Apakah Manusia Sekadar Menjalankan Qadar? Begini Jawaban Syaikh Al-Utsaimin
loading...
A
A
A
Apakah manusia dibebaskan memilih atau sekadar menjalankan qadar ? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin mengatakan mereka yang bertanya demikian, patut juga bertanya: Apakah dia tertimpa musibah atas dasar pilihannya sendiri? Apakah dia tertimpa penyakit atas dasar pilihannya? Apakah dia mati atas dasar pilihannya sendiri? dan berbagai pertanyaan semisalnya.
"Maka akan jelas baginya jawaban tentang apakah dia dijalankan atau dibebaskan memilih," ujar Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin' dalam bukunya berjudul "Al-Qadha' wal Qadar" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar".
Al-Utsaimin menjelaskan sesungguhnya segala perbuatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki akal sehat jelas dia lakukan atas dasar pilihannya. Simaklah firman Allah: "Maka barangsiapa menghendaki, maka dia mengambil jalan menuju Rabb-Nya" ( QS An-Naba : 39)
Allah SWT juga berfirman: "Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat" ( QS Ali-Imran : 152)
Firman Allah: "Barangsiapa menghendaki akhirat dan menempuh jalan kepadanya dan dia beriman, maka semua perbuatannya disyukuri (diterima)". ( QS Al-Isra' : 19)
Firman-Nya: "Maka dia diwajibkan membayar fidyah, berupa puasa atau sedekah atau haji" ( QS Al-Baqarah : 196)
Di mana dalam ayat fidyah di atas, pembayar fidyah diberi kebebasan memilih apa yang akan dibayarkan.
"Akan tetapi, apabila seseorang menghendaki sesuatu dan telah melaksanakannya, maka kita tahu bahwa Allah telah menghendaki hal itu," jelasnya.
Hal ini sebagaimana firman-Nya: "Sungguh barangsiapa dari kamu menghendaki beristikamah, maka kamu tidak akan berkehendak kecuali Allah Rabb sekalian alam menghendakinya" ( QS At-Takwir : 29)
Al-Utsaimin mengatakan sebagai kesempurnaan rububiyah-Nya, tidak ada sesuatupun terjadi di langit dan di bumi melainkan karena kehendak Allah Ta'ala.
Adapun segala sesuatu yang menimpa seseorang atau datang darinya dengan tanpa pilihannya, seperti sakit, mati dan berbagai bencana, maka semua itu murni karena Qadar Allah dan manusia tidak punya kebebasan memilih dan berkehendak.
"Maka akan jelas baginya jawaban tentang apakah dia dijalankan atau dibebaskan memilih," ujar Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin' dalam bukunya berjudul "Al-Qadha' wal Qadar" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Tanya Jawab Tentang Qadha dan Qadar".
Al-Utsaimin menjelaskan sesungguhnya segala perbuatan yang dilakukan oleh orang yang memiliki akal sehat jelas dia lakukan atas dasar pilihannya. Simaklah firman Allah: "Maka barangsiapa menghendaki, maka dia mengambil jalan menuju Rabb-Nya" ( QS An-Naba : 39)
Allah SWT juga berfirman: "Sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki dunia dan sebagian dari kamu ada orang yang menghendaki akhirat" ( QS Ali-Imran : 152)
Firman Allah: "Barangsiapa menghendaki akhirat dan menempuh jalan kepadanya dan dia beriman, maka semua perbuatannya disyukuri (diterima)". ( QS Al-Isra' : 19)
Firman-Nya: "Maka dia diwajibkan membayar fidyah, berupa puasa atau sedekah atau haji" ( QS Al-Baqarah : 196)
Di mana dalam ayat fidyah di atas, pembayar fidyah diberi kebebasan memilih apa yang akan dibayarkan.
"Akan tetapi, apabila seseorang menghendaki sesuatu dan telah melaksanakannya, maka kita tahu bahwa Allah telah menghendaki hal itu," jelasnya.
Hal ini sebagaimana firman-Nya: "Sungguh barangsiapa dari kamu menghendaki beristikamah, maka kamu tidak akan berkehendak kecuali Allah Rabb sekalian alam menghendakinya" ( QS At-Takwir : 29)
Al-Utsaimin mengatakan sebagai kesempurnaan rububiyah-Nya, tidak ada sesuatupun terjadi di langit dan di bumi melainkan karena kehendak Allah Ta'ala.
Adapun segala sesuatu yang menimpa seseorang atau datang darinya dengan tanpa pilihannya, seperti sakit, mati dan berbagai bencana, maka semua itu murni karena Qadar Allah dan manusia tidak punya kebebasan memilih dan berkehendak.
(mhy)