan Allah yang berlaku di dunia ini). Perang Uhud merupakan penegasan bagi ketetapan Allah atas pertempuran antara kebenaran dan kebatilan, hidayah dan kesesatan.
Sesungguhnya ketetapan Allah telah berlaku pada para rasul beserta pengikut mereka, ketika peperangan terjadi antara mereka dan musuh-musuh mereka. Kalah menang silih berganti hingga para utusan Allah lah yang mendapatkan akhir yang baik.
Meskipun terkadang kebatilan memiliki taring namun pada akhirnya kemenangan diraih oleh orang- orang yang beriman dan bertakwa. Surga itu mulia dan mahal, tidak bisa diraih melainkan dengan melalui jembatan yang sukar dan meletihkan.
Sedangkan kemenangan yang murah dan mudah tidak akan berlangsung lama dan manusia tidak bisa merasakan nilainya.
Karena itulah Allah berfirman:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran: 142).
6. Pentingnya usaha dan melakukan sebab-sebab kemenangan yang bersifat materi maupun maknawi, sambil berserah diri kepada Allah dan bersandar pada-Nya.
Nabi SAW keluar ke medan perang dengan mengenakan dua lapis baju perang, dan beliau memakai alat-alat perang.
Para sahabat berjuang bersama beliau dan bahkan Jibril beserta Mikail ikut bertempur dengan sengit, padahal Allah melindungi beliau dari pembunuhan.
7. Pelajaran dari Perang Uhud lainnya adalah dipilah dan disaringnya kaum mukminin dari kaum munafik. Dan orang-orang kafir dibinasakan dengan berhaknya mereka mendapatkan murka dan azab Allah.
8. Pelajaran lainnya dari Perang Uhud: pelajaran musyawarah antara Rasulullah SAW dan para Sahabat.
Sesungguhnya Rasulullah SAW tidaklah berpendapat sendiri dalam berperang, padahal beliau didukung oleh wahyu dan dikuatkan oleh Allah, namun beliau tetap bermusyawarah dan sering mendengarkan pendapat para sahabat beliau ketika bermusyawarah dan diskusi tanpa jenuh dan bosan.
Beliau pernah meninggalkan pendapat beliau sendiri dan mengambil pendapat mayoritas yang berbeda dengan pendapat beliau tanpa fanatik dengan pendapat sendiri ataupun memaksa umat untuk mengambilnya.
9. Pelajaran penting lainnya dari Perang Uhud adalah besarnya kasih sayang Nabi SAW kepada para sahabat.
Beliau, misalnya, tidaklah menghardik para pemanah yang melanggar perintah beliau dan tidak pula mengeluarkan mereka dari pasukan. Namun beliau menyikapi kelemahan dan kesalahan mereka dengan lemah lembut, hikmah dan maaf.
Tentara Islam berjumlah 700 orang sedangkan tentara kafir berjumlah 3.000 orang. Tentara Islam dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW sedangkan tentara kafir dipimpin oleh Abu Sufyan.
Disebut Pertempuran Uhud karena terjadi di dekat bukit Uhud yang terletak 4 mil dari Masjid Nabawi dan mempunyai ketinggian 1000 kaki dari permukaan tanah dengan panjang 5 mil.
Peperangan Uhud terkenal dalam sejarah sebagai peperangan yang amat gawat. Jumlah pasukan muslim tidak ada seperempatnya dibanding pasukan kafir Quraish. Pasukan kafir Quraisy juga dipersiapkan dengan perbekalan dan persenjataan serba lengkap. Kecuali itu diperkuat pula dengan pasukan wanita di bawah pimpinan Hindun binti 'Utbah, isteri Abu Sufyan bin Harb, guna memberikan dorongan moril, agar orang-orang kafir Quraisy jangan sampai lari meninggalkan medan tempur.
Sejarah Perang Uhud merupakan pertempuran paling menyakitkan bagi pasukan muslim dan membuat Nabi Muhammad SAW menangis. Selain menderita kekalahan, sebanyak 70 sahabat mulia gugur sebagai syahid.
