Penyesalan Jaron van Klaveren Menjual Kebohongan tentang Islam
loading...
A
A
A
Jaron van Klaveren, bekas juru bicara Partai Kebebasan (PVV) berupaya membongkar kebohongan yang ia jual tentang agama Islam . PVV adalah partai sayap kanan yang dikomandoi pembenci Islam, Geert Wilders.
Jaron van Klaveren sendiri termasuk yang getol mengusung pelarangan Islam di Belanda . Ia misalnya, telah memohon pelarangan burka, pelarangan menara masjid dan de-Islamisasi di Belanda.
Van Klaveren secara dramatis masuk Islam pada tahun 2018. Kini ia menjabat sebagai anggota dewan Islam Experience Center di Rotterdam.
Dalam transformasi pribadi dan politik yang luar biasa, mantan anggota senior PVV ini mengatakan bahwa retorika anti-Muslim partai itulah yang mendorongnya untuk mendalami agama Islam.
“Hal-hal yang saya bantu kembangkan masih ada, mereka masih menggunakan alat yang saya berikan,” katanya tentang retorika anti-Muslim di PVV sebagaimana dikutip Press TV. “Saya benar-benar mendengar mereka mengatakan hal-hal yang saya buat.”
“Saya berada dalam politik anti-Islam selama 12 tahun, jadi saya harus melawan narasi ini setidaknya selama 12 tahun untuk menyamakan kedudukan,” kata Van Klaveren.
Ditanya apakah ia merasa bersalah atau menyesal atas tindakannya selama bersama PVV, Van Klaveren mengatakan, “Tentu saja saya merasa malu karena apa yang saya katakan. Saya punya rencana, tapi Allah adalah perencana terbaik dan hidup saya mengambil arah lain.”
Van Klaveren sedang mengerjakan sebuah buku anti-Islam sebelum dia masuk Islam. Saat meneliti buku yang seharusnya menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh umat Islam, ia akhirnya menulis Apostate: From Christianity to Islam in Times of Secular Terror – sebuah buku tentang perpindahannya ke Islam.
Van Klaveren bukanlah mantan anggota partai pertama yang masuk Islam. Pada tahun 2013, Arnoud van Doorn memilih keluar dari partai setelah masuk Islam. Van Klaveren telah menarik kembali pernyataannya tentang Islam, dengan mengatakan bahwa pandangannya “salah.”
Van Klaveren memperkirakan bahwa hanya sekitar 12 dari 37 kursi yang dimenangkan oleh PVV pada pemilu lalu yang dapat dikaitkan dengan mereka yang sangat menentang Islam. Sisanya, menurut dia, mungkin disebabkan oleh kekecewaan para pemilih terhadap partai-partai arus utama atas kegagalan mereka mengatasi melonjaknya biaya hidup.
Lihat Juga: Ribuan Pasukan Mati Akibat Wabah, Belanda Kesulitan Perangi Pangeran Diponegoro dan Tentaranya
Jaron van Klaveren sendiri termasuk yang getol mengusung pelarangan Islam di Belanda . Ia misalnya, telah memohon pelarangan burka, pelarangan menara masjid dan de-Islamisasi di Belanda.
Van Klaveren secara dramatis masuk Islam pada tahun 2018. Kini ia menjabat sebagai anggota dewan Islam Experience Center di Rotterdam.
Dalam transformasi pribadi dan politik yang luar biasa, mantan anggota senior PVV ini mengatakan bahwa retorika anti-Muslim partai itulah yang mendorongnya untuk mendalami agama Islam.
“Hal-hal yang saya bantu kembangkan masih ada, mereka masih menggunakan alat yang saya berikan,” katanya tentang retorika anti-Muslim di PVV sebagaimana dikutip Press TV. “Saya benar-benar mendengar mereka mengatakan hal-hal yang saya buat.”
“Saya berada dalam politik anti-Islam selama 12 tahun, jadi saya harus melawan narasi ini setidaknya selama 12 tahun untuk menyamakan kedudukan,” kata Van Klaveren.
Ditanya apakah ia merasa bersalah atau menyesal atas tindakannya selama bersama PVV, Van Klaveren mengatakan, “Tentu saja saya merasa malu karena apa yang saya katakan. Saya punya rencana, tapi Allah adalah perencana terbaik dan hidup saya mengambil arah lain.”
Van Klaveren sedang mengerjakan sebuah buku anti-Islam sebelum dia masuk Islam. Saat meneliti buku yang seharusnya menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh umat Islam, ia akhirnya menulis Apostate: From Christianity to Islam in Times of Secular Terror – sebuah buku tentang perpindahannya ke Islam.
Van Klaveren bukanlah mantan anggota partai pertama yang masuk Islam. Pada tahun 2013, Arnoud van Doorn memilih keluar dari partai setelah masuk Islam. Van Klaveren telah menarik kembali pernyataannya tentang Islam, dengan mengatakan bahwa pandangannya “salah.”
Van Klaveren memperkirakan bahwa hanya sekitar 12 dari 37 kursi yang dimenangkan oleh PVV pada pemilu lalu yang dapat dikaitkan dengan mereka yang sangat menentang Islam. Sisanya, menurut dia, mungkin disebabkan oleh kekecewaan para pemilih terhadap partai-partai arus utama atas kegagalan mereka mengatasi melonjaknya biaya hidup.
Lihat Juga: Ribuan Pasukan Mati Akibat Wabah, Belanda Kesulitan Perangi Pangeran Diponegoro dan Tentaranya
(mhy)