Profil dan Biografi Amr bin Ash, Sahabat Nabi yang Sukses Menaklukkan Mesir

Rabu, 06 Desember 2023 - 17:25 WIB
loading...
Profil dan Biografi Amr bin Ash, Sahabat Nabi yang Sukses Menaklukkan Mesir
Amr bin Ash adalah orang yang pertama kali mengusulkan untuk menaklukkan Mesir kepada Khalifah Abu Bakar. Foto/Yayasan Amal Jariyah
A A A
Sosok Amr bin Ash radhiyallahu 'anhu cukup terkenal dalam sejarah peradaban Islam. Beliau merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang pandai dalam segala hal, mulai dari menjadi politisi hingga terjun di medan perang.

Dari seluruh perjuangannya membela Islam, jasa terbesar dari Amr bin Ash adalah menaklukkan negeri Mesir dan berhasil menunaikan amanah tersebut. Atas jasanya kini banyak yang ingin mengetahui sosok beliau. Adapun profil dan biografinya adalah sebagai berikut.

Profil Amr bin Ash Sebelum Memeluk Islam
Amr bin Ash lahir sekitar Tahun 573 M di Mekkah dari klan Sahm, salah satu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya adalah Al-'As bin Wa'il, seorang pedagang kaya dan musuh berat Nabi Muhammad ﷺ. Ibunya adalah Salma bint Harmalah, seorang wanita dari suku Banu Kinanah. Amr memiliki dua saudara laki-laki, Hisyam dan Abdullah, dan seorang saudara perempuan, Hind.

Amr bin Ash tumbuh sebagai seorang pedagang yang sukses, yang sering melakukan perjalanan ke berbagai negeri seperti Syam, Yaman, Mesir, dan Habasyah. Ia juga seorang penunggang kuda yang mahir, seorang kesatria yang berani, seorang negosiator yang ulung, dan seorang penyair yang puitis dan fasih. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin kabilahnya dan salah satu musuh terbesar Nabi Muhammad ﷺ.

Amr bin Ash menentang keras dakwah Nabi Muhammad ﷺ dan berusaha menghalang-halangi penyebaran Islam. Ia termasuk di antara orang-orang yang memboikot kaum Muslim di lembah Abu Thalib selama tiga tahun. Ia juga ikut serta dalam beberapa pertempuran melawan kaum Muslim, seperti Pertempuran Badar, Pertempuran Uhud, dan Pertempuran Khandaq. Ia juga diutus oleh orang-orang Quraisy untuk melobi raja Habasyah, an-Najasyi, agar mengembalikan para pengungsi Muslim yang hijrah ke sana. Namun, usahanya tidak berhasil karena an-Najasyi telah mendengar kisah Nabi Isa as dari Jafar bin Abi Thalib, salah satu utusan Nabi Muhammad ﷺ.

Amr bin Ash Memeluk Islam
Amr bin Ash masuk Islam pada tahun 8 H, enam bulan sebelum penaklukan Mekkah oleh Nabi Muhammad ﷺ. Ia datang bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah ke Madinah untuk menemui Nabi Muhammad saw dan mengucapkan Syahadat.

Ketika tiga orang ini menemui Rasulullah ﷺ, Beliau menatap ketiganya lalu bersabda: "Mekkah telah memberikan putra terbaiknya untuk kalian (umat Islam)."

Amr bin al-Ash mengatakan, "Pada saat Allah menganugerahkan hidayah Islam di hatiku, aku mendatangi Rasulullah ﷺ. Aku mengatakan, "Julurkanlah tangan Anda, aku akan membaiat Anda". Rasulullah pun menjulurkan tangan kanannya kepadaku. Lalu kutahan tanganku sebentar.

Rasulullah bertanya, "Ada apa wahai Amr?" Kujawab, "Aku ingin Anda memberikan syarat kepadaku". Rasulullah ﷺ mengatakan, "Apa syarat yang kau inginkan?"

Aku menjawab, "Agar dosa-dosaku diampuni." Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidakkah engkau ketahui, bahwa keislaman menghapuskan dosa-dosa sebelumnya? Demikian juga hijrah menafikan kesalahan-kesalahan yang telah lalu? Dan juga haji menyucikan hilaf dan dosa terdahulu?" (HR Muslim)

Di masa keislamannya, Rasulullah dekat kepadanya dan mendidiknya dengan pendidikan tauhid yang murni. Rasulullah tahu Amr adalah orang yang istimewa, terkenal dengan keberanian dan bakat-bakat lainnya.

Menaklukkan Mesir
Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, Amr bin Ash tetap setia kepada para khalifah yang menggantikannya. Ia berperan aktif dalam penaklukan-penaklukan Muslim di luar Jazirah Arab, terutama di Mesir.

Amr bin Ash adalah orang yang pertama kali mengusulkan untuk menaklukkan Mesir kepada Khalifah Abu Bakar, tetapi ditolak karena saat itu kaum Muslim sedang sibuk menghadapi pemberontakan-pemberontakan di Jazirah Arab. Kemudian, ia mengajukan usul yang sama kepada Khalifah Umar, tetapi juga ditolak karena Umar khawatir akan keselamatan pasukan Muslim yang harus melintasi padang pasir yang luas dan berbahaya.

