Khutbah Iduladha 2023: Menghayati Nilai Pengorbanan dan Ujian Keimanan

Kamis, 29 Juni 2023 - 08:02 WIB
loading...
A A A
Yang mencaci tetap mencaci karena merasa lebih hebat dan lebih baik. Padahal Allah yang lebih segalanya. Apalagi menjelang pemilu, semakin ramai cacian, makian dan hinaan antarsesama Muslim, hanya karena beda pilihan. Padahal Rasul mengingatkan bahwa sesama Muslim adalah mulia. Kenapa justru kita sendiri yang saling caci dan menghujat?

ُاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبرُ و للهِ الحَمْد


Hadirin yang Berbahagia!
Ibadah kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak jaman Nabi Adam 'alaihissalam. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah ﷻ memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad ﷺ tidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Rasulullah ﷺ suatu saat ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udlhiyah (penyembelihan kurban) itu? Beliau menegaskan: هذه سنّة أبيكم إبراهيم (ini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim).

Nabi Ibrahim hidup pada abad 18 SM. Masa persimpangan jalan pikiran umat manusia tentang kurban-kurban manusia yang dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka, sementara perintah Allah ﷻ kepada Nabiyullah Ibrahim untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail lantaran diilhami dari suatu ru'yah (mimpi) sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran Surat As-Shaaffat Ayat 102:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!" Ia (Ismail) menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar."

Hadirin Rohimakumulloh!
Setiap individu yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh Allah ﷻ. Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah ﷻ.

Para mufassir menyatakan, perintah Allah ﷻ kepada Ibrahim agar menyembelih putranya sendiri hendak menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapa pun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, bukanlah sesuatu yang berarti bila Allah menghendakinya. Ridho dan mahabbah Allahlah yang sejatinya yang paling berarti dalam hidup ini.

Disebutkan juga dalam akhir kisah tersebut, Allah ﷻ memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran Surat As-Shaaffat ayat 107:

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

"Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."

Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah ﷻ dengan mengorbankan apapun jika memang diperintahkan, maka peristiwa Nabi Ibrahim juga mengandung 'ibrah (pelajaran) bahwa Allah ﷻ menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia, sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apapun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia.

Karena itu, Islam tidak pernah mentolerir terjadinya kekerasan, kebrutalan, dan penindasan dalam bentuk apapun yang mengakibatkan pertumpahan darah dan penderitaan umat manusia. Ia dengan tegas mengharamkan dan mengutuk perbuatan bunuh diri, membunuh sesama atau membuat kerusakan apapun di muka bumi ini. Intinya kejahatan kemanusiaan maupun kejahatan lingkungan secara tegas dilarang Al-Qur'an.

Dengan menangkap pesan dan 'ibrah dari peristiwa besar yang tidak ada duanya dan tidak akan terulang kedua kalinya dalam sejarah umat manusia itu, dapat disinyalir bahwa Muslim sejati adalah yang memiliki kecintaan dan kepatuhan mutlak kepada Allah ﷻ melebihi kecintaannya kepada siapapun dan apapun.

Perjuangan Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita. Untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita. Sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang tertindas.

ُاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْد


Hadirin yang Dimuliakan Allah!
Yang perlu kita perhatikan dalam Ibadah Kurban adalah makna kurban yang mengandung nilai pengorbanan. Kurban, yang kita niatkan untuk Allah dan hanya ingin mendapatkan ridha Allah bukan hanya memotong kambing atau sapi pada hari raya Idul Adha saja. Ajaran mengorbankan kambing atau sapi dan dagingnya untuk dibagikan kepada orang miskin hanyalah sarana latihan dan pengingat saja. Pengorbanan jiwa, raga dan harta harus dilakukan setiap saat, untuk membuktikan derajat ketaqwaan dan keimanan kita.

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk berkorban dengan segala yang kita miliki demi kebahagiaan mereka yang terkena bencana. Bukan hanya kambing atau sapi saja yang harus dikurbankan, namun juga kekayaan lainnya, baik uang, makanan, pakaian bahkan tenaga kita harus juga kita kurbankan demi mencapai ketaqwaan dan keimanan yang sempurna.

Kita harus menata kembali keimanan, membina negara, umat dan bangsa. Kita harus bersatu dan berdamai dengan sesama saudara kita. Karena kita semua kaum Muslimin yang diikat oleh kalimat Tauhid yang agung. Jangan ada lagi perpecahan dan permusuhan di antara kita.

Hadirin Rohimakumulloh!
Tepatlah apabila perayaan Idul Adha digunakan menggugah semangat kita untuk berkorban bagi negeri kita tercinta yang saat ini sedang dirundung banyak ujian. Krisis moral yang terus menggerogoti, beban ekonomi masyarakat yang semakin berat, narkoba merajalela dan kenakalan remaja di mana-mana.

Dalam kondisi seperti ini kita berharap dan mendoakan mudah-mudahan para pemimpin kita tidak hanya mengutamakan kepentingan pribadi dan kelompoknya, tapi berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Semoga kita semua mampu menjadi orang yang bertakwa yang sanggup berkorban demi kemajuan bersama.

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara. Aamiin. Semoga ibadah kurban kita diterima Allah ﷻ, dikuatkan iman kita, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua, anak-anak kita, keluarga kita, saudara-saudara kita, tetangga-tetangga kita dari musibah dan bencana. Dan semoga kita semua diberi rezeki yang membawa berkah untuk beribadah kepada Allah ﷻ.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2163 seconds (0.1#10.140)