Sejarah 100 Tahun Runtuhnya Turki Utsmani Tahun 1924
loading...
A
A
A
Sejarah 100 tahun runtuhnya Turki Utsmani tahun 1924 dikenang sebagai 'abad Turki'. Para analis menyebut penyebab keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani ada dua faktor: internal yang berasal dari dalam pemerintahan Turki Utsmani dan eksternal berasal dari kekuatan negara-negara Eropa .
Proses keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani diawali dengan peristiwa gerakan Turki Muda, kekalahan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I , kemudian Musthafa Kemal Pasha mengadakan pembaharuan untuk meruntuhkan kekhalifahan Turki Utsmani.
Pada tahun 1341 H/1923 M Organisasi Nasional Turki yang dipimpin Musthafa Kemal Ataturk mengumumkan berdirinya Republik Turki dan dia dipilih sebagai presiden pertama.
Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya berjudul "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah" menyebut Mushtafa Kemal memerintah dengan tangan besi dan bara api. Dia mendapat dukungan dari beberapa negara besar terhadap kebijakan politiknya yang keras dan bengis.
Ia memanggil semua anggota pendiri organisasi untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 3 Maret 1924. Dia demikian yakin bahwa tidak seorang pun dari anggota pendiri-yang sebenarnya hanya tinggal nama itu-yang akan berani menentang dirinya. Dia mengusulkan pada organisasi itu proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagal “bisul sejak abad pertengahan”.
Keputusan pun diambil yang juga mencakup pembuangan khalifah pada hari berikutnya tanpa ada perdebatan. Maka obor khilafah pun padam di tangan Mushtafa Kemal. Khilafah yang selama berabad-abad mereka dambakan kelestariannya sebagai simbol dari persatuan dan kelanjutan eksistensi mereka.
Mushtafa Kemal melaksanakan semua rancangan tertulis yang ditandatangani olehnya dengan negara-negara Barat. Dimana kesepakatan Luzan yang terjadi pada tahun 1340 H/1923 M, telah mewajibkan Turki untuk menerima beberapa syarat perjanjian yang kemudian dikenal dengan syarat-syarat Karzun yang empat.
Karzun sendiri adalah ketua delegasi Inggris dalam muktamar Luzan. Syarat-syarat itu ialah;
1. Pemutusan semua hal yang berhubungan dengan Islam dari Turki.
2. Penghapusan khilafah Islam untuk selama-lamanya.
3. Mengeluarkan khalifah dan para pendukung khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambil harta khalifah.
4. Mengambil undang-undang sipil sebagai pengganti dari undang-undang Turki yang lama.
Syair-Syiar Kegundahan
Peristiwa ini memunculkan kegundahan yang menyebar di seluruh dunia Islam. Penyair Syauqi yang pada sebelumnya menyajikan pujian syair pada Mushtafa Kemal, kini ia meratap sedih atas peristiwa yang menimpanya. Dia berkata dalam syairnya,
”Kini lagu-lagu pengantin berbalik menjadi ratapan
Aku meratap di tengah-tengah lencana-lencana kegembiraan
Kau dikafankan di malam pengantin dengan pakaiannya
Dan engkau sirna tatkala pagi akan segera menjelang
Mimbar-mimbar dan tempat azan bergerak-gerak untukmu
Sedangkan kerajaan-kerajaan meratap menangisi kepergianmu
India, Walhah dan Mesir demikian bersedih ditinggalkanmu
Menangis dengan air mata yang deras untuk kepergianmu
Syam, Irak dan Persia semua pada bertanya-tanya
Adakah khilafah dihilangkan oleh orang-orang dari muka bumi?
Wahai alangkah malang, orang yang merdeka dikubur hidup
Dibunuh tanpa melakukan kesalahan dan kejahatan.”
Kemudian Syauqi melanjutkan dengan nada kecaman dan protes yang keras pada Kemal Attaturk yang ingin menarik Turki dari Asia ke Eropa dengan pena, besi dan api walaupun hal tersebut tidak disukai oleh orang-orang Asia. Dia inginkan mengalihkan Turki yang memiliki akar Asia yang demikian dalam di Timur, untuk dipindahkan ke pintu-pintu Barat. Dia berkata dalam syairnya:
"Salat menangis, dan inilah fitnah yang keji bagi Syariah yang ingin disirnakan dengan cara yang keji
Khuza’balah memberi fatwa dan mengatakan ini adalah kesesatan
Dan dia datang dengan membawa kekafiran di sebuah negeri
Sesungguhnya orang yang memiliki pemahaman
Telah menciptakan ahli fikih sebagai tentara dan senjata
Kutinggalkan ia laksana orang yang kehilangan ibunya
Sehingga tidak ada pilihan baginya kecuali memuja bayanganmu
Dia telah tertipu oleh ketaatan manusia dan negara
Kelompok besar itu telah menggoda hawa nafsunya.”
Syauqi pun tidak membiarkan untuk menerangkan sebab kemunculan orang-orang yang kejam itu di depan kebodohan bangsa-bangsa dan menyerahnya mereka pada taghut-taghut diktator. Dalam syair selanjutnya dia berkata,
”Kemuliaan telah tergelincir dalam kebinasaan
Kini tak ada harap keabadian mengiringi kepergiannya
Dia dicabut tanpa ada pembelaan dari tentara muslimin
Mereka tidak lagi membiarkan kaum muslimin wujud
Mereka hancurkan itu dari kelompok besar manusia yang lalai
Mereka jadikan kelompok besar itu dalam kesesatan dan gulita
Kutatap diriku, dan kulihat bangsaku ternyata tak kudapati
Sebagaimana kebodohan menjadi penyakit yang menghancurkan bangsa-bangsa
Jika seseorang yang kejam menawan sebuah majelis
Jadilah orang-orang merdeka sebagaimana budak-budak jelata. ”
Proses keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani diawali dengan peristiwa gerakan Turki Muda, kekalahan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I , kemudian Musthafa Kemal Pasha mengadakan pembaharuan untuk meruntuhkan kekhalifahan Turki Utsmani.
