Imam Chirri: Kepercayaan kepada Tuhan, Harus Datang sebelum kepada Nabi dan Kitab Suci

Kamis, 14 Desember 2023 - 17:41 WIB
loading...
Imam Chirri: Kepercayaan kepada Tuhan, Harus Datang sebelum kepada Nabi dan Kitab Suci
Imam Mohammad Jawad Chirri. Foto/Ilustrasi: Historic Images
A A A
Berikut ini adalah dialog Prof Dr Wilson H. Guertin dan Imam Muhammad Jawad Chirri yang dikutip dari buku yang diterjemahkan HM Ridho Umar Baridwan, SH berjudul "Dialog tentang Islam dan Kristen" (Alma'arif, 1981).

Imam Mohammad Jawad Chirri adalah seorang ulama dan dosen , kelahiran Lebanon . Beliau direktur dan Ketua Kerohanian di pusat Islam di Detroit, Amerika . Sedangkan Prof Dr Wilson H. Guertin adalah Ilmuwan terkemuka dalam ilmu jiwa (psychology).

Berikut petikan dialog tersebut:



Prof Dr Wilson H. Guertin: Saya tahu bahwa percaya pada Tuhan, pencipta alam semesta , adalah pokok pertama dalam kepercayaan Islam , dan bahwa sangkalan adanya Dia meletakkan seseorang ke luar dari Agama Islam. Tetapi saya tidak tahu, apakah Islam menghendaki setiap kenyataan kongkrit pada adanya Zat Allah atau apakah Islam menasihatkan pengikut-pengikutnya untuk mempercayai kata-kata Qur'an dan pernyataan Nabi.

Imam Mohammad Jawad Chirri: Islam menghendaki pengikut-pengikutnya mempercayai Tuhan, pencipta alam semesta, tetapi tidak menasihatkan untuk mendasarkan kepercayaan pada pernyataan pada setiap buku Agama atau setiap kata-katanya, bahkan juga tidak kata-kata dari Qur'an atau Nabi.

Kepercayaan kita pada buku suci, seperti Qur'an, atau pada Nabi, seperti Muhammad harus didahului kepercayaan kita kepada Tuhan. Buku Agama adalah suci sebab buku itu diperkenalkan pada kita oleh seorang yang kita anggap Nabi. Kenabian adalah dapat dimengerti hanya bila ada Tuhan sebab seorang Nabi itu adalah pesuruh Tuhan.

Kepercayaan kita pada Tuhan, harus datang sebelum kita percaya pada suatu buku Agama atau seorang Nabi, tidak sebaliknya.



Tidak ada buku Agama dipercaya oleh seluruh manusia, dan tidak ada Nabi yang diakui secara merata. Untuk ini, akan sia-sia mempercayai suatu pernyataan dari seorang Nabi atau dari suatu buku suci bila bergaul dengan orang yang ingkar akan Agamanya dan menolak semua konsep Tuhan.

Prof Dr Wilson H. Guertin: Saya mengerti dari pernyataan anda bahwa Islam menghendaki membenarkan adanya Tuhan sebagai suatu kenyataan yang umum yang diakui bahkan oleh orang-orang yang tidak mengakui setiap Agama, seperti Atheis dan orang-orang Murtad?

Bila ini yang anda maksudkan, apa buktinya?

Imam Mohammad Jawad Chirri: Bila kepercayaan kita pada Tuhan akan mendahului setiap kepercayaan Agama yang lain, kenyataan (bukti) yang menghasilkan kepercayaan yang demikian harus umum (universal) dan tersedia untuk setiap pemikiran yang masuk akal, apakah mengakui atau tidak mengakui suatu Agama khusus.

Kitab Suci Qur'an, menghendaki bahwa adanya alam semesta merupakan bukti adanya sang Pencipta. Benda-benda angkasa, bumi. dan planet-planet yang lain, dipandang oleh Islam sebagai bukti adanya pencipta benda dan energi. Benda-benda alam semesta adalah dapat dilihat baik oleh Atheist maupun oleh orang-orang yang mempercayai, baik oleh orang-orang yang buta huruf maupun oleh ahli filsafah (filosof).

Anda boleh merenungkan pembentukan benda-benda dan energi tanpa anjuran dari Agama atau pengakuan pada buku Agama.



Prof Dr Wilson H. Guertin: Tetapi mengapa anda berpendapat benda-benda alam semesta adalah suatu bukti adanya pencipta benda-benda tersebut?

Apakah mungkin bahwa ada benda tanpa adanya pencipta Andaikata seseorang berpandangan bahwa materi atau energi adalah memiliki umur yang tak terbatas (infinitely old), dan bahwa itu tidak pernah didahului oleh yang tidak ada.

Dapatkah anda membuktikan kesalah pandangannya?

