Abdul Mu’ti: Anak Madrasah Itu Akhirnya Menjadi Profesor

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 08:41 WIB
loading...
Abdul Mu’ti: Anak Madrasah Itu Akhirnya Menjadi Profesor
Abdul Muti. Foto/Ilustrasi/m.muhammadiyah
A A A
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah , Prof Dr KH Haedar Nashir, MSi menyampaikan ucapan selamat kepada Abdul Mu'ti yang mendapat kenaikan jabatan menjadi Profesor dalam bidang Ilmu Pendidikan Agama Islam dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca Juga: Abdul Mu'ti: Corona Jadi Peringatan Agar Manusia Berada di Jalan Tuhan
Abdul Mu'ti adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Alhamdulillah kami PP Muhammadiyah dan saya selaku pribadi mengucapkan syukur kepada Allah sekaligus selamat atas keluarnya SK Mendikbud untuk Mas Abdul Mu’ti, sebagai Guru Besar sehingga resmi menjadi Profesor. Selamat juga kepada keluarga atas kebahagiaan tersebut,” ucap Haedar seperti dikutip laman resmi PP Muhammadiyah, pada Sabtu (8/8).



Haedar percaya, sejak awal, Prof Abdul Mu’ti tinggal menunggu waktu tibanya SK Guru Besar tersebut. “Sebab ilmunya sudah lebih dari cukup dari jabatan tertinggi akademik tersebut,” imbuh Haedar.

Haedar percaya, Prof Mu’ti akan terus berkiprah di dunia akademik dan keilmuan secara luas, selain di Persyarikatan.

Haedar juga menuturkan bahwa para pimpinan Muhammadiyah saat ini dan ke depan semakin dituntut kedalaman dan keluasan ilmumya dalam membawa kapal besar Muhammadiyah ini sebagai gerakan Islam modern terbesar bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia Islam.

Anak Madrasah
Abdul Mu'ti lahir di Kudus, 2 September 1968. Jenjang pendidikan dasar dan menengahnya dijalani di madrasah. Dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum (Kudus, 1980), Madrasah Tsanawiyah Negeri (Kudus, 1983), Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial di Kudus (Kudus, 1986).

Pendidikan tingginya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo (Semarang, 1991), Pembibitan Calon Dosen IAIN (Jakarta, 2002-2003), School of Education, Flinders University of South Australia (Adelaide, 1997), Short Course on Governance and Shariah the University of Birmingham (Birmingham, UK, 2005), dan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2008).

Sejak 2014 Abdul Mu’ti menjadi dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Baca Juga: Pentingnya Melindungi Kehidupan - Dr. H. Abdul Mu`ti, M.Ed
Tulisan dan karya Mu’ti dipresentasikan dalam berbagai forum ilmiah di dalam dan di luar negeri, serta media massa nasional antara lain di Sindo, Kompas, Republika, The Jakarta Post, dan sebagainya.

Karya-karya Mu'ti diantaranya Kristen Muhammadiyah: Konvergensi Muslim dan Kristen Dalam Pendidikan (bersama Fajar Riza Ulhaq- al-Wasath Publishing House, 2009), Inkulturasi Islam (al-Wasath Publishing House, 2009).

Selain itu, Mu’ti juga menjadi editor dan kontributor buku Islam in Indonesia: A to Z Basic Reference (CDCC, 2010), Editor Bijak Bertindak: Mengambil Keputusan Berdasar Etika Agama, (al-Wasath Publishing House, 2016), Editor Taawun Untuk Negeri: Transformasi al-Maun Dalam Konteks Keindonesiaan, (Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah dan Muhammadiyah University Press: Februari, 2019), Beragama yang Mencerahkan, (Universitas Muhammadiyah Malang, Majelis Pustaka dan Informasi PP. Muhammadiyah: Mei, 2019), Beragama dan Pendidikan yang Mencerahkan, (Uhamka Press: 2019), dan Pluralisme Positif: Konsep dan Implementasi dalam Pendidikan Muhammadiyah (UMJ-MPI PPM, 2019)

Baca Juga: Membangun Masyarakat Ilmu, Membangun Masyarakat Belajar - Dr. H. Abdul Mu`ti, M.Ed
Di level internasional, Mu’ti adalah anggota British Council Advisory Board 2006-2008, Indonesia-United Kingdom Advisory Board (2007-2009), Executice Committee of Asian Conference of Religion for Peace (2010-2015), dan Indonesia-United Council of Religion and Pluralism (2016-Sekarang).

Penerima penghargaan Australian Alumni Award (2008) ini aktif dalam berbagai forum dialog dan kerjasama antar iman di dalam dan di luar negeri.

Tokoh ini tercatat sebagai anggota Muhammadiyah sejak 1994. Pernah mejabat sebagai Sekretaris PWM Jateng periode 2000-2002, Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006,Sekretaris Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah 2005-2010, Sekretaris PP Muhammadiyah 2010-2015, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) periode 2019-2023.

Sebelumnya menjabat Ketua Bandan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) periode 2011-2017 dan Anggota BAN-S/M periode 2006-2011 dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah periode 2015-2020.

Di Indonesia, gelar Profesor merupakan jabatan fungsional. Ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Butir 3, menyebutkan bahwa guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.

Jika sebelumnya dosen dengan gelar akademis magister (S2), bahkan sarjana (S1) bisa menjadi guru besar/profesor, maka sejak tahun 2007 hanya mereka yang memiliki gelar akademik doktor saja yang bisa menjadi profesor. Hal ini disebabkan, karena hanya profesor inilah yang memiliki kewenangan untuk membimbing calon doktor.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1392 seconds (0.1#10.140)