Theodor Herzl, Tokoh Zionis Israel yang Coba Suap Sultan Abdul Hamid II
loading...
A
A
A
Theodor Herzl (1860-1904) adalah tokoh utama di balik gerakan Zionis Israel yang berkeinginan mendirikan negara Israel di wilayah Syam. Sosok Yahudi kelahiran Hungaria 2 Mei 1860 ini dikisahkan pernah mencoba menyuap Abdul Hamid II (1842-1918), Sultan ke-34 Dinasti Turki Utsmaniyah, untuk mendirikan Israel di tanah Palestina.
Untuk diketahui, bangsa Yahudi sangat menginginkan daerah bekas kerajaan Raja Daud dijadikan Negara Yahudi. Theodor Herzl merupakan tokoh utama di balik berdirinya negara Israel melalui gerakan Zionis. Zionisme adalah gerakan keagamaan dan politik kaum Yahudi untuk mendirikan negara Israel.
Motivasi Theodor Herzl Mendirikan Negara Israel
Theodor Herzl merupakan keturunan Yahudi kelas menengah dan kaya. Tahun 1878, keluarga Theodor Herzl memutuskan untuk pindah ke Wina. Setelah itu Theodor Herzl melanjutkan pendidikannya di Universitas Wina dan setelah lulus dari kampus itu, Theodor Herzl menjadi jurnalis koran liberal Wina, Neue Freie Presse.
Tahun 1894, tepatnya pada peristiwa Dreyfus, Theodor Herzl mendengar kabar tentang penindasan kaum Yahudi di Rusia dan sebagian Eropa Timur. Peristiwa inilah yang memotivasi Theodor Herzl ingin mendirikan negara Israel atas ras mereka yaitu Yahudi.
Pada Tahun 1948, Zionis memproklamasikan negara Israel yang menjadi penyebab konflik antara Israel dan Palestina. Walaupun Israel memberikan penjelasan bahwa negaranya sudah merdeka, negara-negara Arab di Timur Tengah tetap menentang keberadaan negara Israel.
Kesultanan Ottoman Larang Yahudi Kuasai Tanah Palestina
Kesultanan Ottoman (Turki Utsmaniyah) telah mengeluarkan dekrit melarang kaum Yahudi membangun pemukiman permanen di wilayah Palestina. Ottoman juga melarang izin imigrasi bagi pendatang baru kaum Yahudi ke Palestina. Tetapi, hal itu tidak membuat kaum Yahudi lemah.
Segala upaya terus dilakukan kaum Yahudi untuk mewujudkan mimpi mereka untuk mendirikan negara Israel. Hingga, kaum Yahudi berani membujuk Sultan Hamid II yaitu Sultan ke-34 dari kekhalifahan Turki Utsmani yang berkuasa atas Palestina pada zaman itu. Sultan Hamid II pernah dibujuk oleh Theodor Herzl.
Tahun 1902, Theodor Herzl membujuk Sultan Hamid II melalui delegasinya seorang pendeta bernama Mousye Levi. Tujuannya tidak lain adalah agar Sultan Hamid II luluh dan berkenan menjual pemukiman warga Palestina kepada kaum Yahudi. Hingga, delegasi Theodor Herzl memberikan beberapa tawaran, dalam istilah lain ingin menyuap sang Sultan.
Tawaran untuk Sultan Hamid II
Theodor Herzl lewat delegasinya pernah membujuk Sultan Hamid II agar memberikan wilayah Palestina untuk kaum Yahudi. Berikut beberapa tawarannya:
1. Memberikan hadiah uang sebesar 150 juta Poundsterling untuk Sultan Hamid II.
2. Membayar semua utang pemerintah Turki Utsmani sebesar 33 juta Poundsterling,
3. Membuat kapal induk sebagai penjagaan pertahanan pemerintah Turki Utsmani dengan nilai 120 juta Frank.
4. Memberikan pinjaman tanpa bunga senilai 35 juta Poundsterling.
5. Mendirikan Universitas Turki Utsmani di Palestina.
Apakah Sultan Hamid II menerima tawaran itu? Jawabannya ternyata Tidak. Sultan Hamid II menolak tawaran yang disampaikan delegasi Theodor Herzl itu. Penolakan ini membuat Theodor Herzl menulis di buku hariannya dan menyatakan "Tidak ada harapan bagi kaum Yahudi di Palestina dan mereka tidak akan mampu memasuki tanah yang dijanjikan selama Sultan Hamid II masih berkuasa."
Tidak sampai di situ, setelah penolakan itu Theodor Herzl membuat agenda besar untuk menghancurkan kekuasaan Sultan Hamid II. Sejak saat itu, Sultan Hamid II selalu mendapatkan rongrongan dari kaum Yahudi untuk dapat menjatuhkan kekuasaan Sultan Hamid II. Kaum Yahudi mulai membentuk gerakan revolusioner yaitu Al-Utsmaniyyatun Al-Judad atau generasi Baru Untuk Turki.
Namun, Perjuangan Sultan Hamid II dalam mempertahankan Palestina dari cengkraman kaum Yahudi adalah pelajaran berharga bagi kaum muslim untuk tidak menyerah dan tidak tunduk pada Zionis Israel. Akhirnya pada Tahun 1908, Sultan Hamid II dijatuhkan dari kekuasaannya setelah Revolusi Turki Muda. Dan Tahun 1948 berdirilah negara Israel di atas wilayah Palestina yang membuat kaum muslim di Palestina terjajah di negara mereka sendiri.