Pada tahun 1341 H/1923 M Organisasi Nasional Turki yang dipimpin Musthafa Kemal Ataturk mengumumkan berdirinya Republik Turki dan dia dipilih sebagai presiden pertama.
Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya berjudul "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah" menyebut Mushtafa Kemal memerintah dengan tangan besi dan bara api. Dia mendapat dukungan dari beberapa negara besar terhadap kebijakan politiknya yang keras dan bengis.
Ia memanggil semua anggota pendiri organisasi untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 3 Maret 1924. Dia demikian yakin bahwa tidak seorang pun dari anggota pendiri-yang sebenarnya hanya tinggal nama itu-yang akan berani menentang dirinya. Dia mengusulkan pada organisasi itu proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagal “bisul sejak abad pertengahan”.
Keputusan pun diambil yang juga mencakup pembuangan khalifah pada hari berikutnya tanpa ada perdebatan. Maka obor khilafah pun padam di tangan Mushtafa Kemal. Khilafah yang selama berabad-abad mereka dambakan kelestariannya sebagai simbol dari persatuan dan kelanjutan eksistensi mereka.
Mushtafa Kemal melaksanakan semua rancangan tertulis yang ditandatangani olehnya dengan negara-negara Barat. Dimana kesepakatan Luzan yang terjadi pada tahun 1340 H/1923 M, telah mewajibkan Turki untuk menerima beberapa syarat perjanjian yang kemudian dikenal dengan syarat-syarat Karzun yang empat.
Karzun sendiri adalah ketua delegasi Inggris dalam muktamar Luzan. Syarat-syarat itu ialah;
1. Pemutusan semua hal yang berhubungan dengan Islam dari Turki.
2. Penghapusan khilafah Islam untuk selama-lamanya.
3. Mengeluarkan khalifah dan para pendukung khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambil harta khalifah.
4. Mengambil undang-undang sipil sebagai pengganti dari undang-undang Turki yang lama.
Syair-Syiar Kegundahan
Peristiwa ini memunculkan kegundahan yang menyebar di seluruh dunia Islam. Penyair Syauqi yang pada sebelumnya menyajikan pujian syair pada Mushtafa Kemal, kini ia meratap sedih atas peristiwa yang menimpanya. Dia berkata dalam syairnya,
”Kini lagu-lagu pengantin berbalik menjadi ratapan
Aku meratap di tengah-tengah lencana-lencana kegembiraan
Kau dikafankan di malam pengantin dengan pakaiannya
Dan engkau sirna tatkala pagi akan segera menjelang
Mimbar-mimbar dan tempat azan bergerak-gerak untukmu
Sedangkan kerajaan-kerajaan meratap menangisi kepergianmu
India, Walhah dan Mesir demikian bersedih ditinggalkanmu
Menangis dengan air mata yang deras untuk kepergianmu
Syam, Irak dan Persia semua pada bertanya-tanya
Adakah khilafah dihilangkan oleh orang-orang dari muka bumi?
Wahai alangkah malang, orang yang merdeka dikubur hidup
Dibunuh tanpa melakukan kesalahan dan kejahatan.”
Kemudian Syauqi melanjutkan dengan nada kecaman dan protes yang keras pada Kemal Attaturk yang ingin menarik Turki dari Asia ke Eropa dengan pena, besi dan api walaupun hal tersebut tidak disukai oleh orang-orang Asia. Dia inginkan mengalihkan Turki yang memiliki akar Asia yang demikian dalam di Timur, untuk dipindahkan ke pintu-pintu Barat. Dia berkata dalam syairnya:
"Salat menangis, dan inilah fitnah yang keji bagi Syariah yang ingin disirnakan dengan cara yang keji
Khuza’balah memberi fatwa dan mengatakan ini adalah kesesatan
Dan dia datang dengan membawa kekafiran di sebuah negeri
Sesungguhnya orang yang memiliki pemahaman
Telah menciptakan ahli fikih sebagai tentara dan senjata
Kutinggalkan ia laksana orang yang kehilangan ibunya
Sehingga tidak ada pilihan baginya kecuali memuja bayanganmu
Dia telah tertipu oleh ketaatan manusia dan negara
Kelompok besar itu telah menggoda hawa nafsunya.”
Syauqi pun tidak membiarkan untuk menerangkan sebab kemunculan orang-orang yang kejam itu di depan kebodohan bangsa-bangsa dan menyerahnya mereka pada taghut-taghut diktator. Dalam syair selanjutnya dia berkata,
”Kemuliaan telah tergelincir dalam kebinasaan
Kini tak ada harap keabadian mengiringi kepergiannya
Dia dicabut tanpa ada pembelaan dari tentara muslimin
Mereka tidak lagi membiarkan kaum muslimin wujud
Mereka hancurkan itu dari kelompok besar manusia yang lalai
Mereka jadikan kelompok besar itu dalam kesesatan dan gulita
Kutatap diriku, dan kulihat bangsaku ternyata tak kudapati
Sebagaimana kebodohan menjadi penyakit yang menghancurkan bangsa-bangsa
Jika seseorang yang kejam menawan sebuah majelis
Jadilah orang-orang merdeka sebagaimana budak-budak jelata. ”
(mhy)