Tuma'ninah dalam Salat, Rukun Salat yang Sering Dilalaikan
loading...
A
A
A
Tuma'ninah atau tenang ketika salat adalah salah satu rukun dari rukun- rukun salat . Tidak sah salat apabila tidak tuma'ninah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata dengan orang yang tidak tuma'ninah dalam salat, Beliau berkata:
“Jika Anda hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dalam sabdanya:
“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)
Pada hadis di atas dijelaskan bahwa tidak tuma'ninah ketika salat adalah sejelek-jelek pencurian dan bahkan lebih buruk dari pencuri harta.
Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan seorang muslim tidak akan mendapatkan pahala salat selain yang ia pahami dan yang ia kerjakan dengan khusyuk karena Allah Ta'ala. Sesungguhnya, manakala ia selesai mengerjakan salat, maka salat tidak akan diterima selain yang ia kerjakan dengan menghadirkan pikiran dan hati (konsentrasi).
Berapa banyak di antara muslim yang melakukan gerakan, mengerjakannya dengan cepat sebagaimana burung gagak yang mematuk-matuk. Karena hal tersebut berat bagi hatinya, seolah-olah ada gunung di atas punggungnya. Dia lalai bahwa tumak'ninah adalah salah satu rukun salat. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada seseorang yang tidak beres dalam mengerjakan rukuk dan sujud dalam salatnya :
'Kembali dan salatlah, karena sejatinya engkau belum salat."
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
"Sesungguhnya ada seseorang yang mengerjakan salat selama enam puluh tahun, namun tidak ada satu pun shalatnya yang diterima. Boleh jadi ia sudah menyempurnakan rukuk, namun tidak menyempurnakan sujudnya, boleh jadi pula ia telah menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan rukuknya (Diriwayatkan oleh Abul Qasim al-Ashbahaniy. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (H/348) (529) dan as-Silsilatus Shahihah (I-VI/81) (2535)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sejelek-jelek manusia yang mencuri adalah seseorang yang mencuri salatnya. Ditanyakan, “Bagaimana ia mencuri salatnya ? Beliau menjawab, ‘dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Ausath dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dan Hakim dalam Mustadraknya. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (I/349) (533)
Wallahu A'lam
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
“Jika Anda hendak mengerjakan salat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat Al Quran yang mudah bagi Anda. Kemudian rukuklah sampai benar-benar rukuk dengan tuma’ninah, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud dengan tuma’ninah, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk sampai benar-benar duduk dengan tuma'ninah, setelah itu sujudlah sampai benar-benar sujud, Kemudian lakukan seperti itu pada seluruh shalatmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dalam sabdanya:
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُ مِنْ صَلاَتِهِ؟ قَالَ: لاَ يُتِمُّ رُكُوْعُهَا وَلاَ سُجُوْدُهَا
“Sejahat-jahat pencuri adalah yang mencuri dari salatnya”. Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari salat?”. Rasulullah berkata, “Dia tidak sempurnakan ruku dan sujudnya” (HR Ahmad dishahihkan oleh al Albani dalam Shahihul Jami’ 986)
Pada hadis di atas dijelaskan bahwa tidak tuma'ninah ketika salat adalah sejelek-jelek pencurian dan bahkan lebih buruk dari pencuri harta.
Intinya Ibadah
Intinya, khusyuk ketika melaksanakan salat adalah ruh dan intinya ibadah salat. Namun sayangnya, banyak kaum muslim lalai akan hal itu, tak terkecuali kaum muslimah.Dikutip dari kitab “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi, dijelaskan seorang muslim tidak akan mendapatkan pahala salat selain yang ia pahami dan yang ia kerjakan dengan khusyuk karena Allah Ta'ala. Sesungguhnya, manakala ia selesai mengerjakan salat, maka salat tidak akan diterima selain yang ia kerjakan dengan menghadirkan pikiran dan hati (konsentrasi).
Berapa banyak di antara muslim yang melakukan gerakan, mengerjakannya dengan cepat sebagaimana burung gagak yang mematuk-matuk. Karena hal tersebut berat bagi hatinya, seolah-olah ada gunung di atas punggungnya. Dia lalai bahwa tumak'ninah adalah salah satu rukun salat. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada seseorang yang tidak beres dalam mengerjakan rukuk dan sujud dalam salatnya :
ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ
'Kembali dan salatlah, karena sejatinya engkau belum salat."
Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu diriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّيْنَ سَنَةً وَمَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ, لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوْعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُوْدَ , وَيُتِمُّ السُّجُوْدَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوْعَ
"Sesungguhnya ada seseorang yang mengerjakan salat selama enam puluh tahun, namun tidak ada satu pun shalatnya yang diterima. Boleh jadi ia sudah menyempurnakan rukuk, namun tidak menyempurnakan sujudnya, boleh jadi pula ia telah menyempurnakan sujud, namun tidak menyempurnakan rukuknya (Diriwayatkan oleh Abul Qasim al-Ashbahaniy. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (H/348) (529) dan as-Silsilatus Shahihah (I-VI/81) (2535)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَسْوَأُ النَّاسِ سَرَقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ، قَالَ : وَكَيْفَ يَسْرِقُ صَلاَتَهُ ؟ قَالَ : لاَ يُتِمُّ رُكُوعَهَا ، وَلاَ سُجُودَهَا
Sejelek-jelek manusia yang mencuri adalah seseorang yang mencuri salatnya. Ditanyakan, “Bagaimana ia mencuri salatnya ? Beliau menjawab, ‘dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya (Diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-Ausath dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dan Hakim dalam Mustadraknya. Lihat Shahihut Targhib wat Tarhib (I/349) (533)
Wallahu A'lam
(wid)