Pembebasan Irak: Kisah Orang-Orang Arab Nasrani yang Memilih Perang

Kamis, 18 Januari 2024 - 14:28 WIB
loading...
A A A
Khalid dan pasukan berkudanya tetap mengawasi. Kapal-kapal itu kembali berlayar membawa semua pasukannya ke Khawarnaq. Di tempat ini mereka diturunkan untuk mengadakan persiapan memasuki Hirah.

Khalid di Istana Khawarnaq

Khalid pun menguasai Istana Khawarnaq dan Istana Najaf, keduanya adalah tempat musim panas para pembesar Hirah, sementara pasukannya sudah berkemah di depan tembok kota itu.



Adapun Azadabeh sendiri sudah lari lebih dulu sebelum bertempur. Ia merasa sangat terpukul dengan apa yang telah menimpa anaknya dan dengan kematian Ardasyir.

Larinya Azadabeh itu tidak mengurangi pihak Hirah sendiri untuk mempertahankan keempat benteng kota dan tembok-temboknya dan mengadakan persiapan untuk mempertahankannya sedapat mungkin.

"Tetapi persiapan mereka sedikit pun tak ada artinya," ujar Haekal berkisah.

Istana Khawarnaq dan kota Hirah telah membangkitkan semangat pasukan berkuda Muslimin serta kenangan kepada Nu'man Agung putra Munzir dan Sinimmar dan apa yang telah terjadi dengan pembangunan istana yang menjulang tinggi serta puisi-puisi mengenai itu.

Semua ini menambah kekuatan dan semangat mereka. Betapapun besarnya kekuatan musuh dan segala persiapannya, bagi Jenderal jenius ini, Khalid Saifullah, Khalid Saiful Islam ternyata tak ada artinya.

Dengan kepiawaian dan keperkasaannya semua itu dapat diterobosnya. Tetapi pihak Hirah tetap tak mau menyerah. Khalid menugaskan para perwiranya menghubungi mereka supaya menyerah. Kalau mereka setuju, terimalah, sebaliknya kalau mereka tetap menolak berilah waktu satu hari kemudian barulah perangi mereka.



Para perwira Muslimin itu mengajak penguasa-penguasa Hirah untuk menerima satu dari tiga pilihan ini: Islam, jizyah atau pengumuman perang. Tetapi penguasa-penguasa itu memilih perang.

Sekarang tak ada jalan lain maka menyerbulah tentara itu ke istana-istana mereka dengan akibat menelan banyak korban. Pastor-pastor dan rahib-rahib yang banyak terdapat dalam biara-biara di Hirah, begitu melihat pembantaian menimpa mereka dan yang lain, mereka berseru:

"Hai penghuni istana, tak ada orang yang membunuhi kami selain kamu!"

Melihat perlawanan itu tampaknya sia-sia para penghuni istana itu berseru:

"Hai orang-orang Arab! Satu dari yang tiga itu kami setujui. Hentikan serangan kalian sambil menunggu sampai Khalid tiba ke tempat kami."



Khalid menemui penghuni istana itu satu persatu, lalu katanya kepada mereka: "Ya, adakah kamu orang-orang Arab? Mengapa kamu membenci orang Arab? Ataukah kamu orang-orang asing, mengapa kamu membenci keadilan?"

Mereka menjawab dengan mengatakan: "Ya memang, malah kami Arab 'Aribah dan yang lain Arab Musta'arribah."

"Kalau benar apa yang kamu katakan, mengapa kamu menjauhi kami dan membenci kami?"
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2955 seconds (0.1#10.140)