Kisah Sa'id bin Musayyib Melarang Salat setelah Fajar Lebih dari 2 Rakaat
loading...
A
A
A
Tidak sedikit umat Islam menjalankan ibadah tanpa landasan yang benar dan tatkala diingatkan, malah menjawab: “Yang penting kan niatnya baik!”
"Ini adalah suatu kesalahan fatal. Ketahuilah bahwa sekadar niat yang baik tidak mesti menjadikan suatu ibadah diterima sampai terpenuhi dua syaratnya, yaitu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan sunah Nabi SAW," tulis Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dalam bukunya berjudul "Syarah 10 Landasan Agama dari Kalimat Nubuwwah".
Alangkah indahnya atsar yang diriwayatkan dari Sa‘id bin Musayyib . Beliau adalah termasuk golongan tabi'in , dan merupakan salah seorang dari Tujuh Fuqaha Madinah. Di antara ketujuh tokoh Madinah tersebut, Said sering dianggap sebagai yang paling berpengaruh.
Suatu ketika, beliau melihat seorang laki-laki menunaikan salat setelah fajar lebih dari dua rakaat. Dia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya, Sa‘id bin Musayyib pun melarangnya.
Orang itu berkata: “Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab salat?”
Beliau menjawab: “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi Sunnah.” (Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra (2/466) dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil)
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengomentari atsar ini: “Ini adalah jawaban Sa‘id bin Musayyib yang sangat indah. Dan merupakan senjata pamungkas terhadap para ahli bid‘ah yang menganggap baik kebanyakan bid‘ah dengan alasan zikir dan salat, kemudian membantai ahli sunah dan menuduh bahwa mereka (ahli sunah) mengingkari zikir dan salat! Padahal sebenarnya yang mereka ingkari adalah penyelewengan ahli bid‘ah dari tuntunan Rasul SAW dalam zikir, salat, dan lain lain.”
"Ini adalah suatu kesalahan fatal. Ketahuilah bahwa sekadar niat yang baik tidak mesti menjadikan suatu ibadah diterima sampai terpenuhi dua syaratnya, yaitu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan sunah Nabi SAW," tulis Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dalam bukunya berjudul "Syarah 10 Landasan Agama dari Kalimat Nubuwwah".
Alangkah indahnya atsar yang diriwayatkan dari Sa‘id bin Musayyib . Beliau adalah termasuk golongan tabi'in , dan merupakan salah seorang dari Tujuh Fuqaha Madinah. Di antara ketujuh tokoh Madinah tersebut, Said sering dianggap sebagai yang paling berpengaruh.
Suatu ketika, beliau melihat seorang laki-laki menunaikan salat setelah fajar lebih dari dua rakaat. Dia memanjangkan rukuk dan sujudnya. Akhirnya, Sa‘id bin Musayyib pun melarangnya.
Orang itu berkata: “Wahai Abu Muhammad, apakah Allah akan menyiksaku dengan sebab salat?”
Beliau menjawab: “Tidak, tetapi Allah akan menyiksamu karena menyelisihi Sunnah.” (Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra (2/466) dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil)
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani mengomentari atsar ini: “Ini adalah jawaban Sa‘id bin Musayyib yang sangat indah. Dan merupakan senjata pamungkas terhadap para ahli bid‘ah yang menganggap baik kebanyakan bid‘ah dengan alasan zikir dan salat, kemudian membantai ahli sunah dan menuduh bahwa mereka (ahli sunah) mengingkari zikir dan salat! Padahal sebenarnya yang mereka ingkari adalah penyelewengan ahli bid‘ah dari tuntunan Rasul SAW dalam zikir, salat, dan lain lain.”
(mhy)