Peringatan Tragedi Christchurch: Islamofobia, Budaya yang Telah Tercipta di Australia

Jum'at, 15 Maret 2024 - 14:16 WIB
loading...
A A A


Faruqi mengatakan komunitas Muslim menginginkan “tindakan nyata untuk mengatasi kebencian rasis” bukan “perayaan budaya simbolik” yang digunakan politisi untuk berfoto.

Meskipun Faruqi telah berupaya agar Parlemen Federal Australia mengingat dan menanggapi pembunuhan di Christchurch, lima tahun kemudian, dia tidak yakin ada “pelajaran yang telah dipetik”.

Senat Australia melakukan penyelidikan terhadap gerakan ekstremis dan radikalisme di Australia, tanpa fokus khusus pada ekstremisme sayap kanan, namun penyelidikan tersebut berakhir pada April 2022 tanpa menerbitkan laporan akhirnya.



Pengajuan dari Organisasi Intelijen Keamanan Australia untuk penyelidikan tersebut mencatat bahwa “ancaman dari kelompok sayap kanan ekstrim telah meningkat”.

Namun, kejadian baru-baru ini menunjukkan bahwa otoritas penegak hukum Australia masih dipengaruhi oleh bias yang sudah ada sebelumnya, kata Markwell, penasihat hukumnya.

Misalnya, seorang hakim di Pengadilan Anak-anak Victoria baru-baru ini menemukan bahwa Polisi Federal Australia “memulai diskusi tentang serangan [Selandia Baru]” dengan seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, setelah orang tua anak tersebut membawanya ke polisi untuk mencari bantuan dalam mengatasi masalah fiksasinya pada kelompok garis keras ISIL (ISIS).

Markwell mengatakan dia akrab dengan “beberapa kasus seperti ini, mengenai remaja yang dirawat dan khususnya, remaja dengan autisme”.

Markwell juga mencatat bahwa polisi dapat dengan cepat mengatakan bahwa insiden yang mereka selidiki terkait dengan keyakinan agama seseorang, padahal orang tersebut adalah Muslim, sebuah pesan yang dengan cepat ditangkap dan diperkuat oleh media, bahkan jika interpretasi polisi tidak akurat atau tidak berdasar.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4315 seconds (0.1#10.140)