Pada Perang Uhud ini, paman yang sangat dicintai Nabi Muhammad SAW, Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu 'anhu syahid. Rasulullah SAW sendiri nyaris menjadi sasaran pedang pasukan kafir Quraisy. Beliau ikut terluka, gigi gerahamnya tanggal.
Janji Allah Taala
Penyebab kekalahan pasukan muslim pada perang ini lantaran pasukan pemanah yang ditempatkan di atas bukit meninggalkan tempatnya karena tergiur harta rampasan perang. Allah telah mengampuni mereka setelah mereka menyesali kesalahan itu. Berikut keterangan Allah dalam Al-Qur'an:
وَلَقَدۡ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعۡدَهٗۤ اِذۡ تَحُسُّوۡنَهُمۡ بِاِذۡنِهٖۚ حَتّٰۤی اِذَا فَشِلۡتُمۡ وَتَـنَازَعۡتُمۡ فِى الۡاَمۡرِ وَعَصَيۡتُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ مَاۤ اَرٰٮكُمۡ مَّا تُحِبُّوۡنَؕ مِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرِيۡدُ الدُّنۡيَا وَمِنۡكُمۡ مَّنۡ يُّرِيۡدُ الۡاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمۡ عَنۡهُمۡ لِيَبۡتَلِيَكُمۡۚ وَلَقَدۡ عَفَا عَنۡكُمۡؕ وَ اللّٰهُ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ
Artinya: "Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin." (QS Ali Imran ayat 152)
Sebagian pasukan muslim terutama regu pemanah kurang sabar dan tidak disiplin. Mereka lupa telah mengabaikan perintah (komando) dari Nabi Muhammad untuk tidak meninggalkan tempatnya masing-masing. Tetapi di antara mereka ada yang melanggarnya. Bahkan mereka berselisih karena menghendaki harta dunia yaitu rampasan perang. Maka saat itu musuh kembali menjadi kuat karena berhasil merebut tempat-tempat strategis yang membuat pasukan muslim menjadi lemah.
Para ahli tafsir menerangkan maksud janji Allah pada ayat ini sebagai berikut:
1. Janji Allah akan menolong kaum mukminin dalam Perang Uhud dengan mengirimkan bala bantuan sebanyak lima ribu Malaikat jika mereka bersabar dan bertakwa.
2. Janji Allah memberi kemenangan yang disampaikan oleh Nabi kepada regu pemanah selama mereka tidak meninggalkan tempatnya. Tetapi rupanya banyak yang meninggalkan tempatnya.
3. Janji Allah akan menolong setiap orang mukmin yang bersabar dan bertakwa yang banyak disebutkan dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an.
Dalam Surat Ali Imran, Allah juga berfirman yang artinya:
"Jika kalian (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kalian dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, pada¬hal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Sesungguhnya kalian mengharapkan mati (syahid) sebelum kalian menghadapinya; (sekarang) sungguh kalian telah melihatnya dan kalian menyaksikannya." ( QS Ali Imran ayat 140-143)
Pelajaran dan Hikmah
Perang Uhud menyisakan berbagai pelajaran dan hikmah bagi Umar Islam.
1. Perang ini kita bisa menyaksikan betapa besar kecintaan para Sahabat kepada Rasulullah SAW. Bagaimana tidak, tatkala perang memanas kaum muslimin bersegera menuju Rasulullah SAW dan mengitari beliau.
Mereka melindungi Rasulullah SAW dengan badan dan senjata mereka. Salah seorang sahabat, Abu Thalhah, memasang badannya di hadapan Rasulullah SAW dan menegapkan dadanya demi melindungi beliau dari panah-panah musuh, sambil berkata: “Biarkan dadaku yang terkena, asal bukan dadamu.”
Abu Dujanah melindungi punggung Rasulullah SAW sementara beberapa panah menancap di tubuhnya namun ia tetap bergeming.
Seorang wanita dari Bani Dinar telah ditinggal gugur oleh suami, saudara dan ayahnya di Uhud. Ketika orang-orang menyampaikan bela sungkawa kepadanya, dia justru bertanya: “Bagaimana dengan Rasulullah?”
