Doa Saat Menyembelih Kurban Seperti yang Diajarkan Rasulullah

Kamis, 30 Juli 2020 - 13:46 WIB
loading...
Doa Saat Menyembelih Kurban Seperti yang Diajarkan Rasulullah
Ilustrasi/Ist
A A A
KURBAN adalah sikap ketundukan ( islam ) kepada Allah Tuhan Yang Maha Pencipta langit dan bumi dan semua yang ada pada keduanya. Esensi dari kurban pada saat Idul Adha adalah wujud ketakwaan kepada Allah untuk siap berbagi kebahagiaan kepada sesama.



Bukan malah berkurban untuk persembahan mitos-mitos yang berkembang di masyarakat yang cenderung mubazir atau sia-sia.

Allah berfirman:

لَن يَنَالَ ٱللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَآؤُهَا وَلَٰكِن يَنَالُهُ ٱلتَّقْوَىٰ مِنكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُحْسِنِينَ

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (al Hajj: 37)

Rasulullah juga telah memberi tauladan bagaimana cara berkorban. Dalam hadis riwayat Ibnu Majah,

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ ضَحَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عِيدٍ بِكَبْشَيْنِ فَقَالَ حِينَ وَجَّهَهُمَا إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ عَنْ مُحَمَّدٍ وَأُمَّتِهِ. رواه أبن ماجه

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, “Rasulullah SAW menyembelih dua ekor kambing kurban pada waktu Idul Kurban.

Saat menghadapkan keduanya beliau mengucapkan: ‘Sesungguhnya Aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). Ya Allah (ini adalah) dari-Mu dan untuk-Mu, dari Muhammad dan umatnya.’.”


Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo sebagaimana dikutip pwnu.co menjelaskan sebagaimana dalam hadis di atas Rasulullah ketika menyembelih hewan kurban mengucapkan ‘Inni wajjahtu sampai akhir hadis Allahumma minka wa laka ‘an Muhammadin wa ummatihi.”

Dalam hal ini menunjukkan bahwa berkurban adalah sebagai suatu kesadaran akan posisi seorang hamba pada tuhannya.

Oleh karena itu kurban itu dilandasi jiwa dan semangat tauhid. Sehingga dilarang berkurban karena faktor kesyirikan atau menganggap ada yang membutuhkan kurban selain Allah SWT.

Tujuan Hidup
Kehidupan ini hanya memiliki satu tujuan, sedangkan tujuan lainnya merupakan penunjang bagi satu tujuan tersebut. Sehingga muara tujuannya adalah tetap yaitu menuju satu tujuan itu.



Satu-satunya tujuan itu adalah mengabdi kepada Allah. Tentu yang dinamakan mengabdi di dalamnya sudah mengandung keikhlasan dalam menjalankannya.

Sebagaimana Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (adz-Dzariyat: 56).

Baca juga: Tata Cara Salat Idul Adha di Masa Pandemi, Bisa Dilakukan di Rumah
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4838 seconds (0.1#10.140)