Berikut ini Beda Khotbah Idulfitri dengan Khotbah Salat Jumat

Kamis, 20 April 2023 - 07:51 WIB
loading...
Berikut ini Beda Khotbah Idulfitri dengan Khotbah Salat Jumat
Salat Idul Fitri tak harus mendengarkan khotbah. Foto/Ilustrasi: mhy
A A A
Khotbah dalam salat Id tidak sama dengan khotbah salat Jumat . Dalam khotbah salat Id, hanya satu kali sedangkan khotbah salat Jumat dua kali. Selain itu, jamaah salat Id tidak diwajibkan mendengarkan khotbah.

Ibnul Qayyim dalam kitab berjudul "Zaadul Ma’ad" mengatakan apabila Nabi Muhammad SAW menyempurnakan salat, beliau berpaling dan berdiri di hadapan para sahabat, sedangkan mereka duduk di barisan mereka. Beliau memberikan mau’izhah, wasiat dan memerintahkan dan melarang mereka.

"Beliau membuka khotbah-khotbahnya dengan memuji Allah. Tidak pernah diriwayatkan -dalam satu hadispun- bahwasanya beliau membuka dua khotbah pada ‘Idulfitri dan ‘Iduladha dengan bertakbir. Dan diberikan rukhshah bagi orang yang menghadiri ‘Id untuk mendengarkan khotbah atau pergi,” ujar Ibnul Qayyim.



Hal ini sesuai dengan shahihain dan yang lainnya disebutkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى إِلَى الْمُصَلَّى فَأَوَّلُ شَيْءٍ يَبْدَأُ بِهِ الصَّلَاةُ ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُومُ مُقَابِلَ النَّاسِ وَالنَّاسُ جُلُوسٌ عَلَى صُفُوفِهِمْ فَيَعِظُهُمْ وَيُوصِيهِمْ وَيَأْمُرُهُمْ .رواه البخاري و مسلم

“Adalah Nabi SAW keluar ke tanah lapang pada ‘Idulfitri dan ‘Iduladha. Pertama kali yang beliau kerjakan ialah salat, kemudian berpaling dan berdiri menghadap sahabat, dan mereka tetap duduk di barisan mereka. Kemudian Beliau memberikan mau’izhah, wasiat dan memerintahkan mereka”. [HR Al Bukhari dan Muslim].

Dalam masalah khotbah ‘Id ini, seseorang tidak wajib mendengarkannya. Dibolehkan untuk meninggalkan tanah lapang seusai salat. Ini berbeda dengan khotbah Jumat, yang wajib bagi kita untuk menghadirinya.

Di dalam hadis Abdullah bin As Sa’id ra, ia berkata:

شَهِدْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعِيدَ فَلَمَّا قَضَى الصَّلَاةَ قَالَ إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ

“Saya menyaksikan salat ‘Id bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika selesai, Beliau berkata: “Kami sekarang berkhotbah. Barangsiapa yang mau mendengarkan, silakan duduk. Dan barangsiapa yang mau, silakan pergi”. [Dikeluarkan oleh Abu Dawud, An Nasa’i, Ibnu Majah)



Berbeda dengan Khotbah Jumat

Dalam keterangan hadis, khotbah id berbeda dengan khotbah jumat. Dalam khotbah id, tidak diselingi dengan duduk antara dua khutbah, alias hanya satu kali. Berdasarkan hadis di bawah ini:

Diriwayatkan dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa ia berkata: Rasulullah SAW keluar pada hari raya Idulfitri dan Iduladha menuju lapangan tempat salat, maka hal pertama yang dia lakukan adalah salat, kemudian manakala selesai beliau berdiri menghadap orang banyak yang tetap duduk dalam saf-saf mereka, lalu Nabi SAW menyampaikan nasehat dan pesan-pesan dan perintah kepada mereka; lalu jika beliau hendak memberangkatkan angkatan perang atau hendak memerintahkan sesuatu beliau laksanakan, kemudian lalu beliau pulang. [HR. Muttafaq ‘alaih, dan ini lafal al-Bukhari].

Diriwayatkan dari jabir Ibnu ‘Abdillah bahwa ia berkata: Saya menghadiri salat hari raya bersama Rasulullah SAW: sebelum khotbah beliau memulai dengan salat tanpa azan dan tanpa qamat, kemudian (setelah selesai salat) beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia mengajak orang supaya bertakwa kepada Allah, menyuruh patuh kepada-Nya, menyampaikan nasihat dan peringatan untuk mereka, kemudian beliau berjalan mendatangi wanita-wanita, lalu menyampaikan nasehat dan peringatan untuk mereka … [HR Muslim dan an-Nasa’i].



Selanjutnya, khotbah dimulai dengan tahmid (membaca alhamdulillah), tidak dengan takbir karena tidak ada riwayat yang sahih menerangkan bahwa Rasulullah SAW memulai khotbah ‘Id dengan takbir. Semua khutbahnya dimulai dengan tahmid. Hanya saja dalam khutbah Id memang diperbanyak menyelingi dengan takbir, akan tetapi tidak dimulai dengan takbir. Dasarnya adalah:

Diriwayatkan dari Jabir bahwa ia berkata: Saya menghadiri salat pada suatu hari raya bersama Rasulullah SAW: sebelum khutbah beliau memulai dengan salat tanpa azan dan tanpa qamat. Lalu manakala selesai salat beliau berdiri dengan bersandar kepada Bilal. Lalu ia bertahmid dan memuji Allah, menyampaikan nasihat dan peringatan untuk jamaah, serta mendorong mereka supaya patuh kepada-Nya … [HR. an-Nasa’i].

Setelah selesai menyampaikan materi khotbah, kemudian diakhiri dengan doa, dengan mengangkat tangan jari syahadat (telunjuk) tangan kanan, sebagaimana pada khotbah Jumat, sesuai penjelasan dalam hadis berikut:

Diriwayatkan dari Hushain, bahwa Basyir bin Marwan mengangkat kedua tangannya pada khotbah Jumuah di atas mimbar, kemudian dimarahi oleh Amarah Ruwaibah ats-Tsaqafi dan berkata: Rasulullah SAW tidak menambah ini, dengan mengisyaratkan jari telunjuknya. [HR an-Nasa’i].
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1369 seconds (0.1#10.140)