Orang-orang menjawab: “Beliau baik-baik saja. Alhamdulillah beliau seperti yang engkau harapkan.” Dia berkata: “Perlihatkan kepadaku. Aku ingin melihat beliau.” Ketika orang-orang menunjukinya dan dia telah melihat beliau SAW dia berkata: “Segala musibah tidak ada artinya dibandingkan dengan dirimu.”
2. Dari sejarah Perang Uhud tampak jelas bagi kita bahwa menyelisihi pemimpin secara umum dan menyelisihi Rasulullah SAW secara khusus merupakan salah satu perkara terpenting yang menyebabkan kekalahan.
Sesungguhnya maksiat merupakan sebab segala kesusahan dan jalan setiap kesengsaraan.
3. Bahaya mengutamakan dunia atas akhirat. Hal tersebut membuat umat kehilangan pertolongan dari Allah.
4. Di antara hikmahnya adalah Allah memuliakan sebagian hamba-hamba-Nya dengan mati syahid yang merupakan salah satu kedudukan dan derajat tertinggi.
5. Pertempuran antara kebenaran dan kebatilan merupakan sebuah sunah kauniyah (ketetapan Allah yang berlaku di dunia ini). Perang Uhud merupakan penegasan bagi ketetapan Allah atas pertempuran antara kebenaran dan kebatilan, hidayah dan kesesatan.
Sesungguhnya ketetapan Allah telah berlaku pada para rasul beserta pengikut mereka, ketika peperangan terjadi antara mereka dan musuh-musuh mereka. Kalah menang silih berganti hingga para utusan Allah lah yang mendapatkan akhir yang baik.
Meskipun terkadang kebatilan memiliki taring namun pada akhirnya kemenangan diraih oleh orang- orang yang beriman dan bertakwa. Surga itu mulia dan mahal, tidak bisa diraih melainkan dengan melalui jembatan yang sukar dan meletihkan.
Sedangkan kemenangan yang murah dan mudah tidak akan berlangsung lama dan manusia tidak bisa merasakan nilainya.
Karena itulah Allah berfirman:
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar." (QS Ali Imran: 142).
6. Pentingnya usaha dan melakukan sebab-sebab kemenangan yang bersifat materi maupun maknawi, sambil berserah diri kepada Allah dan bersandar pada-Nya.
Nabi SAW keluar ke medan perang dengan mengenakan dua lapis baju perang, dan beliau memakai alat-alat perang.
Para sahabat berjuang bersama beliau dan bahkan Jibril beserta Mikail ikut bertempur dengan sengit, padahal Allah melindungi beliau dari pembunuhan.
7. Pelajaran dari Perang Uhud lainnya adalah dipilah dan disaringnya kaum mukminin dari kaum munafik. Dan orang-orang kafir dibinasakan dengan berhaknya mereka mendapatkan murka dan azab Allah.
8. Pelajaran lainnya dari Perang Uhud: pelajaran musyawarah antara Rasulullah SAW dan para Sahabat.
Sesungguhnya Rasulullah SAW tidaklah berpendapat sendiri dalam berperang, padahal beliau didukung oleh wahyu dan dikuatkan oleh Allah, namun beliau tetap bermusyawarah dan sering mendengarkan pendapat para sahabat beliau ketika bermusyawarah dan diskusi tanpa jenuh dan bosan.
Beliau pernah meninggalkan pendapat beliau sendiri dan mengambil pendapat mayoritas yang berbeda dengan pendapat beliau tanpa fanatik dengan pendapat sendiri ataupun memaksa umat untuk mengambilnya.
Baca Juga
9. Pelajaran penting lainnya dari Perang Uhud adalah besarnya kasih sayang Nabi SAW kepada para sahabat.
Beliau, misalnya, tidaklah menghardik para pemanah yang melanggar perintah beliau dan tidak pula mengeluarkan mereka dari pasukan. Namun beliau menyikapi kelemahan dan kesalahan mereka dengan lemah lembut, hikmah dan maaf.
(mhy)