Konspirasi Yahudi: Buntut Pembunuhan Alexander II, Organisasi Yahudi Dilarang di Rusia

Kamis, 07 Desember 2023 - 14:16 WIB
loading...
Konspirasi Yahudi: Buntut Pembunuhan Alexander II, Organisasi Yahudi Dilarang di Rusia
Czar Rusia Alexander III. Foto/Ilustrasi: wikipedia
A A A
Czar Rusia Alexandr II juga dikenal sebagai Alexander sang Pembebas menjabat 2 Maret 1855 dan dibunuh Konspirasi Yahudi Internasional tahun 1881. Konon, Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan misterius pada tahun 1881.

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut kasus ini menimbulkan gelombang kekerasan di seluruh Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di mana-mana, sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi.



Menurut William G. Car, untuk menanggulangi hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan mengubah politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi.

Kebijakan ini dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan Peraturan Mei, karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam peraturan ini terdapat larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi Yahudi.

Para pendukung peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya. Dalihnya, kalau Czar Alexander II dengan segala sikap toleransi dan kebijakannya tidak bisa membuat orang Yahudi puas dan berterima kasih, maka berarti mereka tidak akan puas dengan budi baik apa pun yang diberikan oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini telah benar-benar tunduk di bawah kehendak mereka.

Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggung jawab atas nasib itu sebenarnya adalah para pemimpin mereka sendiri.



Seorang utusan Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru, Alexander III pada tahun 1882.

Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap peraturan baru tersebut. Kemudian Czar berjanji untuk mengadakan penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia.

Pada tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut:

"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa tahun kepada orang Yahudi, dan masalah yang dihadapi oleh mereka, serta hubungan mereka dengan rakyat Rusia lainnya. Akan tetapi, pemerintah melihat para pemeluk agama Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku orang-orang Yahudi dalam semua lapangan pekerjaan dan perekonomian.



Semua itu terjadi karena ulah tangan mereka selama 20 tahun. Mereka bukan saja memonopoli perdagangan dan hampir seluruh lapangan kerja secara sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka melakukan hal yang sama dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah.

Pemerintah telah mengadakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam bentuk organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri mereka.

Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat tingkah orang Yahudi adalah masyarakat kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit melakukan tindak kekerasan melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah mengambil kebijakan, di satu sisi melindungi orang Yahudi dari tindak kekerasan, dan di sisi lain bertanggung jawab menegakkan keadilan dan kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahudi menindas dan mengganggu orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan negara."

William G. Carr mengatakan dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang Yahudi.

Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian dan kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir Yahudi.



Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap orang Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, mengadakan kegagalan misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu bertekad mencari strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia.

Senjata yang paling diandalkan oleh para sesepuh Yahudi adalah ekonomi dan keuangan yang mereka miliki. Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia di seluruh dunia, dengan menggunakan pengaruh keuangan yang mereka miliki di seluruh Eropa.

Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi dan pemasaran barang-barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam krisis ekonomi yang parah, dan kas negara makin habis terkuras, yang mencapai puncaknya pada tahun 1905.

Pada saat yang sama terjadi kerusuhan dan kekacauan di seluruh wilayah Rusia dengan dukungan dana dari Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial melanda segenap lapisan masyarakat yang merasa terkena jepitan ekonomi.

Fenomena ini terus berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia. Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh dari golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan pahit getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas.

Unsur-unsur revolusioner makin sering mengadakan kegiatan yang kelak bisa menyebar benih-benih partai Komunis Rusia.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2350 seconds (0.1#10.140)