Reconquista dan Kisah Runtuhnya Kekhalifahan Islam di Eropa
loading...
A
A
A
Kemenangan Castilla merebut Toledo, dan perpecahan Islam di Spanyol, telah menyebar luas di Eropa sehingga menimbulkan semangat bahwa Islam dapat dikalahkan.
Perlu diketahui bahwa mayoritas wilayah Semenanjung Iberia di bawah kekuasaan Islam sejak tahun 711. Pada tahun 1080, Islam mulai terdesak karena kerajaan Kristen telah bersatu, yaitu Leon-Castilla dan Aragon, mulai menaklukkan daerah-daerah kekuasaan Thaifah Sevilla, Badajoz, Granada, Alemria, dan Malaga.
Idris El Hareir dan Ravane M’baye dalam bukunya berjudul "The Different Aspects of Islamic Culture" (Paris: Unesco Publishing, 2011) menyatakan lemahnya Islam di Spanyol membuat thaifah-thaifah tersebut meminta bantuan dari Maghrib yang pada waktu itu muncul sebagai kekuatan baru,
Dinasti Murabithun dengan Muhammad bin Tasyfin sebagai pemimpinnya. Tanpa bantuan Muhammad bin Tasyfin pada Perang Zalaqah tahun 1086, kemungkinan Islam sudah berakhir di Spanyol pada tahun 1090.
Persatuan kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia, bahkan dua kerajaan besar yaitu Leon dan Castilla, bersatu menginspirasi Paus Urbanus dalam membentuk sebuah armada perang dengan menggalang kekuatan dari Prancis, Inggris, Roma, dan Bizantium.
Tanpa persatuan, Islam tidak mungkin dapat dikalahkan. Tidak berhasil mengalahkan Islam mempunyai arti Yerusalem tidak dapat dibebaskan. Jadi semangat Reconquista dan persatuan kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia merupakan semangat yang sangat penting dalam Perang Salib I.
Perlu diketahui bahwa mayoritas wilayah Semenanjung Iberia di bawah kekuasaan Islam sejak tahun 711. Pada tahun 1080, Islam mulai terdesak karena kerajaan Kristen telah bersatu, yaitu Leon-Castilla dan Aragon, mulai menaklukkan daerah-daerah kekuasaan Thaifah Sevilla, Badajoz, Granada, Alemria, dan Malaga.
Idris El Hareir dan Ravane M’baye dalam bukunya berjudul "The Different Aspects of Islamic Culture" (Paris: Unesco Publishing, 2011) menyatakan lemahnya Islam di Spanyol membuat thaifah-thaifah tersebut meminta bantuan dari Maghrib yang pada waktu itu muncul sebagai kekuatan baru,
Dinasti Murabithun dengan Muhammad bin Tasyfin sebagai pemimpinnya. Tanpa bantuan Muhammad bin Tasyfin pada Perang Zalaqah tahun 1086, kemungkinan Islam sudah berakhir di Spanyol pada tahun 1090.
Persatuan kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia, bahkan dua kerajaan besar yaitu Leon dan Castilla, bersatu menginspirasi Paus Urbanus dalam membentuk sebuah armada perang dengan menggalang kekuatan dari Prancis, Inggris, Roma, dan Bizantium.
Tanpa persatuan, Islam tidak mungkin dapat dikalahkan. Tidak berhasil mengalahkan Islam mempunyai arti Yerusalem tidak dapat dibebaskan. Jadi semangat Reconquista dan persatuan kerajaan Kristen di Semenanjung Iberia merupakan semangat yang sangat penting dalam Perang Salib I.
(mhy)