Namun, Amr bin Ash tidak menyerah. Ia terus meyakinkan Umar bahwa Mesir adalah negeri yang kaya dan subur, yang dapat memberikan banyak manfaat bagi kaum Muslim. Ia juga menunjukkan bahwa kekaisaran Bizantium, yang menguasai Mesir saat itu, sedang lemah dan bermasalah.

Akhirnya, Umar setuju untuk memberikan izin kepada Amr bin Ash untuk menaklukan Mesir, tetapi dengan syarat bahwa ia hanya boleh membawa 4.000 pasukan dan tidak boleh memaksa penduduk Mesir untuk masuk Islam.

Pada akhir 639 M, Amr bin Ash memimpin pasukan Muslim yang terdiri dari 4.000 orang, termasuk beberapa sahabat Nabi Muhammad ﷺ seperti Zubair bin al-Awwam, Mikdad bin al-Aswad, dan Ubaidah bin al-Jarrah, untuk menaklukan Mesir.

Ia memulai penaklukannya dari arah timur, yaitu dari Sinai, kemudian menuju ke barat, yaitu ke Delta Nil. Dalam perjalanannya, ia berhasil mengalahkan pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Theodore, gubernur Mesir, dalam Pertempuran Heliopolis pada tahun 640 M. Ia juga berhasil merebut kota-kota penting seperti Bilbeis, Babilon, dan Memphis.

Pada 641 M, Amr bin Ash menghadapi tantangan terbesar dalam penaklukannya, yaitu mengepung Kota Aleksandria, ibu kota dan benteng terkuat Bizantium di Mesir. Kota ini dikenal sebagai kota yang megah dan indah, yang memiliki banyak bangunan, perpustakaan, dan universitas yang terkenal.

Kota ini juga dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan kokoh, yang dilengkapi dengan menara-menara dan gerbang-gerbang yang kuat. Kota ini juga memiliki pelabuhan yang besar dan strategis, yang dapat menerima bantuan dari laut.

Amr bin Ash mengepung Aleksandria selama 14 bulan, dengan menggunakan berbagai taktik dan siasat. Ia juga memanfaatkan perselisihan dan perpecahan di antara penduduk kota, terutama antara orang-orang Bizantium dan orang-orang Koptik, yang merupakan penduduk asli Mesir yang beragama Kristen.

Ia juga menjalin hubungan baik dengan orang-orang Koptik, yang merasa tertindas dan diperlakukan tidak adil oleh orang-orang Bizantium. Amr bin Ash menjanjikan kepada mereka perlindungan, kebebasan beragama, dan pengurangan pajak jika mereka bersedia bekerja sama dengan kaum Muslim.

Akhirnya, pada tahun 642 M, Kota Aleksandria menyerah kepada Amr bin Ash, setelah ia menandatangani perjanjian damai dengan Cyrus, gubernur Bizantium yang baru. Dalam perjanjian itu, Amr bin Ash menjamin keamanan dan hak-hak penduduk kota, dan mengenakan pajak jizyah kepada orang-orang non-Muslim yang dewasa dan mampu.

Ia juga mengizinkan orang-orang Bizantium untuk meninggalkan kota dengan membawa harta benda mereka. Dengan demikian, Amr bin Ash berhasil menaklukan Mesir dengan cara yang damai dan adil, tanpa menimbulkan banyak kerusakan dan kekerasan.

Menjadi Gubernur Mesir
Setelah menaklukan Mesir, Amr bin Ash diangkat sebagai gubernur Mesir oleh Khalifah Umar. Ia mendirikan kota baru yang bernama Fustat, yang berarti tenda atau kemah, sebagai ibu kota provinsi Mesir.

Amr bin al-Ash berkata kepada penduduk Mesir, "Wahai penduduk Mesir, sesungguhnya Nabi kami telah mengabarkan bahwa Allah akan menaklukkan Mesir untuk umat Islam, dan beliau –shallallahu 'alaihi wa sallam– mewasiatkan kami agar berbuat baik kepada kalian. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا افْتَتَحْتُمْ مِصْرَ فَاسْتَوْصُوا بِالْقِبْطِ خَيْرًا؛ فَإِنَّ لهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا

"Jika kalian menaklukkan Mesir, maka aku wasiatkan agar kalian berbuat baik kepada orang-orang Qibthi ini. Mereka berhak atas perlindungan dan kasih sayang." (HR Muslim 2543)

Wafatnya Amr bin Ash
Wafatnya Amr bin Ash terjadi pada tahun 43 H atau 663 M, saat itu umurnya lebih dari 90 tahun. Ia wafat di Mesir, tempat ia menjabat sebagai gubernur sejak tahun 661 M. Ia dimakamkan di Kota Fustat, yang ia dirikan sebagai ibu kota provinsi Mesir.

Selama hidupnya ia telah meriwayatkan 39 Hadis dari Nabi Muhammad ﷺ. Amr bin Ash dikenang sebagai salah satu sahabat Nabi yang berjasa dalam menaklukan Mesir dan wilayah-wilayah lainnya dengan cara yang damai dan adil.

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1593 seconds (0.1#10.140)