Peristiwa Muharam: Nabi Adam Turun ke Bumi, Terpisah dengan Hawa selama 500 Tahun
loading...
A
A
A
Jibril pergi dan datang lagi dengan membawa dua kerbau dari surga. Yang satu berwarna hitam; satunya lagi berwarna merah. Jibril mengajarkan kepadanya bagaimana cara mengolah tanah. Setelah diajari, mulailah Adam membajak.
Kemudian Jibril membawakan segenggam benih gandum dan mengajarkan bagaimana cara menanamnya. Setelah tahu, mulailah Adam menanamnya. Ketika Adam sedang sibuk membajak tanah, tiba-tiba salah satu dari dua kerbau itu diam. Adam memukulnya dengan pecut yang ada di genggaman tangannya.
Allah menjadikan kerbau itu bisa berbicara sehingga ia berbicara kepada Adam, “Mengapa engkau memukulku?”
Adam menjawab, “Karena engkau membangkang kepadaku.”
Dengan tenang, kerbau itu berkata kepada Adam, “Betapa lembutnya Allah kepadamu karena Dia tidak memukulmu ketika engkau membangkang kepada-Nya.”
Akibat omongan kerbau ini, Adam menangis seraya berkata, “Wahai Tuhanku, semua benda mengejekku hingga binatang-binatang sekalipun.”
Atas kejadian ini, Allah menyuruh Jibril untuk mengusap lisan binatang agar tidak bisa berbicara. Dahulunya, sebelum Adam diturunkan ke bumi, binatang-binatang bisa berbicara.
Setelah Adam menanam, seketika itu juga gandum itu tumbuh, bertangkai, dan pada hari itu juga berbuah. Kemudian Adam diajari bagaimana cara memanen. Setelah tahu, dia mulai memanen, menebah, dan menampi di udara.
Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar.”
Kemudian Jibril mengambil dua buah batu dari gunung; kemudian dipakainya batu itu untuk menggiling sampai gandum itu menjadi tepung. Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar.”
Lalu Jibril pergi dan membawakan sepercik api dari neraka Jahanam setelah merendamnya di dalam air sebanyak tujuh kali. Sebab, kalau tidak, tentu percikan api itu membakar bumi dan makhluk yang ada di sana.
Kemudian Jibril mengajarkan kepada Adam cara membuat roti. Setelah tahu, mulailah Adam membuat roti. Lalu Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar hingga matahari terbenam; sempurnakanlah puasamu.”
Dengan demikian, Adam adalah orang pertama yang berpuasa di muka bumi ini. Setelah matahari terbenam, Adam meletakkan roti di antara dua tangannya. Dia ulurkan tangannya untuk memotong roti. Ternyata roti itu terlempar dari antara dua tangannya dan jatuh dari puncak gunung ke bawah.
Adam mengikutinya; kemudian dia mengambilnya. Maka, Jibril berkata kepadanya, “Seandainya engkau bersabar, tentu roti akan datang kepadamu tanpa engkau menghampirinya.”
Diriwayatkan bahwa setelah Adam memakan beberapa potong dari roti tersebut, dia menyimpan potongan roti untuk malam berikutnya. Jibril berkata kepadanya, “Seandainya engkau tidak melakukan hal itu, tentu tidak akan ada anak cucumu yang menyimpan (sesuatu untuk waktu yang akan datang).”
Karena Adam melakukannya, maka hal itu menjadi kebiasaan anak cucu Adam.
Kemudian Jibril membawakan segenggam benih gandum dan mengajarkan bagaimana cara menanamnya. Setelah tahu, mulailah Adam menanamnya. Ketika Adam sedang sibuk membajak tanah, tiba-tiba salah satu dari dua kerbau itu diam. Adam memukulnya dengan pecut yang ada di genggaman tangannya.
Allah menjadikan kerbau itu bisa berbicara sehingga ia berbicara kepada Adam, “Mengapa engkau memukulku?”
Adam menjawab, “Karena engkau membangkang kepadaku.”
Dengan tenang, kerbau itu berkata kepada Adam, “Betapa lembutnya Allah kepadamu karena Dia tidak memukulmu ketika engkau membangkang kepada-Nya.”
Akibat omongan kerbau ini, Adam menangis seraya berkata, “Wahai Tuhanku, semua benda mengejekku hingga binatang-binatang sekalipun.”
Atas kejadian ini, Allah menyuruh Jibril untuk mengusap lisan binatang agar tidak bisa berbicara. Dahulunya, sebelum Adam diturunkan ke bumi, binatang-binatang bisa berbicara.
Setelah Adam menanam, seketika itu juga gandum itu tumbuh, bertangkai, dan pada hari itu juga berbuah. Kemudian Adam diajari bagaimana cara memanen. Setelah tahu, dia mulai memanen, menebah, dan menampi di udara.
Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar.”
Kemudian Jibril mengambil dua buah batu dari gunung; kemudian dipakainya batu itu untuk menggiling sampai gandum itu menjadi tepung. Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar.”
Lalu Jibril pergi dan membawakan sepercik api dari neraka Jahanam setelah merendamnya di dalam air sebanyak tujuh kali. Sebab, kalau tidak, tentu percikan api itu membakar bumi dan makhluk yang ada di sana.
Kemudian Jibril mengajarkan kepada Adam cara membuat roti. Setelah tahu, mulailah Adam membuat roti. Lalu Adam berkata kepada Jibril, “Apakah aku sudah bisa makan?”
Jibril menjawab, “Sabar hingga matahari terbenam; sempurnakanlah puasamu.”
Dengan demikian, Adam adalah orang pertama yang berpuasa di muka bumi ini. Setelah matahari terbenam, Adam meletakkan roti di antara dua tangannya. Dia ulurkan tangannya untuk memotong roti. Ternyata roti itu terlempar dari antara dua tangannya dan jatuh dari puncak gunung ke bawah.
Adam mengikutinya; kemudian dia mengambilnya. Maka, Jibril berkata kepadanya, “Seandainya engkau bersabar, tentu roti akan datang kepadamu tanpa engkau menghampirinya.”
Diriwayatkan bahwa setelah Adam memakan beberapa potong dari roti tersebut, dia menyimpan potongan roti untuk malam berikutnya. Jibril berkata kepadanya, “Seandainya engkau tidak melakukan hal itu, tentu tidak akan ada anak cucumu yang menyimpan (sesuatu untuk waktu yang akan datang).”
Karena Adam melakukannya, maka hal itu menjadi kebiasaan anak cucu Adam.