Imam Al-Ghazali (2): Tarekat sampai Untung dan Rugi

Senin, 03 Agustus 2020 - 17:11 WIB
loading...
Imam Al-Ghazali (2):...
Ilustrasi/Ist
A A A
Idries Shah dalam The Way of the Sufi, yang diterjemahkan Joko S. Kahhar dan Ita Masyitha menjadi Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat mengajak mari kita perbaiki sebagian kelalaian pendahulu-pendahulu kita, dengan melihat apa yang dikatakannya tentang metode. Apakah yang dimaksud dengan 'Cara al-Ghazali '? Apa yang harus dilakukan seseorang agar menyukainya, orang yang diakui sebagai salah seorang tokoh besar dunia bidang filsafat dan psikologi? ( )

Imam al-Ghazali tentang Tarekat
Seorang manusia bukanlah manusia jika tendensinya meliputi kesenangan diri, ketamakan, amarah dan menyerang orang lain.

Seorang murid harus mengurangi sampai batas minimun, perhatiannya terhadap hal-hal biasa seperti masyarakat dan lingkungannya, karena kapasitas perhatian (sangatlah) terbatas.

Seorang murid haruslah menghargai guru seperti seorang dokter yang tahu cara mengobati pasien. Ia akan melayani gurunya.

Kaum sufi mengajar dengan cara yang tidak diharapkan. Seorang dokter berpengalaman akan menentukan sebuah perlakuan-perlakuan tertentu dengan benar. Kendati pengamat luar mungkin saja sangat terpesona terhadap apa yang ia katakan dan lakukan; ia akan gagal melihat pentingnya atau relevansi prosedur yang diikuti.



Inilah mengapa, tidak mungkin bagi murid dapat mengajukan pertanyaan yang benar pada waktu yang tepat. Tetapi guru tahu apa dan kapan seseorang dapat mengerti.

Perbedaan antara Sosial dan Pemrakarsa Aktivitas
Imam al-Ghazali menekankan pada hubungan dan juga perbedaan antara kontak sosial atau kontak yang bersifat pengalihan dari orang-orang, dan kontak yang lebih tinggi.

Apa yang menghalangi kemajuan individu dan sebuah kelompok orang-orang, dari permulaan yang patut dipuji, adalah proses stabilisasi mereka sendiri terhadap pengulangan (repetisi) dan basis sosial apa yang tersembunyi.

Jika seorang anak, kata Imam Al-Ghazali, meminta kita untuk menjelaskan kesenangan yang ada saat memegang kedaulatan tertinggi, kita mungkin mengatakan hal itu seperti kesenangan yang ia rasakan saat olah raga; kendati, kenyataannya keduanya tidak sama, kecuali bahwa keduanya memiliki kategori kesenangan (yang sama).

Perumpamaan manusia dengan tujuan lebih tinggi
Imam al-Ghazali menghubungkan tradisi dari kehidupan Isa, Ibnu Maryam; Yesus, Putra Maryam.

Suatu ketika Isa melihat orang-orang duduk dengan sedih di dinding pinggir jalan. Ia bertanya, "Apa yang kalian susahkan?" Mereka menjawab, "Kami begini karena rasa takut kami terhadap Neraka."

Isa pun berlalu, kemudian melihat sejumlah orang berkelompok berdiri sedih di sisi jalan. Ia bertanya, "Apa kesusahan kalian?" Mereka menjawab, "Rindu akan surga yang membuat kami begini."

Ia pun melanjutkan perjalanan, sampai pada sekelompok orang untuk yang ketiga kalinya. Mereka tampak seperti orang-orang yang memikul beban, tetapi wajah mereka bersinar bahagia.

Isa bertanya, "Apa yang membuat kalian begini?" dan mereka menjawab, "Jiwa Kebenaran. Kami sudah melihat realitas, dan hal ini membuat kami terlupa akan tujuan-tujuan yang kurang baik."

Isa mengatakan, "Mereka adalah orang-orang yang telah mencapai. Pada Hari Perhitungan, mereka inilah orang-orang yang akan berada dalam Kehadiran Tuhan."

Tiga Fungsi Manusia Sempurna
Manusia sempurna kaum sufi mempunyai tiga bentuk hubungan dengan masyarakat. Hal ini berubah-ubah sesuai dengan kondisi masyarakat.

Tiga sikap yang dijalankan sesuai dengan:

Bentuk keyakinan orang yang ada di sekitar sufi;
kemampuan murid, yang diajar sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengerti;

Suatu lingkaran khusus masyarakat, yang akan berbagi pemahaman pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman batiniah, secara langsung.



Daya Tarik Selebritis
Seseorang yang terbebas dari bahaya singa buas, bukanlah tujuan, apakah jasa ini dilakukan oleh individu yang tidak terkenal atau termasyhur. Oleh karena itu, mengapa mencari pengetahuan dari selebritis?

Sifat Dasar Pengetahuan Ilahiah
Pertanyaan tentang pengetahuan Ilahiah begitu dalam, hingga hanya dimengerti dengan benar-benar oleh mereka yang memilikinya.

Seorang anak tidak mempunyai pengetahuan yang sebenarnya tentang pencapaian orang dewasa. Orang dewasa awam tidak dapat memahami pencapaian orang terpelajar. Dalam cara yang sama, orang terpelajar belum (tentu) dapat memahami pengalaman pencerahan orang-orang suci atau kaum sufi.

Cinta dan Ketertarikan Diri
Jika seseorang mencintai orang lain karena memberinya kesenangan, seharusnya ia tidak menganggap bahwa ia mencintai orang tersebut sama sekali.

