Paul Findley: Bangsa Palestina Adalah Jantung dan Jiwa dari Konflik Arab-Israel

Jum'at, 27 Oktober 2023 - 17:33 WIB
loading...
Paul Findley: Bangsa Palestina Adalah Jantung dan Jiwa dari Konflik Arab-Israel
Usaha-usaha perdamaian tampaknya akan tetap tidak efektif kecuali jika hakikat konflik itu dipahami --dan diakui-- di Amerika Serikat. Foto/Ilustrasi: al jazeera
A A A
Mantan anggota Kongres AS , Paul Findley (1921 – 2019) mengatakan hakikat konflik Arab - Israel telah dipahami secara keliru selama bertahun-tahun sebab Israel berhasil melukiskannya sebagai perselisihan antara bangsa Yahudi dan bangsa Arab.

"Dalam kenyataannya, inti konflik itu jauh lebih terbatas dan lebih bersifat pribadi," tulis Paul Findley, dalam bukunya berjudul "Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S. - Israeli Relationship" yang diterjemahkan Rahmani Astuti menjadi "Diplomasi Munafik ala Yahudi - Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel" (Mizan, 1995).

Inti konflik itu terletak pada upaya Zionis untuk merebut tanah dan rumah-rumah bangsa Palestina; suatu kampanye tak kenal belas kasihan yang terus berlanjut hingga hari ini. Dimensi Arab yang lebih luas merupakan akibat sampingan.

"Usaha-usaha perdamaian tampaknya akan tetap tidak efektif kecuali jika hakikat konflik itu dipahami --dan diakui-- di Amerika Serikat," ujar Paul Findley.



Menurutnya, bangsa Palestina adalah jantung dan jiwa dari konflik Arab Israel. Bangsa Palestinalah yang pada 1948 dan sekali lagi pada 1967 kehilangan rumah-rumah dan tanah mereka, bisnis dan ladang mereka, kebun-kebun zaitun dan sitrus mereka karena direbut orang-orang Israel. Banyak di antara mereka dan keturunan mereka yang menjadi pengungsi sekarang ini.

Orang-orang yang putus asa dan marah inilah yang menjadi inti "masalah" Israel di Timur Tengah. Mereka telah disatukan dalam kebencian terhadap Israel bersama hampir 2 juta orang Palestina lainnya yang hidup di bawah pendudukan militer Israel sejak 1967.

Kedudukan sentral bangsa Palestina itu diakui benar oleh para perintis Zionis. Sebagaimana dikatakan oleh David Ben Gurion, perdana menteri Israel yang pertama, pada 1936: "Kami dan mereka [orang-orang Palestina] menginginkan hal yang sama: kami berdua menginginkan Palestina. Dan itulah konflik yang mendasar."

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3988 seconds (0.1#10.140)