Kisah Qabil dan Habil: Sebelum Wafat, Nabi Adam Sempat Melihat 400.000 Orang Anak Cucunya
loading...
A
A
A
Nabi Adam as diberikan keturunan secara silang. Maksudnya dengan sekali mengandung istrinya melahirkan kembar dua, laki-laki dan perempuan. Kelahiran pertama adalah Qabil dan saudara perempuannya, sedangkan yang dilahirkan berikutnya adalah Habil dan saudara perempuannya.
Kemudian Adam memerintahkan perkawinan silang, yaitu agar anak laki-lakinya menikahi kembaran perempuan saudaranya. Qabil diperintahkan untuk menikahi kembaran Habil dan Habil diperintahkan menikahi saudara perempuan Qabil.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Qashashul Anbiya" yang diterjemahkan Abdullah Haidir menjadi " Kisah Para Nabi " (Daar Ihya At-Turats Al-Araby, 1997 M) menjelaskan namun Qabil lebih memilih saudara perempuan kembarannya sendiri untuk dinikahi karena dia lebih cantik, karenanya dia menolak perintah Adam.
Lalu Adam memerintahkan keduanya agar masing-masing menyerahkan qurban. Habil menyerahkan seekor domba gemuk, karena beliau memiliki ternak domba. Sedangkan Qabil mengorbankan hasil tanaman yang sudah buruk.
Kemudian turunlah api melumatkan qurban yang dipersembahkan Habil (sebagai tanda bahwa qurbannya telah diterima) dan membiarkan qurban yang dipersembahkan Qabil (sebagai tanda bahwa qurbannya tertolak).
Qabil marah dan berkata, "Aku pasti membunuhmu!"
Sebagaimana Allah Ta'ala kisahkan dalam Al-Quran, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban. Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, "Aku pasti membunuhmu!....".( QS Al-Maidah : 27)
Habil sendiri tidak meladeni niat buruk Qabil. Dia tidak ingin melakukan hal yang sama sebagaimana keinginan Qabil, karena dirinya takut kepada Allah. Hal tersebut menunjukkan keluhuran budinya dan takutnya kepada Allah Ta'ala.
Habil berkata sebagaimana Allah Ta'ala kisahkan, "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam." ( QS Al-Ma'idah : 28)
Akhirnya Qabil memenuhi hawa nafsunya dengan membunuh Habil. Namun setelah itu dia menyesal dan tidak tahu apa yang harus diperbuat terhadap jenazah adiknya. Maka ia membawa jenazah sang adik di atas punggungnya ke sana kemari. Kemudian Allah mengutus dua burung gagak yang berkelahi. Yang satu berhasil membunuh yang lain. Setelah itu, burung tersebut turun ke tanah dan menggali lubang kemudian meletakkan burung yang mati di lubang tersebut kemudian menimbunnya dengan tanah. Maka setelah itu Qabil mendapatkan inspirasi untuk meniru apa yang dilakukan burung gagak tersebut.
Firman Allah Ta'ala: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, "Celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (QS Al-Ma’idah: 31)
Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak Adam yang terbunuh secara zalim, maka anak Adam pertama turut menanggung darahnya (dosanya), karena dialah yang pertama mencontohkan pembunuhan.” (Muttafaq alaih; Riwayat Bukhari, no. 3157, dan Muslim, no. 1677)
Nabi Adam as sangat sedih atas peristiwa yang terjadi pada Habil. Namun demikian setelah itu Adam as dikaruniakan keturunan yang sangat banyak. Ada yang mengatakan bahwa anaknya berjumlah empat puluh dari dua puluh kelahiran.
Ada pula yang mengatakan bahwa isterinya melahirkan sebanyak seratus dua puluh kali. Setiap kali melahirkan, anaknya terdiri dari dua pasang anak laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dimungkinkan karena usia Adam mencapai ratusan tahun.
Diriwayatkan bahwa setelah melahirkan anak yang bernama Syits, dia berusia seratus tiga puluh tahun, dan setelah itu masih hidup hingga delapan ratus tahun. Kemudian dari anak-anaknya tersebut lahirlah cucu-cucunya dan seterusnya hingga tersebarlah umat manusia hingga sekarang.
