Keutamaan Membaca Surat Al Ikhlas dalam Gambaran Hadis Nabi SAW

Jum'at, 03 Mei 2024 - 08:07 WIB
loading...
Keutamaan Membaca Surat...
Keutamaan membaca Surat Al-Ikhlas sangat banyak, bahkan yang paling dahsyat langsung digambarkan dalam hadis Nabi SAW. Foto ilustrasi/ist
A A A
Keutamaan paling dahsyat dari membaca Surat Al-Ikhlas yang pernah disabdakan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam, yakni, disetarakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala seperti halnya membaca sepertiga Al-Qur'an. Bagaimana menjelaskan makna sabda beliau Shallalahu 'Alaihi wa Sallam itu?

Seperti dimahfumi, bahwa umat Rasulullah Shallalahu "Alaihi wa Sallam ditakdirkan berumur lebih pendek daripada umat nabi terdahulu. Sebagai bentuk dan rasa kasih sayang, Allah Subhanahu wa Ta'ala mengganti pendeknya usia di kalangan umat Nabi Shallalahu 'Alaihi wa Sallam dengan beberapa keutamaan amalan. Salah satunya adalah tentang keutamaan membaca Surat Al-Ikhlas tersebut.

Ada beberapa hadis yang menunjukkan Surat Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.

Pertama :
Dari sahabat Abu Sa’idradhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki yang mendengar laki-laki lain membaca surah Al-Ikhlas dengan diulang-ulang. Pada keesokan harinya, ia mendatangi Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallamdan melaporkannya, seakan ia menganggap remeh surah Al-Ikhlas. Maka, Nabishallallahu ‘alaihi wasalambersabda :

“Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur`an.”(HR. Bukhari, Abu Dawud, Nasa’, dan Ahmad)

Kedua :
Dari sahabat Abu Darda’radhiyallahu ‘anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wasallambersabda :

“Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur`an dalam satu malam?“ Maka, para sahabat pun berkata,“Bagaimana caranya kami bisa membaca sepertiga Al-Qur’an?” NabiShallallahu ‘Alaihi wa Sallampun menjawab : “Qulhuwallahu ahad (surah Al-Ikhlas) sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.”(HR. Muslim)

Ketiga :
Di hadis yang lain Nabishallallahu ‘alaihi wasallambersabda : “Berkumpullah, sungguh aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an.”

Lalu, mereka satu per satu berkumpul. Kemudian, Nabishallallahu ‘alaihi wasallamkeluar dan membacaQulhuwallahu ahad(surah Al-Ikhlas), lalu beliau masuk lagi. Sebagian sahabat pun berbisik kepada sahabat lainnya. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallampun bersabda :

“Sungguh aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an. Sungguh aku mendapatkan kabar ini datang dari langit. Kemudian beliau keluar, lalu bersabda, “Sungguh aku berkata, aku akan membacakan kepada kalian sepertiga Al-Qur’an. Ketahuilah, bahwa surah ini sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”(HR. Muslim)

Pandangan ulama tentang makna hadis hadis beragam, seperti yang ditulis Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam kitabMajmu’ Al-Fatawa. Ada pandangan bahwa yang setara dan sebanding itu adalah nilai pahalanya. Pahala membaca Al-Ikhlas sama dengan pahala membaca Al-Qur'an.

Sedang ulama lain berpendapat, yang setara adalah makna ketauhidan dalam Al-Qur'an. Sebab, isi Al-Qur'an ada tiga. Yakni fiqh, kabar berita, dan ketauhidan (termasuk nama dan sifat Allah).

Termasuk Syaikh Islam Ibnu Taimiyyahrahimahullah berkata : bahwa maksud hadis ialah bahwa Al Qur‘an diturunkan menjadi tiga bagian. Sepertiga bagian adalah hukum-hukum, sepertiga berisi janji dan ancaman, dan sepertiga bagiannya terdiri nama dan sifat Allah; dan surat ini mengumpulkan antara nama dan sifat sifat (Allah).

Sementara Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata, karena surat Al-Ikhlas murni membahas masalah tauhid, bercerita tentang siapakah Allah, maka kandungan makna surat ini setara dengan sepertiga bagian dari Al Qur‘an.

Dari perbedaan di atas dapat kita pahami, membaca surah Al-Ikhlas memiliki pahala layaknya membaca sepertiga Al-Qur’an, namun bukan berarti mencukupi dari membaca sepertiga Al-Qur’an secara hakiki. Oleh karena itu, jika semisal ada seseorang yang bernazar untuk membaca sepertiga Al-Qur’an, maka membaca Al-Ikhlas tidak mencukupi dan belum menggugurkan kewajiban nazarnya tersebut karena Al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an dalam hal pahala dan balasan, bukan dalam hal pencukupan dan pelepasan diri dari kewajiban nazar membaca sepertiga Al-Qur’an.

Begitu pula bagi siapa yang membaca Al-Ikhlas tiga kali di dalam salatnya, maka itu belum menggugurkan kewajiban Al-Fatihah dari dirinya, meskipun ia akan diberikan pahala sebagaimana ia membaca Al-Qur’an sempurna 30 juz (yang mana termasuk juga Al-Fatihah di dalamnya).

Sama halnya dengan salat di Masjidil Haram. Seseorang yang melaksanakan salat sekali di dalamnya, maka ia akan mendapatkan pahala 100 ribu kali lipat pahala salat di masjid selainnya. Tidak ada yang memahami dan mengatakan, bahwa keutamaan ini menjadikan seseorang tidak perlu salat selama berpuluh-puluh tahun hanya karena ia telah melaksanakan satu salat di Masjidil Haram yang pahalanya setara seratus ribu salat.

Tidak ada satu pun ulama yang menyatakan bahwa kita tidak butuh membaca keseluruhan Al-Qur’an, dan tidak seorang pun dari mereka yang menyatakan bahwa surah Al-Ikhlas ini mencukupi dari keseluruhan Al-Qur’an.

Surat Al-Ikhlas

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ


Qul huwallāhu aḥad(un).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2201 seconds (0.1#10.140)