Memetik Hikmah dari Kisah Kesabaran Ali bin Abi Thalib

Kamis, 05 Oktober 2023 - 21:47 WIB
loading...
Memetik Hikmah dari Kisah Kesabaran Ali bin Abi Thalib
Sayyidina Ali bin Abi Thalib (kedua dari kiri) dalam film serial Omar. Foto/tangkapan layar
A A A
Sabar bagi sebagian orang, awalnya terasa pahit dan akhirnya manis. Bagi sebagian lain, awal dan akhirnya terasa pahit. Dan bagi sebagian lagi, awal dan akhirnya manis.

Barangsiapa bersabar atas apa yang tidak disukainya, tidak mengadu pada makhluk, tidak bersedih dan mengeluh, dan hatinya tetap bersih (tenang), maka dia ia tergolong penyabar yang berilmu. Barangsiapa tertimpa musibah, jika awalnya dia tidak bersabar dan menundukkan diri di hadapan Allah, maka dia termasuk orang yang bekeluh-kesah.

Sejatinya hidupnya agama terletak pada kesabaran. Berikut sepenggal kisah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang dapat kita petik hikmah dan pelajaran berharga.

Dikisahkan dalam "Buku 50 Kisah Teladan" karya Ali Sadaqat, Rasulullah ﷺ pergi bersama Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu menuju Masjid Quba. Di tengah jalan, keduanya menlintasi taman nan indah. Ali berkata kepada Rasulullah ﷺ, "Wahai Rasulullah, sungguh taman yang indah!"

Rasulullah ﷺ mengatakan: "Tamanmu di Surga jauh lebih indah daripada taman ini."

Setelah melewati taman tersebut hingga tujuh taman, Ali menyampaikan kata-kata takjub dan Rasulullah ﷺ memberi tanggapan yang sama. Kemudian beliau ﷺ memeluk Ali bin Abi Thalib sembari menangis. Keduanya pun turut menangis.

Rasulullah ﷺ ditanya tentang sebab tangisannya. Beliau ﷺ menjawab: "Saya teringat hati orang-orang yang menyimpan kedengkian terhadapmu. Sepeninggalku, mereka akan menampakkan kedengkian dari dalam hati mereka."

Ali bertanya: "Wahai Rasulullah, apa yang harus saya lakukan?" Rasulullah menjawab: "Sabar dan tabah. Apabila kamu tidak bersabar, maka penderitaanmu bertambah banyak."

Ali bertanya, "Apakah Anda mengkhawatirkan kebinasaan agamaku?" Rasulullah ﷺ kemudian memberi nasihat: "Hidupmu bergantung pada kesabaran."

Apa yang disampaikan Nabi sepeninggal beliau benar-benar menjadi kenyataan. Ketika Sayyidina Ali menjabat khalifah, banyak orang-orang munafik yang memusuhi beliau. Bahkan Ali wafat Syahid dibunuh (ditikam) oleh Ibnu Muljam usai beliau sholat Subuh di bulan Ramadhan. Ali wafat dalam uia 62 atau 63 tahun.

Kesabaran Ali ketika memimpin kaum muslimini benar-benar menakjubkan. Beliau tidak pernah menyakiti umat Islam atau pun melakukan permusuhan kendati di masa beliau banyak fitnah bertebaran. Kesabaran Ali benar-benar luar biasa hingga Rasulullah ﷺ ridho kepada beliau.

Perintah bersabar juga diabadikan Allah dalam Al-Qur'an :

فَاصۡبِرۡ كَمَا صَبَرَ اُولُوا الۡعَزۡمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسۡتَعۡجِلْ لَّهُمۡ‌ؕ

Artinya: "Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran Para Rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka." (QS Al-Ahqaf Ayat 35)

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1361 seconds (0.1#10.140)