Cinta, pada kenyatannya adalah, kendati hal ini tidak disadari, ditujukan pada kesenangan. Sumber kesenangan merupakan sasaran perhatian sekunder, dan hal itu dirasakan hanya karena persepsi mengenai kesenangan tidak cukup baik dikembangkan untuk mengenali dan menggambarkan perasaan yang sebenarnya.



Anda Harus Siap
Anda harus menyiapkan diri sendiri, untuk transisi dimana di sana tidak ada satu pun yang Anda sendiri telah terbiasa, kata Imam al-Ghazali. Setelah meninggal dunia, identitas Anda akan merespon untuk merangsang sesuatu yang pernah ia rasakan sebelumnya. Jika Anda tetap terikat dengan sesuatu yang sudah Anda kenal; hal itu hanya akan membuat Anda menderita.

Kebodohan
Manusia menentang sesuatu, karena mereka tidak mengetahuinya.

Upacara Musik dan Gerak
Pertemuan-pertemuan serupa itu harus diadakan sesuai dengan persyaratan waktu dan tempat. Para penonton yang tidak layak akan dikeluarkan. Para partisipan harus duduk tenang dan tidak saling pandang. Mereka mencari apa yang mungkin muncul dari 'hati' mereka sendiri.



Perempuan Mandul
Seorang laki-laki pergi ke dokter dengan istrinya, dan berkata bahwa istrinya tidak memberinya anak. Dokter memandang perempuan tersebut, memegang nadinya, dan mengatakan:

"Saya tidak dapat menangani kemandulan, karena saya telah mengetahui bahwa Anda dalam satu hal akan mati dalam empatpuluh hari."

Ketika mendengar ini, perempuan tersebut sangat khawatir hingga tidak dapat memakan apa pun selama menjelang empatpuluh hari tersebut.

Tetapi ternyata ia tidak meninggal seperti pada waktu yang telah diprediksikan.

"Ya, saya sudah tahu. Sekarang ia akan menjadi subur."

Sang suami menanyakan Bagaimana hal itu bisa terjadi.

Dijelaskan oleh sang dokter:

"Isterimu terlalu gemuk, dan ini mempengaruhi kesuburannya. Saya tahu, satu-satunya hal yang dapat membuatnya jauh dari makanan adalah ketakutan terhadap kematian. Sekarang ia sudah sembuh."



Persoalan tentang pengetahuan merupakan salah satu hal yang berbahaya.

Tarian
Seorang murid meminta izin ikut bagian dalam 'tarian' kaum Sufi. Dijawab oleh Syeikh, "Puasalah selama tiga hari, kemudian masak hidangan yang lezat. Jika kemudian engkau lebih suka 'menari', kau boleh bergabung."

Kualitas Harus Mempunyai Sarana
Kecepatan, akan menjadi berguna jika didapatkan dalam seekor kuda, karena kecepatan sendiri tidak memiliki kemanfatan.



Diri yang Idiot
Jika Anda tidak dapat menemukan contoh dedikasi yang tepat pada diri seseorang, pelajarilah kehidupan kaum Sufi. Seseorang juga harus berkata pada diri sendiri, "Wahai jiwaku! Kau kira dirimu pintar dan marah jika disebut idiot. Tetapi siapa sebenarnya dirimu pada kenyataannya? Engkau buat baju untuk musim dingin, tetapi tidak menyediakan untuk kehidupan lain. Engkau seperti orang di tengah-tengah salju yang mengatakan, 'Seharusnya aku tidak mengenakan baju hangat, sebaliknya percaya pada Kemurahan Tuhan untuk melindungiku dari kedinginan'." Ia tidak menyadari bahwa, di samping penciptaan dingin, Tuhan telah meletakkan di hadapan manusia alat untuk melindungi diri sendiri.

Manusia Diciptakan untuk Belajar
Unta lebih kuat daripada manusia; gajah lebih besar; singa lebih berani; sapi dapat makan lebih banyak daripada manusia; burung lebih jantan. Tujuan manusia diciptakan adalah untuk belajar.



Nilai Pengetahuan
"Tentu saja terdapat nilai pada pengetahuan. Diberikan hanya kepada mereka yang dapat menjaga dan tidak menghilangkannya." --(Book of Knowledge, mengutip Ikriniah)

Komentar Junubi:
"Pengetahuan ini tentu saja pengetahuan Sufi. Sama sekali tidak merujuk buku pengetahuan, sesuatu yang dapat ditulis atau dilestarikan dalam bentuk faktual; karena materi tersebut tidak dapat dihilangkan dengan menjelaskanya kepada seseorang yang mungkin saja gagal memanfaatkannya. Merupakan pengetahuan yang diberikan pada waktu dan cara yang teruji, serta menyajikan buku pengetahuan. 'Memberi pengetahuan yang akan hilang', merujuk pada 'kondisi' tertentu tentang penghargaan terhadap kebenaran yang timbul pada diri individu, sebelum orang tersebut dalam kondisi mempertahankan keadaan tersebut, oleh sebab itu ia kehilangan manfaatnya dan musnah."



Komentar Ahmad Minai:
"Karena sulitnya memahami fakta ini, dan berkait dengan kemalasan yang dapat dimengerti, kaum cendekiawan memutuskan untuk 'menghapus' beberapa ajaran yang tidak dapat dimasukkan dalam buku. Tetapi bukan berarti tidak ada. Hanya saja membuatnya lebih sulit untuk ditemukan dan diajarkan, karena orang-orang tersebut di atas (intelektual) telah melatih masyarakat untuk tidak mencarinya."

Kemilikan
Anda hanya memiliki apa yang tidak akan hilang dalam sebuah kapal yang pecah.

Untung dan Rugi
Saya ingin tahu, apa yang diperoleh seseorang yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan, dan apa yang tidak diperoleh orang terpelajar. ( )
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2922 seconds (0.1#10.140)