Dialog Ahmeed Deedat-Van Heerden: Yesus Tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa

Selasa, 26 September 2023 - 09:16 WIB
loading...
Dialog Ahmeed Deedat-Van Heerden: Yesus Tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa
Syaikh Ahmed Deedat. Foto: Ist
A A A
Suatu kali Syekh Ahmed Hussein Deedat (1 Juli 1918 – 8 Agustus 2005) atau Ahmed Deedat berkesempatan berdialog dengan seorang seorang dominee, Van Heerden, tentang Nabi Musa , Yesus , dan Muhammad . Ahmed Deedat adalah seorang ulama Islam yang menekuni bidang perbandingan agama.

Ahmeed Deedat bercerita, kala itu ia diundang ke Transvaal atau Republik Afrika Selatan untuk berbicara pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW . Ia lalu mengajak sejumlah pendeta untuk berdialog. Akan tetapi nyaris semua pendeta menolak permintaan tersebut.

"Telepon ke-13 membuat saya merasa senang dan lega. Van Heerden, seorang dominee, setuju untuk bertemu saya di rumahnya pada Sabtu siang, sehingga saya harus pergi ke Transvaal," ujarnya dalam buku berjudul "The Choice Islam and Christianity" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Dialog Islam Kristen" (Pustaka Al-Kautsar, 1999).

Dominee menerima Ahmeed Deedat di Beranda dengan sambutan yang bersahabat. Pada kesempatan itu ia juga mengajak ayah mertuanya yang berasal dari Free State bergabung dalam diskusi.



Dalam kesempatan itu Van Heerden memberikan beberapa penjelasan mengenai Yesus, sehingga membuat Ahmeed Deedat mengambil satu kesimpulan.

"Jadi Yesus hampir tidak seperti Musa. Dan jika salah, saya akan senang jika Anda meluruskan saya," ujar Ahmeed Deedat sembari memberi alasan: "Pertama, Yesus tidak seperti Musa, karena, menurut Anda Yesus adalah Tuhan, tetapi Musa bukanlah Tuhan. Apakah hal ini benar?"

"Ya," jawab Dominee.

"Kedua, menurut Anda 'Yesus mati untuk dosa-dosa dunia', tetapi Musa tidak mati untuk hal tersebut. Apakah hal ini benar?" lanjut Ahmed Deedat.

"Ya," jawab Dominee membenarkan lagi.

"Ketiga, menurut Anda 'Yesus pergi ke neraka selama tiga hari', tetapi Musa tidak masuk ke sana. Apakah hal ini benar?" ujar Ahmed Deedat.

Lagi-lagi Dominee membenarkan. "Ya," jawabnya.

Ahmed Deedat lalu mengulang, "Karena itu Yesus tidak seperti Musa!"



"Tetapi ..," kata Dominee menyela.

"Saya lanjutkan dulu," ujar Ahmed Deedat. "Ini semua bukanlah fakta yang sukar, kokoh dan nyata. Hal ini adalah persoalan keyakinan belaka di mana seorang awam dapat tersandung dan jatuh. Marilah kita diskusikan sesuatu yang sangat sederhana, sangat mudah, yang jika orang awam diundang untuk mendengar diskusi tersebut mereka tidak akan kesulitan mengikutinya, bagaimana?" lanjut Ahmed Deedat yang disambut setuju dan senang oleh Dominee Van Heerden.

"Musa mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Muhammad juga mempunyai seorang ayah dan seorang ibu. Tetapi Yesus hanya mempunyai seorang ibu, dan ayahnya bukan seorang manusia. Apakah hal ini benar?" tanya Ahmed Deedat kemudian.

Dominee Van Heerden mengiyakan. "Ya," jawabnya.

Ahmed Deedat melanjutkan: "Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!"



Ahmed Deedat mengatakan:

Musa dan Muhammad lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran fisik antara seorang pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan sebuah keajaiban istimewa. Dalam Kitab Matius 1: 18

"... sebelum mereka (Yusuf dan Maria) hidup sebagai suami istri, ternyata Maria mengandung dari Roh Kudus ..."

Dan, Lukas mengatakan bahwa ketika berita gembira atas kelahiran anak suci tersebut diberitahukan kepada Maria, dia memberi alasan:

"... bagaimana hal itu mungkin terjadi, sedangkan aku belum bersuami? Jawab malaikat itu kepadanya, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha Tinnggi akan me-naungi engkau ..." (Lukas l: 34-35).

Kitab Suci Al-Qur'an menegaskan kelahiran Yesus yang ajaib tersebut dalam istilah yang mulia dan luhur dalam menjawab pertanyaan yang logis dari Maria:

"Ya Rabbku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun?"Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah" lalu jadilah dia."(QS Ali Imran: 47).

Bukanlah menjadi keharusan bagi Allah untuk menanam benih pada seseorang atau binatang. Jika Dia menghendakinya itu pasti akan terjadi. Ini adalah konsep umat Islam pada kelahiran Yesus.

Ketika saya membandingkan versi Al-Qur'an dan Injil tentang kelahiran Yesus kepada pendeta Dunkers, pemimpin masyarakat penginjil, di kota terbesar kami ini, dan ketika saya bertanya, "Versi mana yang lebih Anda sukai untuk diberikan kepada anak perempuan Anda, Al-Qur'an atau Injil?"

Pria tersebut menundukkan kepalanya dan menjawab, "Versi Al-Qur'an."

Dengan cepat Ahmed Deeda berkata kepada Doominee: "Apakah benar kelahiran Yesus yang ajaib berlawanan dengan kelahiran Musa dan Muhammad yang alami?"

Doominee menjawab dengan bangga, "Ya!"

"Karena itu Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad seperti Musa," ujar Ahmed Deedat lagi.



"Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak, tetapi Yesus tetap menjadi seorang bujangan selama hidupnya. Apakah hal ini benar?" tanya Ahmed Deedat kemudian.

"Ya," jawab Dominee membenarkan.

"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa," ujar Ahmed Deedat lagi, sembari menyusun pertanyaan kembali. (Bersambung)
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1413 seconds (0.1#10.140)