Kisah Sana, Perempuan yang Dianggap Menjadi Ancaman Serius bagi Prancis
loading...
A
A
A
Berbicara pada sidang deportasi pada hari Rabu, Leclerc, yang menjabat sebagai prefek wilayah utara Prancis dan mewakili Kementerian Dalam Negeri, menyatakan bahwa “hukum adalah hukum”.
“Anda bisa menjadi korban dari masa kecil yang buruk namun tetap menjadi ancaman,” kata Leclerc, seraya menjelaskan bahwa pandangan Sana mengenai Muslim Syiah sebagai “sakit” adalah bukti radikalisasinya.
Kedua putri Sana, yang lahir di Suriah dan bukan warga negara Prancis, tidak disebutkan dalam proses pengadilan dan saat ini dirawat oleh keluarga angkat.
“Gadis-gadis itu senang bisa bertemu kembali dengan ibu mereka selama kunjungan mediasi,” kata Leclerc. “Jika [Sana] bisa menjadi ibu yang baik di Prancis, dia juga bisa menjadi ibu yang baik di Aljazair,” lanjutnya.
"Bagaimana bisa jadi seperti ini?" kata Marie Dosis. “Kami gagal dalam segala hal. Apa yang Sana katakan padaku adalah ibunya sudah menunggu hal ini. Dialah yang bersukacita saat ini.”
Ibu Sana masih ditahan di kamp penjara di timur laut Suriah setelah dia menolak dipulangkan ke Prancis, dan memegang teguh dukungannya terhadap ideologi ISIS.
Komite deportasi dijadwalkan memberikan putusannya terhadap Sana pada 27 September.
“Anda bisa menjadi korban dari masa kecil yang buruk namun tetap menjadi ancaman,” kata Leclerc, seraya menjelaskan bahwa pandangan Sana mengenai Muslim Syiah sebagai “sakit” adalah bukti radikalisasinya.
Kedua putri Sana, yang lahir di Suriah dan bukan warga negara Prancis, tidak disebutkan dalam proses pengadilan dan saat ini dirawat oleh keluarga angkat.
“Gadis-gadis itu senang bisa bertemu kembali dengan ibu mereka selama kunjungan mediasi,” kata Leclerc. “Jika [Sana] bisa menjadi ibu yang baik di Prancis, dia juga bisa menjadi ibu yang baik di Aljazair,” lanjutnya.
"Bagaimana bisa jadi seperti ini?" kata Marie Dosis. “Kami gagal dalam segala hal. Apa yang Sana katakan padaku adalah ibunya sudah menunggu hal ini. Dialah yang bersukacita saat ini.”
Ibu Sana masih ditahan di kamp penjara di timur laut Suriah setelah dia menolak dipulangkan ke Prancis, dan memegang teguh dukungannya terhadap ideologi ISIS.
Komite deportasi dijadwalkan memberikan putusannya terhadap Sana pada 27 September.
(mhy)