4 Hadis Palsu yang Banyak Beredar Seputar Ramadan

Jum'at, 29 Maret 2024 - 20:04 WIB
loading...
A A A


Yang benar adalah boleh mengatakan ‘Ramadan’ saja, sebagaimana pendapat jumhur ulama karena banyak hadis yang menyebutkan ‘Ramadan’ tanpa ‘Syahru (bulan)’.

Keempat, hadis yang menurut Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (2/6) diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Az Zuhd. Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Takhrijul Kasyaf (4/114) juga mengatakan hadis ini diriwayatkan oleh An Nasa’i dalam Al Kuna.

رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر . قالوا : وما الجهاد الأكبر ؟ قال : جهاد القلب

Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar.” Para sahabat bertanya: “Apakah jihad yang besar itu?” Beliau bersabda: “Jihadnya hati melawan hawa nafsu.”

Hadis ini adalah hadis palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam di Majmu Fatawa (11/197), juga oleh Al Mulla Ali Al Qari dalam Al Asrar Al Marfu’ah (211). Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (2460) mengatakan hadis ini Munkar.

Hadis ini sering dibawakan para khatib dan dikaitkan dengan Ramadan, yaitu untuk mengatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadan lebih utama dari jihad berperang di jalan Allah.



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Hadis ini tidak ada asalnya. Tidak ada seorang pun ulama hadis yang berangapan seperti ini, baik dari perkataan maupun perbuatan Nabi.

Selain itu jihad melawan orang kafir adalah amal yang paling mulia. Bahkan jihad yang tidak wajib pun merupakan amalan sunnah yang paling dianjurkan.” (Majmu’ Fatawa, 11/197).

Artinya, makna dari hadis palsu ini pun tidak benar karena jihad berperang di jalan Allah adalah amalan yang paling mulia. Selain itu, orang yang terjun berperang di jalan Allah tentunya telah berhasil mengalahkan hawa nafsunya untuk meninggalkan dunia dan orang-orang yang ia sayangi.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2734 seconds (0.1#10.140)