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan isterinya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak... ( QS An-Nisa : 1)
Ahli sejarah mengatakan bahwa sebelum meninggal, Adam sempat melihat keturunannya beranak cucuk hingga berjumlah 400 ribu orang.
Kemudian Adam memerintahkan perkawinan silang, yaitu agar anak laki-lakinya menikahi kembaran perempuan saudaranya. Qabil diperintahkan untuk menikahi kembaran Habil dan Habil diperintahkan menikahi saudara perempuan Qabil.
Ibnu Katsir dalam bukunya berjudul "Qashashul Anbiya" yang diterjemahkan Abdullah Haidir menjadi " Kisah Para Nabi " (Daar Ihya At-Turats Al-Araby, 1997 M) menjelaskan namun Qabil lebih memilih saudara perempuan kembarannya sendiri untuk dinikahi karena dia lebih cantik, karenanya dia menolak perintah Adam.
Lalu Adam memerintahkan keduanya agar masing-masing menyerahkan qurban. Habil menyerahkan seekor domba gemuk, karena beliau memiliki ternak domba. Sedangkan Qabil mengorbankan hasil tanaman yang sudah buruk.
Kemudian turunlah api melumatkan qurban yang dipersembahkan Habil (sebagai tanda bahwa qurbannya telah diterima) dan membiarkan qurban yang dipersembahkan Qabil (sebagai tanda bahwa qurbannya tertolak).
Qabil marah dan berkata, "Aku pasti membunuhmu!"
Sebagaimana Allah Ta'ala kisahkan dalam Al-Quran, "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban. Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, "Aku pasti membunuhmu!....".( QS Al-Maidah : 27)
Habil sendiri tidak meladeni niat buruk Qabil. Dia tidak ingin melakukan hal yang sama sebagaimana keinginan Qabil, karena dirinya takut kepada Allah. Hal tersebut menunjukkan keluhuran budinya dan takutnya kepada Allah Ta'ala.
Habil berkata sebagaimana Allah Ta'ala kisahkan, "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam." ( QS Al-Ma'idah : 28)
Akhirnya Qabil memenuhi hawa nafsunya dengan membunuh Habil. Namun setelah itu dia menyesal dan tidak tahu apa yang harus diperbuat terhadap jenazah adiknya. Maka ia membawa jenazah sang adik di atas punggungnya ke sana kemari. Kemudian Allah mengutus dua burung gagak yang berkelahi. Yang satu berhasil membunuh yang lain. Setelah itu, burung tersebut turun ke tanah dan menggali lubang kemudian meletakkan burung yang mati di lubang tersebut kemudian menimbunnya dengan tanah. Maka setelah itu Qabil mendapatkan inspirasi untuk meniru apa yang dilakukan burung gagak tersebut.
Firman Allah Ta'ala: Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Qabil berkata, "Celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia seorang di antara orang-orang yang menyesal. (QS Al-Ma’idah: 31)
Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak Adam yang terbunuh secara zalim, maka anak Adam pertama turut menanggung darahnya (dosanya), karena dialah yang pertama mencontohkan pembunuhan.” (Muttafaq alaih; Riwayat Bukhari, no. 3157, dan Muslim, no. 1677)
Nabi Adam as sangat sedih atas peristiwa yang terjadi pada Habil. Namun demikian setelah itu Adam as dikaruniakan keturunan yang sangat banyak. Ada yang mengatakan bahwa anaknya berjumlah empat puluh dari dua puluh kelahiran.
Ada pula yang mengatakan bahwa isterinya melahirkan sebanyak seratus dua puluh kali. Setiap kali melahirkan, anaknya terdiri dari dua pasang anak laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dimungkinkan karena usia Adam mencapai ratusan tahun.
Diriwayatkan bahwa setelah melahirkan anak yang bernama Syits, dia berusia seratus tiga puluh tahun, dan setelah itu masih hidup hingga delapan ratus tahun. Kemudian dari anak-anaknya tersebut lahirlah cucu-cucunya dan seterusnya hingga tersebarlah umat manusia hingga sekarang.
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari seorang diri, dan darinya Allah menciptakan isterinya; dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak... ( QS An-Nisa : 1)
Ahli sejarah mengatakan bahwa sebelum meninggal, Adam sempat melihat keturunannya beranak cucuk hingga berjumlah 400 ribu orang.
(mhy)