Ramadan di Gaza, Hamas: Bulan Kemenangan dan Bulan Jihad

Rabu, 13 Maret 2024 - 14:42 WIB
loading...
A A A
Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu, meningkatkan retorika perangnya dengan mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa bulan Ramadhan “harus dihapuskan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga harus dihapuskan.”

Oleh karena itu, diperkirakan bahwa seperti setiap tahunnya, pasukan pendudukan akan berusaha memprovokasi umat Islam di wilayah pendudukan al-Quds dengan membatasi atau melakukan tindakan keras terhadap jamaah yang ingin menghadiri Masjid Al-Aqsa. Hal itu sudah kita lihat pada malam pertama bulan suci tahun ini.

Ironisnya, perang Gaza sendiri dipicu oleh tindakan agresi rezim Israel yang terus berlanjut terhadap Masjid Al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam.

Memang benar, Operasi Badai Al-Aqsa yang dilancarkan pada 7 Oktober merupakan respons terhadap provokasi di al-Quds.

Beberapa minggu setelah perang, seorang pejabat tinggi Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa tujuan operasi tersebut adalah “untuk mencegah Masjid Al-Aqsa menjadi sasaran, meremehkan atau menghina ritual keagamaan Muslim, menyerang perempuan kami, dan berupaya untuk melakukan Yahudisasi terhadap Al-Aqsha.”

Masjid Aqsa dan menormalisasi pendudukan Israel di atasnya, atau membaginya secara temporal dan spasial.”

Oleh karena itu, berlanjutnya permusuhan selama bulan Ramadan kemungkinan akan memicu perlawanan yang lebih kuat.



Ariel Kahana, komentator diplomatik senior Israel Hayom, mengakui bahwa meskipun Israel “memahami bahwa Ramadan tahun ini sangat eksplosif, tampaknya langkah persiapan yang nyata masih kurang.”

Ansarallah

Sementara itu, kelompok Poros Perlawanan juga siap meningkatkan operasinya di bulan Ramadan, yang terlihat pada hari Senin, hari pertama bulan suci Ramadan.

Militer Yaman, yang dipimpin oleh gerakan perlawanan Ansarallah, menargetkan kapal milik Amerika lainnya di Laut Merah. Perlawanan Islam di Irak menggempur Bandara Ben Gurion di wilayah pendudukan. Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke sasaran Israel pada Selasa pagi.

Oleh karena itu, persiapan untuk melakukan operasi perlawanan yang lebih intens terhadap entitas pendudukan pada bulan Ramadhan ini, dapat menjadi paku terakhir dalam peti mati mereka.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2261 seconds (0.1#10.140)