Mengenal Standar Propaganda dan Cara Licik Buzzer Israel

Senin, 06 November 2023 - 05:15 WIB
loading...
A A A
Hampir tidak ada yang menyebutkan fakta bahwa Gaza telah dikepung oleh Israel selama delapan tahun sebelum pecahnya pertempuran terbaru, 2008-2009.



Segera setelah Presiden Mesir Mohammed Morsi mengatur gencatan senjata antara Israel dan otoritas Hamas di Gaza, para “hasbarista” Israel bergerak untuk menyusun kembali perang Gaza dalam kaitannya dengan hubungan yang sebelumnya tidak disebutkan (dan sepenuhnya fiktif) dengan Iran, yang sebelumnya telah dijelek-jelekkan oleh Hasbara.

Sadar bahwa implementasi perjanjian perdamaian merupakan perang demi perang, mereka juga memulai kampanye diam-diam untuk memastikan bahwa berbagai ambiguitas dalam gencatan senjata akan diselesaikan demi keuntungan Israel.

Terlepas dari itu, Israel telah memimpin dalam memahami pentingnya perang informasi dan mengembangkan konsep-konsep baru tentang cara melaksanakannya.

Aeschylus mengatakan bahwa "dalam perang, kebenaran adalah korban pertama." Namun, bagaimana jika kebenaran bisa ditempa dan, ketika dibentuk kembali dan didigitalkan, menjadi partisipan penuh dalam perang?

Dalam peperangan modern, penguasaan lingkungan informasi sama pentingnya dengan pengendalian medan perang. Konsep hasbara di Israel menyajikan sebuah model bagaimana hal ini dapat dilakukan di era digital.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3336 seconds (0.1#10.140)