Kematian Theodor Herzl
Kematian Theodor Herzl disebutkan dalam catatan sejarah, meninggal karena menderita penyakit radang paru-paru dan lemah jantung. Theodor Herzl dimakamkan di Wina, Austria pada Tahun 1904. Namun kemudian kuburannya dipindahkan ke Bukit Herzl di Yerusalem pada Tahun 1949.
MG/Kalyca Keysha Alfiani
Untuk diketahui, bangsa Yahudi sangat menginginkan daerah bekas kerajaan Raja Daud dijadikan Negara Yahudi. Theodor Herzl merupakan tokoh utama di balik berdirinya negara Israel melalui gerakan Zionis. Zionisme adalah gerakan keagamaan dan politik kaum Yahudi untuk mendirikan negara Israel.
Motivasi Theodor Herzl Mendirikan Negara Israel
Theodor Herzl merupakan keturunan Yahudi kelas menengah dan kaya. Tahun 1878, keluarga Theodor Herzl memutuskan untuk pindah ke Wina. Setelah itu Theodor Herzl melanjutkan pendidikannya di Universitas Wina dan setelah lulus dari kampus itu, Theodor Herzl menjadi jurnalis koran liberal Wina, Neue Freie Presse.
Tahun 1894, tepatnya pada peristiwa Dreyfus, Theodor Herzl mendengar kabar tentang penindasan kaum Yahudi di Rusia dan sebagian Eropa Timur. Peristiwa inilah yang memotivasi Theodor Herzl ingin mendirikan negara Israel atas ras mereka yaitu Yahudi.
Pada Tahun 1948, Zionis memproklamasikan negara Israel yang menjadi penyebab konflik antara Israel dan Palestina. Walaupun Israel memberikan penjelasan bahwa negaranya sudah merdeka, negara-negara Arab di Timur Tengah tetap menentang keberadaan negara Israel.
Kesultanan Ottoman Larang Yahudi Kuasai Tanah Palestina
Kesultanan Ottoman (Turki Utsmaniyah) telah mengeluarkan dekrit melarang kaum Yahudi membangun pemukiman permanen di wilayah Palestina. Ottoman juga melarang izin imigrasi bagi pendatang baru kaum Yahudi ke Palestina. Tetapi, hal itu tidak membuat kaum Yahudi lemah.
Segala upaya terus dilakukan kaum Yahudi untuk mewujudkan mimpi mereka untuk mendirikan negara Israel. Hingga, kaum Yahudi berani membujuk Sultan Hamid II yaitu Sultan ke-34 dari kekhalifahan Turki Utsmani yang berkuasa atas Palestina pada zaman itu. Sultan Hamid II pernah dibujuk oleh Theodor Herzl.
Tahun 1902, Theodor Herzl membujuk Sultan Hamid II melalui delegasinya seorang pendeta bernama Mousye Levi. Tujuannya tidak lain adalah agar Sultan Hamid II luluh dan berkenan menjual pemukiman warga Palestina kepada kaum Yahudi. Hingga, delegasi Theodor Herzl memberikan beberapa tawaran, dalam istilah lain ingin menyuap sang Sultan.
Tawaran untuk Sultan Hamid II
Theodor Herzl lewat delegasinya pernah membujuk Sultan Hamid II agar memberikan wilayah Palestina untuk kaum Yahudi. Berikut beberapa tawarannya:
1. Memberikan hadiah uang sebesar 150 juta Poundsterling untuk Sultan Hamid II.
2. Membayar semua utang pemerintah Turki Utsmani sebesar 33 juta Poundsterling,
3. Membuat kapal induk sebagai penjagaan pertahanan pemerintah Turki Utsmani dengan nilai 120 juta Frank.
4. Memberikan pinjaman tanpa bunga senilai 35 juta Poundsterling.
5. Mendirikan Universitas Turki Utsmani di Palestina.
Apakah Sultan Hamid II menerima tawaran itu? Jawabannya ternyata Tidak. Sultan Hamid II menolak tawaran yang disampaikan delegasi Theodor Herzl itu. Penolakan ini membuat Theodor Herzl menulis di buku hariannya dan menyatakan "Tidak ada harapan bagi kaum Yahudi di Palestina dan mereka tidak akan mampu memasuki tanah yang dijanjikan selama Sultan Hamid II masih berkuasa."
Tidak sampai di situ, setelah penolakan itu Theodor Herzl membuat agenda besar untuk menghancurkan kekuasaan Sultan Hamid II. Sejak saat itu, Sultan Hamid II selalu mendapatkan rongrongan dari kaum Yahudi untuk dapat menjatuhkan kekuasaan Sultan Hamid II. Kaum Yahudi mulai membentuk gerakan revolusioner yaitu Al-Utsmaniyyatun Al-Judad atau generasi Baru Untuk Turki.
Namun, Perjuangan Sultan Hamid II dalam mempertahankan Palestina dari cengkraman kaum Yahudi adalah pelajaran berharga bagi kaum muslim untuk tidak menyerah dan tidak tunduk pada Zionis Israel. Akhirnya pada Tahun 1908, Sultan Hamid II dijatuhkan dari kekuasaannya setelah Revolusi Turki Muda. Dan Tahun 1948 berdirilah negara Israel di atas wilayah Palestina yang membuat kaum muslim di Palestina terjajah di negara mereka sendiri.
Kematian Theodor Herzl
Kematian Theodor Herzl disebutkan dalam catatan sejarah, meninggal karena menderita penyakit radang paru-paru dan lemah jantung. Theodor Herzl dimakamkan di Wina, Austria pada Tahun 1904. Namun kemudian kuburannya dipindahkan ke Bukit Herzl di Yerusalem pada Tahun 1949.
MG/Kalyca Keysha Alfiani
(rhs)