Imam Mohammad Jawad Chirri: Adalah sangat sukar untuk menerima keterangan bahwa benda (materi) mempunyai umur yang tak terbatas (infinitely old).

Bila seseorang mengatakan bahwa materi atau energi adalah mempunyai umur yang tak terbatas, dan seseorang mengumpamakan bahwa bahan (material) lebih dari berbillion-billion bintang-bintang diciptakan, terbentuknya dengan serempak. Bila kita sadar bahwa setiap bintang berisi berbillion-billion ton bahan-bahan (material), dan bahwa kesimpulan bahan mentah adalah lebih-banyak daripada bahan yang dikandung bintang-bintang dan planet-planet, kita mengerti atau sadar akan kemustahilan pendapat yang demikian. Kita tidak dapat membayangkan bahwa seluruh jumlah bahan-bahan ini terdapat sekaligus, dan tidak didahului oleh ketidakadaan.



Menyatakan bahwa hanya sebagian dari bahan adalah ketuaan yang tak terbatas (infinitely old) dan bahwa bagian-bagian yang lain muncul kemudian, adalah mengakui perlunya pencipta, sebab bahan yang tak berjiwa tidak dapat bertambah oleh pembiakan dirinya (self-reproduction).

Hanya makhluk hidup sanggup melipat-gandakan lewat pembiakkan diri.

Untuk memungkinkan pertambahan yang berangsur-angsur memerlukan pencipta.

Prof Dr Wilson H. Guertin: Saya setuju dengan anda bahwa materi dan energi harus didahului oleh ketidak adaan. Tetapi ini tidak sangat jelas untuk setiap manusia. Apakah ajaran Islam menganjurkan perhitungan (perkiraan) dari setiap sesuatu di alam adalah pasti (tidak boleh tidak) didahului oleh ketidak adaan?

Imam Mohammad Jawad Chirri: Ya, ada sesuatu yang kita semuanya tahu, telah dilahirkan setelah adanya bumi yaitu; kehidupan. Ahli-ahli ilmu pengetahuan kita menyatakan bahwa bumi adalah terlalu panas (dan beberapa di antaranya mengatakan bumi adalah dingin) untuk setiap kehidupan yang terdapat di situ. Memerlukan berjuta-juta tahun untuk menjadi tempat yang patut didiami untuk kehidupan.



Kehidupan adalah pasti (tidak boleh tidak) baru lahir. Ilmu pengetahuan menerangkan pada kita bahwa kehidupan tidak berasal dari sesuatu yang tidak hidup.

Percobaan Pasteur, yang terjadi pada abad ke-19, masih berlaku. Melalui sterilisasi sopnya, dia membuktikan bahwa kehidupan tidak dimulai dari benda yang tidak bernyawa.

Para ahli-ahli ilmu pengetahuan sampai sekarang masih tidak dapat membuktikan kesimpulannya.

Bumi, beserta atmosfirnya pada waktu pembentukannya adalah sterile dan tidak produktif. Pengubahan benda yang tak bernyawa, seperti karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium dan besi ke dalam benda hidup tidak dapat, oleh karena itu, dilakukan melalui proses dasar. Hal itu harus dilakukan lewat keajaiban. Artinya bahwa adanya kehidupan pada planet ini adalah bukti adanya kepandaian, perancang yang super (luar biasa).

Prof Dr Wilson H. Guertin: Anda telah membuat hal ini sangat jelas.



Sebenarnya, para ahli ilmu pengetahuan untuk beberapa puluh tahun telah mencoba secara terus-menerus membuka rahasia kehidupan dan untuk menerangkan awal (permulaan) dari planet ini. Tetapi usaha-usaha mereka sejauh ini tidak menghasi]kan ilmu pengetahuan yang benar dalam bidang ini. Kehadiran kehidupan pada planet ini adalah tidak meragukan, suatu keajaiban yang besar tidak dapat terjadi tanpa sebab gaib (keramat). Manusia telah banyak membuka rahasia alam semesta, maju di dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga rocket-rocketnya dapat mcncapai bulan, tetapi meskipun kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, dia masih tidak dapat membuat daun atau biji apple.

Sekarang saya ingin menanyakan pada anda apakah Qur'an menyebutkan adanya kehidupan di planet kita mernbuktikan adanya Tuhan?

Imam Mohammad Jawad Chirri: Ya, Kitab Suci Al-Qur'an menyebutkan perubahan unsur-unsur bumi yang tak bernyawa menjadi zat hidup sebagai suatu tanda adanya Tuhan:

"Dan sebagai keterangan untuk mereka, ialah bumi yang mati Kami hidupkan dan Kami keluarkan daripadanya buah, tanam-tanaman, sebagiannya mereka makan. Dan Kami adakan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air." QS 36 : 33-34.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3397 seconds (0.1#10.140)