Tata Cara Manasik Haji beserta Urutan, Pelaksanaan dan Bacaan

Rabu, 08 Mei 2024 - 07:45 WIB
loading...
Tata Cara Manasik Haji beserta Urutan, Pelaksanaan dan Bacaan
Memahami dengan baik prosesi, urutan, serta bacaan yang sesuai dengan syariat adalah kunci bagi keberhasilan ibadah haji. Foto ilustrasi/ist
A A A
Tata cara manasik haji merupakan pedoman penting bagi umat Muslim yang hendak menunaikan ibadah haji, salah satu rukun Islam kelima. Memahami dengan baik prosesi, urutan, serta bacaan yang sesuai dengan syariat adalah kunci bagi keberhasilan ibadah tersebut.

Ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat fisik dan finansial. Hal ini merupakan kunjungan ke Baitullah (Ka'bah) untuk melaksanakan serangkaian amalan ibadah. Prosedur haji meliputi penggunaan pakaian ihram, niat ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, melempar jumrah, thawaf di Ka'bah, sa'i, dan tahallul.

Hukum dan Pelaksanaan Ibadah Haji

Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur hidup bagi mereka yang mampu. Bagi yang bernadzar haji, hal tersebut menjadi kewajiban akibat nadzar. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan haji (Dzulhijjah), dengan rentetan aktivitas yang dimulai sejak bulan Syawwal, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.

Tata Cara Lengkap Manasik Haji Beserta Urutan dan Bacaanya:

Tata Cara Manasik Haji: Panduan Lengkap dan Bacaan Doa

Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu kewajiban yang sangat mulia bagi umat Islam. Agar perjalanan haji Anda berjalan lancar dan penuh berkah, penting untuk memahami tata cara manasik haji beserta urutannya serta bacaan-bacaan yang harus dibaca dalam setiap tahapannya.

1. Memakai Pakaian Ihram

Sebelum memulai ibadah haji, laki-laki harus mengenakan pakaian ihram. Pakaian ini terdiri dari dua lembar kain lebar yang digunakan untuk menutupi pundak dan bagian bawah panggul seperti sarung. Penting untuk diingat bahwa laki-laki dilarang mengenakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh atau pakian dalam.

2. Niat Ihram Haji

Sebelum memulai ihram, penting untuk berniat dengan sungguh-sungguh. Niat ini harus diniatkan dalam hati dan dapat dilakukan paling lambat pada tanggal 9 Zulhijjah di miqat yang telah ditentukan. Sebelum berniat, disarankan untuk mandi, berwudu, memakai pakaian ihram, dan memakai wangi-wangian terlebih dahulu.

Berikut bacaan niat ihram:

نَوَيْتُ الْحَجَّ والعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ لِلهِ تَعَالَى


Latin : "Nawaitu al-hajja wal 'umrata wa ahramtu biha lillahi ta'ala."

Artinya: Aku niat melaksanakan haji sekaligus umrah dan berihram karena Allah Swt.

3. Membaca Talbiyah

Selama dalam keadaan ihram, disunnahkan untuk terus memperbarui dan mengulang-ulang talbiyah. Bacaan ini harus diucapkan dalam setiap langkah selama perjalanan ke Baitul Haram, baik saat jalan melandai, menanjak, atau dalam kendaraan. Bacaan talbiyah adalah sebagai berikut:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَاشَرِيْكَ لَكَ


Latin : Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarikalaka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mula la syarika lak..

Artinya: “ Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Sungguh segala puji, nikmat, dan kekuasaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu “.

4. Wukuf di Padang Arafah

Wukuf di Padang Arafah dilakukan dari tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijjah hingga menjelang fajar tanggal 10 Zulhijjah. Saat wukuf, disarankan untuk banyak berzikir kepada Allah dengan membaca takbir, tahmid, istighfar, dan bacaan-bacaan lainnya. Saat-saat ini merupakan inti dan kunci ibadah haji. Saat wukuf, disarankan untuk membaca doa berikut:

” اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَالَّذِي نَقُولُ وَخَيْرًا مِمَّا نَقُولُ ، اللَّهُمَّ لَكَ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَإِلَيْكَ مَآبِي وَلَكَ رَبِّ تُرَاثِي ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَوَسْوَسَةِ الصَّدْرِ وَشَتَاتِ الْأَمْرِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَجِيءُ بِهِ الرِّيحُ


Latin: Allahumma lakal hamdu kalladzi naqulu wa khairom mimma naqulu, allahumma sholati wa nusuki wa mahyaya wa mamati wa ilaika ma-abi wa laka rabbi turatsi, allahumma inni a’uzu bika min ‘azabil qobri wa waswasatis shodri wa syatatil amri, allahumma inni a’uzu bika min syarrima taji-u bihir rihu.

Artinya : "Ya Allah, bagi Mu pujian seperti yang kami ucapkan, dan lebih baik dari apa yang kami ucapkan. Ya Allah, untuk-Mu salatku, ibadah hajiku, untuk-Mu kehidupanku dan kematianku dan kepada-Mu kami akan kembali, untuk-Mu kami tunjukkan ibadahku. Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dari hati yang ragu dan dari tercerai berainya urusan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari yang terburuk yang didatangkan oleh angin."

5. Mabit di Mudzalifah

Setelah melaksanakan wukuf di Padang Arafah, dilanjutkan dengan mabit di Mudzalifah. Saat mabit, disarankan untuk mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah di Mina nantinya. Mabit dilakukan minimal sampai lewat tengah malam atau lebih utama sampai selesai shalat Subuh.

6. Melontar Jumrah Aqabah

Setelah tiba di Mina, jamaah haji melontar jumrah Aqabah dengan tujuh batu kerikil, setiap lemparan disertai dengan bacaan:

بِسمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ


Latin : "Bismillahi Allahu Akbar."

Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.

7. Tahallul Awal (Tahallul Pertama)

Setelah melontar jumrah Aqabah, dilanjutkan dengan tahallul awal dengan cara mencukur atau menggunting rambut setidaknya tiga helai. Tahallul ini berarti dapat menggunakan pakaian biasa dan melakukan semua perbuatan yang dilarang selama ihram, kecuali bersetubuh.

Bacaan doa tahalul:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِكُلِّ شَعْرٍ نْورًا يَوْمَ القِيَامَةِ


Latin : “Allahummaj’al likuli sya’ratin nuuran yaumal qiyaamati

Artinya; Ya Allah, jadikanlah cahaya untuk setiap helai rambut yang aku potong ini pada hari kiamat nanti.

8. Thawaf Ifadhah

Jika akan melakukan thawaf ifadhah pada tanggal 10 Zulhijjah, dapat langsung pergi ke Makkah untuk melakukan tawaf. Bacaan doa thawaf adalah sebagai berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ اللهُ أَكْبَرُ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصَدِّيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءاً بِعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْئَلُكَ الْعَفْوَى وَالْعَافِيَةَ الدَّائِمَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْأَخِرَةَ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةِ مِنَ النَّارِ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)