Harta Umat Itu Mirip dengan Harta Anak Yatim, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi

Senin, 26 Juni 2023 - 05:15 WIB
loading...
Harta Umat Itu Mirip dengan Harta Anak Yatim, Begini Penjelasan Syaikh Al-Qardhawi
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi (Foto/Ilustrasi : the new arab)
A A A
Syaikh Yusuf Al-Qardhawi mengatakan Nabi Muhammad SAW mengingkari perbuatan yang menggunakan sesuatu yang tidak semestinya, atau berlawanan dengan fitrah dan kebiasaan.

Di dalam hadis shahih diceritakan, bahwa ada seorang laki-laki yang menunggangi sapi, maka sapi itu berbicara, "Aku diciptakan bukan untuk diperlakukan seperti ini, tetapi aku diciptakan untuk bercocok tanam."

"Apakah sapi itu berbicara dengan ucapan perilakunya, jika demikian maka itu lebih mantap daripada dengan ucapan. Kalau berbicara dalam arti yang sebenarnya, maka itu termasuk keanehan-keanehan, karena memang itulah zahirnya hadis dan bagi Allah yang demikian itu sangatlah mudah," jelas al-Qardhawi dalam bukunya berjudul "Malaamihu Al Mujtama' Al Muslim Alladzi Nasyuduh" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Sistem Masyarakat Islam dalam Al Qur'an & Sunnah" (Citra Islami Press, 1997).



Menurutnya, yang penting bagi kita bahwa hadis di atas mengajak kita untuk menggunakan sesuatu sebagaimana mestinya.

Ada baiknya di sini kita singgung firman Allah SWT mengenai wasiat harta anak yatim:

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) hingga ia dewasa..." ( QS Al Isra' : 34)

Ini berulang kali disebutkan dalam Al-Qur'an Al Karim , dengan bentuk ungkapan yang sama. Al-Qur'an tidak cukup menuntut kepada kita untuk mendekati harta anak yatim dengan cara yang baik saja, tetapi juga dengan cara yang lebih baik. Sehingga jika di sana ada dua cara untuk mengembangkan harta anak yatim dan memeliharanya, salah satunya cara itu baik dan cara yang lain lebih baik, maka yang diwajibkan untuk kita dahulukan adalah menggunakan yang lebih baik.



Al-Qardhawi mengatakan bahkan haram bagi kita untuk tidak menggunakan cara kecuali cara yang lebih baik, sebagaimana dalam memahami redaksi terhadap larangan dan uslub Qashr (innama, sebagai pembatas yang bermakna hanyalah).

Harta umat ini mirip-mirip dengan harta anak yatim, sedangkan daulah (pemerintah) yang bertugas untuk memeliharanya dan lembaga-lembaganya itu seperti wali anak yatim.

Umar bin Khattab pernah mengumpamakan dirinya terhadap "Baitul Maalt" itu seperti wali anak yatim, apabila dalam keadaan berkecukupan ia memelihara dirinya, dan jika ia dalam keadaan miskin ia memakannya dengan baik. Untuk itu wajib bagi kita untuk memelihara dan mengembangkan harta itu dengan sebaik-baiknya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2479 seconds (0.1#10.140)